Dihantam Pandemi Dan Krisis, Alhamdulillah Ekonomi Tetap Tumbuh & Stabil
JAKARTA - Dalam 10 tahun terakhir, perekonomian Indonesia tetap tumbuh dan stabil meski dihantam badai pandemi Covid-19 dan ketidakpastian ekonomi akibat ketegangan geopolitik internasional.
Melansir data pemerintah, ekonomi Indonesia dalam 10 tahun terakhir tumbuh rata-rata 5 persen. Bahkan, Indonesia menjadi salah satu negara yang ekonominya pulih lebih cepat pasca pandemi Covid-19. Di tengah krisis geopolitik global saat ini, ekonomi Indonesia juga masih kinclong.
Pertumbuhan ekonomi juga tidak hanya dirasakan di Pulau Jawa saja, tapi merata sampai ke daerah-daerah di Indonesia Timur. Seperti Papua dan Maluku, yang tumbuh di atas 6 persen. Lalu, Maluku Utara tumbuh hingga 20 persen.
Kesuksesan tersebut tak lepas dari kebijakan Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang fokus pada pembangunan Indonesia-sentris. Yaitu pendekatan pembangunan yang dimulai dari desa, daerah terluar, hingga wilayah pinggiran, melalui pembangunan infrastruktur yang merata.
Pemerintahan Jokowi tercatat telah membangun 366 ribu kilometer (km) jalan desa, 1,9 juta meter jembatan desa, 2.700 km jalan tol baru, 6.000 km jalan nasional, 50 pelabuhan dan bandara baru, serta 43 bendungan dan 1,1 juta hektare jaringan irigasi baru. Hasilnya, biaya logistik nasional berhasil ditekan dari 24 persen menjadi 14 persen pada 2023, dan daya saing Indonesia meningkat dari peringkat 34 men jadi peringkat 27 pada 2024.
Pembangunan ekonomi juga didorong oleh reformasi kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintahan Jokowi. Mulai dari mempermudah proses perizinan menjadi satu pintu, pemberian insentif sampai dengan disahkannya Undang-Undang Cipta Kerja.
Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Pemerintah juga terus menjaga inflasi agar tetap terkendali dalam sasaran. Inflasi Indonesia dapat terkendali di kisaran 2-3 persen saat banyak negara mengalami kenaikan yang luar biasa.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Kamdani, sangat mengapresiasi kepemimpinan Jokowi. Menurut dia, banyak reformasi-reformasi struktural izin usaha maupun investasi di Indonesia yang dilakukan selama kepemimpinannya.
“Kami melihat keberhasilan Pemerintahan Pak Jokowi adalah pada penciptaan stabilitas makro ekonomi Indonesia. Ini dibuktikan ekonomi Indonesia yang bertahan di tengah pandemi,” ujarnya saat berbincang dengan Redaksi, Jumat (13/9/2024).
Bahkan hingga saat ini, kata dia, ekonomi Indonesia tergolong yang sangat stabil dengan proyeksi pertumbuhan kedua tertinggi di kawasan Asia. Meskipun ada berbagai tantangan eksternal yang terus mengancam.
Shinta juga sangat mengapresiasi kebijakan pembangunan infrastruktur Pemerintah yang memicu pertumbuhan ekonomi lebih merata dan inklusif di seluruh Indonesia. Termasuk dengan peningkatan arus investasi ke luar Jawa.
Menurut dia, kebijakan keterbukaan ekonomi era Jokowi dengan membuka perjanjian perdagangan dengan negara-negara mitra strategis berperan juga dalam meningkatkan perdagangan. “Yang terbaru adalah Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD),” ujarnya.
Shinta berharap, agar semua pimpinan Indonesia selanjutnya dapat memiliki political will sekuat dan sekonsisten Jokowi dalam menciptakan reformasi reformasi struktural ekonomi yang masih dibutuhkan Indonesia untuk mencapai Indonesia Maju 2045.
Hal tersebut juga diamini oleh Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), Yukki Nugrahawan Hanafi. Menurut dia, Pemerintahan Jokowi sangat responsif terhadap berbagai keluhan dunia usaha dan diimplementasikan dalam sebuah kebijakan.
Menurut Yukki, perizinan yang bertele-tele dan birokrasi panjang yang membuat ketidakpastian bagi dunia usaha direspon dengan lahirnya Undang-Undang Cipta Kerja. Selain itu, kebijakan Pemerintah yang mewajibkan penggunaan produk dalam negeri melalui e-katalog sangat menghidupkan bisnis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan industri nasional.
“Banyak kebijakan pak Jokowi yang pro bisnis dan pro dunia usaha yang sangat dapat mendorong produktivitas berbagai sektor usaha,” ujarnya kepada Redaksi, Jumat (13/6/2024).
Menurut Yukki, kebijakan hilirisasi juga menyumbang pada pertumbuhan ekonomi. Hilirisasi berhasil meningkatkan pendapatan devisa negara dan membuka lapangan kerja baru. Peningkatan kua litas Sumber Daya Manusia (SDM) juga ikut meningkatkan ekonomi.
“Karena itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia 5 persen, masih lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi dunia 3,4 persen,” kata Yukki.
Dengan Pemerintah bisa menjaga pertumbuhan ekonomi, lanjut Yukki, jumlah pengangguran pun berkurang. Tercatat jumlah pengangguran turun menjadi 4,8 persen.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi yang baik dapat membawa dampak positif bagi masyarakat, mulai dari peningkatan pendapatan, lapangan kerja, dan kesejahteraan masyarakat.
“Tingkat kemiskinan turun menjadi 9,03 persen di 2024 dan angka kemiskinan ekstrem juga turun menjadi 0,83 persen,” tukasnya.
Tidak hanya dirasakan peng usaha saja, pertumbuhan ekonomi juga dinikmati masyarakat bawah.
Mulyadi, Pemilik Warteg Seder hana di Bekasi, mengamini dampak pertumbuhan ekonomi yang stabil kepada bisnisnya. Dengan ekonomi yang stabil, pendapatan rakyat ikut naik. Alhasil, jumlah pembeli di wartegnya juga meningkat.
“Ditambah, Pemerintah sangat serius mengendalikan harga, sehingga bisnis wartegnya bisa terus bertahan,” ujarnya.
Nadia, seorang pedagang pakaian di Pasar Tanah Abang, Jakarta, mengungkapkan rasa syukurnya atas pertumbuhan ekonomi yang stabil. Dengan ekonomi yang terus tumbuh, pendapatannya ikut meningkat. “Banyak pelanggan yang datang dan belanja lebih banyak. Ini membuat penjualan ikut meningkat dan bisa membantu pegawainya,” ujarnya.
Dalam pembukaan rapat kabinet paripurna terakhir di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, Jumat (13/9/2024), Presiden Jokowi meminta, para menterinya untuk tetap menjaga daya beli masyarakat, inflasi, dan pertumbuhan ekonomi.
Sementara, Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto optimistis, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap terjaga di angka 5 persen hingga akhir tahun. Caranya adalah dengan mendorong belanja kementerian dan lembaga, serta membuat kebijakan yang bisa meningkatkan daya beli masyarakat kelas menengah.
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu