Peralatan BPBD Banyak yang Usang
SERANG – Sejumlah peralatan operasional dan evakuasi milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Serang dinilai sudah tidak memadai lagi untuk digunakan. Padahal, peralatan tersebut sangat dibutuhkan terlebih lagi empat wilayah kecamatan di Kota Serang disebut sebagai daerah berpotensi rawan terjadinya bencana.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Serang, Diat Hermawan, mengatakan sejauh ini peralatan evakuasi yang dimiliki oleh BPBD Kota Serang kondisinya sudah tidak lagi mumpuni. Alasannya karena peralatan yang ada semuanya sudah termakan usia.
“Semua (alat evakuasi) kebencanaan kita sudah punya. Cuma itu saja kendalanya, satu yang udah berumur. Ya tua lah gitu,” katanya pada Rabu (9/10).
Hal itu bisa dilihat dari tahun produksi peralatan tersebut. Diat menyebut dari semua peralatan yang ada, paling muda tercatat berada di kisaran tahun 2012. “Seperti halnya gini, alat evakuasi berupa kendaraan itu kita umur tahun 2012,” imbuhnya.
Kemudian terhadap kondisi tersebut, Diat mengaku, pihaknya sudah pernah mengajukan pengadaan untuk peremajaan alat dengan mengalokasikan anggaran sebesar Rp1,5 miliar di tahun 2024.
Hanya saja, rencana itu tidak kunjung terealisasi karena ada program pemerintah lain yang dinilai jauh lebih prioritas. “Saya kemarin mencoba (mengajukan) itu juga minim. Itu saya mengajukan Rp1,5 miliar, penambahan khusus untuk belanja alat-alat kebencanaan seperti itu,” terangnya.
Walau begitu, Diat mengatakan, pihaknya kini kembali mencoba mengajukan pengadaan alat dengan alokasi anggaran yang sama yakni Rp1,5 miliar di APBD Tahun Anggaran 2025.
Anggaran tersebut nantinya akan digunakan untuk pengadaan alat evakuasi seperti skylift, peralatan diving, dan lain sebagainya. “Masih sama, sebab kemarin belum masuk ya. Mungkin ada kebutuhan lain, Pemda ada kepentingan yang lebih diprioritaskan,” ujarnya.
Sementara itu di sisi lain, empat kecamatan di Kota Serang disebut sebagai daerah berpotensi rawan terjadinya bencana. Terlebih lagi memasuki musim penghujan seperti saat ini. Empat kecamatan yang dimaksud yakni, Kecamatan Kasemen, Cipocok Jaya, Serang, dan Kecamatan Walantaka.
Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Serang, Topan Wiguna, mengatakan umumnya banjir menjadi potensi bencana yang paling sering terjadi.
Terlebih lagi saat ini, katanya, di Kota Serang sudah mulai memasuki musim penghujan.
“Karena memang BMKG telah memberikan pernyataan bahwa saat ini Kota Serang sudah masuk musim penghujan,” katanya.
Untuk potensi bencana banjir, Topan menyebut, Kecamatan Serang menjadi wilayah dengan kategori kerawanan paling tinggi. Sementara untuk tiga wilayah kecamatan lainnya disebut masuk dalam kategori rawan sedang.
“Kecamatan Serang menjadi daerah yang rawan tinggi (banjir) terutama di daerah Pasar Rau, Cinanggung, Domba, Kota Baru, dan daerah Perumahan Ranau Estate menuju arah Widi Asri,” ucapnya.
Sebagai bentuk langkah mitigasinya, Topan, mengatakan BPBD terus memberikan himbauan serta sosialisasi kepada masyarakat mengenai potensi bencana tersebut.
“Kami telah memberikan himbauan melalui grup-grup WhatsApp, kemudian sosialisasi tentang pencegahan banjir dan upaya penanganan banjir kepada warga secara door to door,” terangnya.
Di samping itu dia juga menyampaikan kepada masyarakat untuk tidak lagi membuang sampah sembarangan, apalagi ke sungai. Karena hal itu merupakan salah satu penyebab terjadinya banjir di Kota Serang.
TangselCity | 13 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 17 jam yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu