TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

JK Kembali Galak Ke Nadiem

Oleh: Farhan
Jumat, 11 Oktober 2024 | 11:05 WIB
Mantan Wapres Jusuf Kalla. Foto : Ist
Mantan Wapres Jusuf Kalla. Foto : Ist

JAKARTA - Wakil Presiden ke-10 dan 12, Jusuf Kalla (JK) kembali galak ke Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim. Kali ini, JK mengkritik Program Merdeka Belajar yang digaungkan Nadiem selama memimpin Kemendikbudristek.

Kritikan itu muncul saat JK memberikan sambutan dalam acara Peluncuran Buku “Menegakkan Amanat Konstitusi Pendidikan” karangan politikus Demokrat, Dede M Yusuf, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (10/10/2024).

Di tengah momentum penggodokan menteri, JK berpesan kepada Presiden terpilih, Prabowo Subianto agar mencari orang yang tepat untuk mengisi pos Kemendikbudristek. Mengingat, kementerian ini, salah satu yang terpenting.

Ia menegaskan, Mendikbudristek harus dijabat oleh orang yang benar-benar paham persoalan. Yang mengerti pendidikan dengan baik untuk memajukannya.

“Karena untuk memajukan pendidikan, seseorang harus memahami konteksnya,” pinta JK.

Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini lalu mengkritik Program Merdeka Belajar yang diinisiasi Nadiem. Menurutnya, program ini tidak dapat diterapkan di seluruh Indonesia, alias hanya bisa diaplikasikan di kalangan terbatas.

“Kurikulum Merdeka hanya bisa dilaksanakan di satu sekolah atau dua sekolah,” kritik JK.

Ia juga mengkritik penghapusan sistem ranking oleh Nadiem. Imbasnya, tak ada daya juang para siswa untuk bersaing lebih baik. Pengalaman ini terjadi di keluarganya.

“Dulu, cucu saya begitu dapat ranking 2 dan 3 langsung datang lapor. ‘Pak, saya nomor 2, saya nomor 3’. Kalau dapat nomor 25, dia hanya diam saja,” ungkap JK.

Menurutnya, sistem ranking masih sangat relevan untuk diterapkan dalam pendidikan di Indonesia. Apalagi, dunia saat ini sangat kompetitif.

“Pendidikan harus menerapkan reward and punishment. Jika hanya memberikan reward, tidak akan pernah ada disiplin. Semua hanya naik kelas,” urainya.

Tidak kali ini saja JK mengkritik Nadiem. Sebelumnya, JK sempat membongkar “borok” Nadiem. JK sampai membandingkan pendiri GoJek itu, dengan sejumlah menteri pendidikan terdahulunya.

“Mas Nadiem, yang tidak punya pengalaman guru, bidang pendidikan, tidak pernah datang ke daerah, jarang ke kantor,” beber JK dalam acara “Menggugat Kebijakan Anggaran Pendidikan” yang disiarkan kanal YouTube TV Parlemen, Sabtu (7/9/2024).

Bagaimana tanggapan Nadiem? Nadiem belum menanggapi kritikan JK.

Namun, saat melakukan rapat kerja dengan Komisi X DPR, Rabu (11/9/2024), dirinya menyebut, sudah ada 26 episode Merdeka Belajar. Ia mengklaim, kebijakan tersebut sangat signifikan, dan belum pernah terjadi dalam sejarah pendidikan di Indonesia.

“Kebijakan itu dengan semua ketidaksempurnaannya, tapi tetap saja dampaknya sangat siginifikan,” ujarnya.

Namun, usai rapat berakhir dan ditanya wartawan mengenai kritikan JK, Nadiem diam seribu bahasa, dan bergegas menuju mobilnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo