TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

PKS Merapat Ke KIM, Siapa Pendamping Ridwan Kamil?

Laporan: AY
Minggu, 11 Agustus 2024 | 08:04 WIB
Presiden PKS Ahmad Syaikhu (tengah) saat konferensi pers. Foto : Istc
Presiden PKS Ahmad Syaikhu (tengah) saat konferensi pers. Foto : Istc

JAKARTA - Sosok inisial ‘S’ yang disebut bakal menjadi pendamping Ridwan Kamil (RK) di Pilgub Jakarta, terus jadi bahan tebak-tebakan. Ada yang bilang, inisial S itu adalah Suswono, politisi PKS yang pernah menjadi Menteri Pertanian periode 2009-2014 di era Pemerintahan SBY. Nama Suswono mencuat setelah PKS dikabarkan merapat ke Koalisi Indonesia Maju (KIM).

Wacana PKS bakal gabung KIM mencuat usai pertemuan antara Majelis Syuro PKS. Rapat digelar Sabtu (10/8/2024) di Kantor DPP PKS, Jakarta itu khusus membahas perubahan arah koalisi di Pilkada Jakarta.

PKS yang sebelumnya telah deklarasi mendukung Anies Baswedan, merasa tidak menemui titik terang. Karena setelah 40 hari deklarasi atau tepatnya sampai 4 Agustus 2024, Anies tidak berhasil mencari mitra koalisi untuk maju di Pilgub Jakarta. Majelis Syuro akhirnya rapat kembali dan memutuskan untuk membuka komunikasi dengan KIM dan Ketua Umum Partai Gerindra, sekaligus Presiden terpilih, Prabowo Subianto.

“Saya kira pertama, bahwa pimpinan PKS telah berkomunikasi dengan Bapak Prabowo Subianto sebagai Presiden Republik Indonesia terpilih pada Pilpres 2024,” kata Presiden PKS Ahmad Syaikhu konferensi persnya.

Syaikhu menegaskan, hubungan PKS dengan Prabowo bukanlah sebentar. Kata dia, sudah sejak lama, PKS selalu bersama Prabowo. “Hubungan PKS dengan Pak Prabowo Subianto ini sudah terjalin sejak Pilpres 2019, bahkan di Pilpres sebelumnya tahun 2014,” sambung mantan Wakil Wali Kota Bekasi itu.

Selain itu, Syaikhu bilang, dalam musyawarah Majelis Syuro PKS turut dibahas berbagai situasi. Baik situasi kebangsaan di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), maupun situasi dunia yang memang berkembang cepat. Makanya, jelang HUT RI ke-79 ini, Indonesia perlu mengantisipasi dan berpartisipasi lebih besar lagi di masa-masa yang akan datang. Tujuannya agar tercipta tata dunia baru yang lebih adil dan damai.

“Untuk itu Majelis Syuro PKS mengamanatkan kepada partai untuk terus menjalin komunikasi. Terutama kepada para tokoh-tokoh keumatan,” papar dia.

Di kesempatan sama, Juru Bicara PKS Muhammad Kholid mengaku partainya mulai mengambil ancang-ancang opsi kedua untuk bekerja sama dengan KIM. Opsi kedua itu, yakni meninggalkan Anies dan menjalin komunikasi dengan KIM yang telah mengusung RK sebagai cagubnya.

Dalam opsi kedua ini, PKS tetap mengajukan syarat kepada KIM. Yakni, kader PKS menjadi pendamping RK di Jakarta. Alasannya, PKS merupakan partai peraih suara terbanyak di DPRD Jakarta.

Benarkah Suswono yang diajukan PKS?

Kholid tak membantah saat ditanya soal Suswono menjadi pendamping RK. Namun, pihaknya tak ingin buru-buru mengumumkan nama kader PKS yang bakal diduetkan dengan RK.

“Tanya Pak Airlangga (Ketum Golkar). Pak Airlangga yang bocorin. Tanya aja Pak Airlangga. Nanti PKS ada waktunya untuk menyampaikan,” kata Kholid di DPP PKS, Jakarta Selatan, Sabtu (10/8/2024).

Untuk diketahui, inisial S sebagai pendamping RK di Pilgub Jakarta awalnya diungkap Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Namun, Airlangga hanya menyebutnya dengan inisial S. Inisial S ini, bukan Syaikhu maupun Sohibul Iman.

Namun, sejumlah petinggi partai di KIM sudah membocorkan bahwa inisial S itu mengarah pada Suswono, eks Menteri Pertanian di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Selain pernah di eksekutif, Suswono saat ini menjabat sebagai Ketua Majelis Pertimbang Pusat PKS.

Sekjen PAN Eddy Soeparno mengaku mendengar bila Suswono yang diajukan PKS sebagai pendamping RK. Akan tetapi, KIM belum resmi mengusung Suswono. “Usulannya saya dengar memang beliau (Suswono). Namun, kepastiannya tunggu pengumuman resmi KIM,” tandas Eddy.

Sedangkan Ketua Dewan Pakar PAN Dradjad Wibowo menilai jatah Cawagub Emil memang dari PKS. Asalkan PKS bergabung. “Kalau PKS memang bergabung dan kalau semua sepakat Cawagub dari PKS, ya nanti PKS yang mengusulkan nama,” sebut Drajad.

Partai Demokrat yang tergabung dengan KIM tak menampik bahwa Cawagub pendamping Emil sudah ada. Bahkan, sudah dibicarakan bersama. “Mungkin Suswono, Sohibul Iman, (Jansen) Sitindaon (politisi Demokrat), Si Mujiono (politisi Demokrat), dan sahabat-sahabat lainnya,” ucap Herzaky.

Sementara itu, Anies santai menanggapi isu bahwa PKS akan meninggalkannya. Anies bilang, dirinya belum mendengar pernyataan resmi dari PKS.

“Jadi, kalau kabar-kabar angin banyak sekali, spekulasi banyak sekali, kita ikuti sikap resmi karena itulah sikap yang menjadi rujukan kita semua,” sebut Anies.

Dia bilang, sebaiknya menunggu sikap resmi partai daripada harus berspekulasi terkait dukungan. Sebab, waktu pendaftaran masih beberapa pekan lagi.

“Kita tau bahwa proses pendaftaran itu 27-29 Agustus, masih berapa hari ini 18-20 hari, kita lihat aja perkembangannya,” jelas mantan Rektor Universitas Paramadina itu.

Sedangkan Sekjen NasDem Hermawi Taslim menyatakan partainya menghormati kedaulatan dan independensi setiap partai. Hermawi berharap beda pilihan bukan berarti putus tali silaturahmi. “(Anies juga) belum tentu gagal, daftar aja belum buka, kok dibilang gagal,” cetus Hermawi.

Di sisi lain, Direktur Eksekutif Lingkar Madani Ray Rangkuti menilai wajar jika Anies ditinggal PKS. Sebab, Anies tidak aktif melakukan manuver politik. “Anies Baswedan ini dinilai kurang gesit dalam menjalankan strategi politiknya, yang menyebabkan posisinya dalam peta politik nasional semakin terancam,” pungkas Ray.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo