Pemerintah Sedang Cari Cara Selamatkan Kelas Menengah
JAKARTA - Untuk pertama kali, Presiden Prabowo Subianto menggelar rapat dengan Dewan Ekonomi Nasional (DEN) dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (5/11/2024). Dalam rapat tersebut, lembaga yang dipimpin Luhut Binsar Pandjaitan itu, membahas soal ekonomi. Salah satunya, fokus pemerintah selamatkan ekonomi kelas menengah.
Rapat ini digelar beberapa jam usai Prabowo melantik jajaran pengurus DEN, di Istana Negara. Mereka yang dilantik adalah Marie Elka Pangestu sebagai Wakil Ketua DEN dan jajara anggota yang terdiri dari M Chatib Basri, Haryanto Adikoesoemo, Heriyanto Irawan, Arief Anshory Yusuf, serta Sekretaris Eksekutif Septian Hario Seto, dan Direktur Eksekutif Firman Hidayat.
Rapat membahas upaya pemerintah mengamankan pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2024. Karena menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi kuartal III-2024 sebesar 4,95 persen year on year (YoY). Pertumbuhan ini melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai 5,05 persen YoY.
Usai rapat, Mari Elka menjelaskan apa saja yang dibahas dalam rapat bersama Presiden. Kata dia, berdasarkan hasil analisa DEN, salah satu sebab turunnya pertumbuhan ekonomi kuartal III-2024 karena menurunnya daya beli kelas menengah.
“Jadi menjaga daya beli itu salah satu rekomendasi yang kita sampaikan,” ujar Mari Elka, di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (5/11).
Menteri Perdagangan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini mengatakan, DEN juga merekomendasikan agar mengoptimalkan belanja pemerintah karena itu juga akan menstimulasi pertumbuhan ekonomi. DEN juga membahas soal program jangka pendek dan menengah yang harus dilakukan pemerintah.
Bagaimana meningkatkan, memperbaiki iklim investasi, karena untuk tumbuh lebih tinggi, kita memerlukan investasi,” jelas Mari Elka.
Terkait dengan kebijakan yang langsung menyentuh rakyat, DEN akan mencari program stimulus. Misalnya, Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang selama ini sudah dilakukan.
Lagipula, harga pangan relatif masih tinggi. Mari Elka khawatir inflasi terkerek jika harga minyak dunia meningkat. Mengingat, kondisi saat ini sedang terjadi pelemahan daya beli.
Jadi, baik di tingkat menengah, terutama, kalau di tingkat bawah kan sudah ada Bansos, ada BLT. Ini bagaimana mengatasi yang di kelas menengah ini. Itu nanti mungkin sedang dibahas lah kira-kira programnya seperti apa,” tuturnya.
Di tempat yang sama, Airlangga Hartarto mengakui, telah terjadi penurunan daya beli di level kelas menengah. “Ada usulan-usulan terkait program ke depan, yang jadi perhatian adalah kelas menengah. Ada penurunan daya beli di kelas menengah dan ini bisa menjadi pengungkit ke depan,” tuturnya.
Sayang, Airlangga tidak merinci apa saja yang diusulkannya ke Presiden. Ia mengaku masih menggodok langkah kebijakan untuk mengatasi hal ini.
Selain daya beli, mereka juga membahas kebijakan subsidi energi menjadi lebih tepat sasaran. Airlangga hanya menyebut, subsidi akan diberikan dalam bentuk bantuan langsung kepada masyarakat yang membutuhkan.
“Kami memperdalam itu dan menghitung langkah kompensasi apa yang mau dilakukan. Usulannya diharapkan bisa dalam bentuk langsung ke masyarakat. Itu pun pemerintah sedang melakukan kajian,” urainya.
Sementara itu, Luhut melalui akun Instagramnya, mengatakan, sebelum pelantikan jajaran DEN, dirinya sudah berdiskusi, guna merumuskan saran dan rekomendasi strategis. Khususnya terhadap penyelarasan kebijakan dan program prioritas di bidang ekonomi sebagai quick wins untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen.
Luhut juga memastikan, DEN akan memantau, mengevaluasi, dan mengatasi hambatan dalam program prioritas nasional. Sehingga keberadaan DEN tidak sekadar formalitas.
“Saya ingin DEN, meskipun ramping organisasinya, tetapi punya kredibilitas yang nyata. Bukan sekadar dibentuk saja, tetapi mampu menghasilkan sesuatu yang solutif bagi arah kebijakan perekonomian bangsa,” tegas Luhut.
Untuk diketahui, pertumbuhan ekonomi Indonesia melandai pada kuartal III 2024. Angka 4,95 persen ini tak lepas dari menurunnya konsumsi rumah tangga Indonesia. Padahal, sektor ini yang menjadi mesin utama penggerak ekonomi.
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu