Nasdem Tetap Dukung Pemerintah, Tapi Tak Masuk Kabinet
JAKARTA - Di saat parpol koalisi Prabowo-Gibran berlomba-lomba meminta jatah menteri, NasDem justru nggak mau kadernya masuk kabinet. Meski begitu, partai besutan Surya Paloh ini tetap menyatakan dukungannya kepada Pemerintahan Prabowo. Sikap NasDem memang agak laen...
Keputusan NasDem berada di luar kabinet diambil setelah Ketua Umumnya, Surya Paloh, menemui Presiden terpilih sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto pada pertengahan Agustus 2024.
Wakil Ketua Umum Partai NasDem, Saan Mustopa mengatakan, meski partainya tidak masuk kabinet Pemerintahan Prabowo-Gibran, seluruh kadernya yang ada di DPR akan tetap mendukung kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah.
“Kami tetap dalam barisan pemerintahan Pak Prabowo, Pak Gibran. Jadi kita men-support dan mendukung sepenuhnya apa yang menjadi keputusan kebijakan dan program pemerintahan Pak Prabowo,” kata Saan di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (14/10/2024).
Saan menambahkan, keputusan NasDem bukan disebabkan penawaran kadernya ditolak Prabowo atau posisi yang diberikan kurang strategis. Namun, semua hanya soal etika dan kepantasan terkait jalan politik NasDem yang berseberangan pada Pilpres 2024.
Dia menjelaskan, posisi NasDem yang berada di luar Koalisi Indonesia Maju (KIM) membuat partainya mawas diri untuk masuk ke kabinet. Oleh karena itu, kata dia, NasDem lebih mendorong para partai pengusung Prabowo-Gibran diutamakan untuk masuk ke dalam kabinet.
Jadi kita memberikan kesempatan terlebih dahulu lah ya kepada seluruh partai pendukung untuk mengisi pos-pos yang ada di kabinet,” ujarnya.
Di sisi lain, Saan menjelaskan, NasDem tetap mendukung penuh pemerintahan Prabowo-Gibran ke depan meski tidak masuk ke dalam kabinet.
“Jadi sebelum yang lain memberi dukungan, kami sejak awal sudah memberikan dukungan kepada Pak Prabowo,” tambahnya.
Ketua Fraksi Partai NasDem DPR, Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan, sikap partainya yang mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran tak perlu diragukan. Dia memastikan, partainya akan berkontribusi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran mendatang melalui puluhan kadernya yang duduk di parlemen.
“Sehingga pikiran-pikiran visi-misi presiden Prabowo Subianto akan dapat dibantu lewat pikiran-pikiran 69 orang ini secara fisik akan bergabung di DPR,” kata Viktor di Jakarta, Senin (14/10/2024).
Dia menyebut, 69 anggota DPR dari Fraksi Partai NasDem tersebut akan memberikan dukungan secara fisik, pikiran, hingga tenaga, bagi pemerintahan Prabowo-Gibran mendatang. Meskipun tidak ada satupun kader yang duduk di kursi menteri.
“Karena itu tidak ada lagi dipertentangkan apakah secara fisik ada di pemerintahan atau tidak, secara jelas bahwa 69 orang anggota DPR ini bergabung dalam pemerintahan Presiden Prabowo Subianto,” pungkasnya.
Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad menjelaskan, sejak awal NasDem memang tidak berniat menempatkan para kadernya untuk menjadi menteri di kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran.
“Bukan tidak mendapat kursi di kabinet,” ujar Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (14/10/2024)
Wakil Ketua DPR ini menjelaskan, keputusan NasDem sudah bulat sejak pertemuan Surya Paloh dengan Prabowo. Pertemuan itu berlangsung tak lama setelah NasDem gagal membawa Anies Baswedan menang dalam Pilpres 2024.
Dalam pertemuan itu, Dasco mengaku, Prabowo tetap meminta NasDem mengajukan kader terbaiknya untuk mengisi kursi di kabinet pemerintahannya. Namun, NasDem tetap pada pendiriannya untuk tak memberikan nama.
“Tadinya Pak Prabowo tetap meminta, tetapi karena NasDem menyampaikan tetap akan mendukung penuh pemerintahan walaupun tidak ada kader yang di kabinet,” kata Dasco di Senayan, Jakarta, Senin (14/10/2024).
Ditemui terpisah, Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani mengatakan, Partai NasDem tetap menjadi bagian dari koalisi pemerintahan Prabowo meskipun memutuskan tidak mengambil bagian di kabinet.
Ketua MPR ini menekankan, tidak masuk atau tidak ambil bagian dari susunan kabinet bukan berarti NasDem menjadi oposisi.
“NasDem mengatakan bagian dari koalisi,” kata Muzani di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (14/10/2024).
Direktur Trias Politika Strategis, Agung Baskoro menilai, sikap NasDem agak laen. Sebab, di saat partai politik pendukung Prabowo-Gibran berlomba-lomba meminta jatah menteri, NasDem justru nggak mau kadernya masuk kabinet.
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu