Warga Antre Di SPBU Vivo Karena Harga Lebih Murah
JAKARTA - Pemerintah memutuskan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada Sabtu (3/10) pukul 14.30 WIB. Salah satunya jenis Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10 ribu per liter. Hal ini membuat masyarakat beralih mengisi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Vivo.
Harga Pertalite yang dipatok di SPBU milik Pertamina lebih tinggi dibanding dari harga Revvo 89 yang merupakan produk Vivo dengan harga Rp8.900 per liter.
Akun @AboutTNG mengunggah dua foto antrean pemotor sedang mengisi BBM di SPBU Vivo setelah Pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi.
Pertama, puluhan pemotor sedang mengisi BBM di SPBU Vivo. Di dalamnya ada keterangan efek Pertalite Pertamina naik jadi pindah ke Vivo.
Dilengkapi dengan keterangan per 14.30 WIB SPBU Vivo mulai antre.
Akun @AboutTNG menyebut saat ini harga bahan bakar minyak (BBM) termurah jatuh kepada SPBU Vivo. Sejak naiknya Pertalite, Vivo tampak ramai antrian dengan harga Rp 8.900 per liter untuk jenis Revvo 89.
“Karena harga Pertalite dinaikin menjadi Rp 10 ribu per liter, maka SPBU Vivo bakalan diserbu pembeli,” kata @Chepot_Rempong.
Akun @Totok 0912 menyebut ada yang mendapat keuntungan dengan dikuranginya subsidi BBM untuk Pertalite yang sekarang harganya jadi Rp 10 ribu per liter. Yaitu, masyarakat rame-rame beralih ke SPBU Vivo karena harganya cuma Rp 8.900 per liter.
“Lumayan irit Rp 1.100 per liter,” kata dia.
Akun @tbayu1972 mengaku bersyukur karena masih ada SPBU Vivo yang menjual BBM lebih murah dari SPBU Pertamina. Dia bilang, SPBU Vivo sangat membantu masyarakat mengatasi kenaikan Pertalite.
“Karena harga BBM di SPBU Vivo lebih murah, masyarakat meminta Vivo agar membuka SPBU di seluruh daerah,” ujar @JokoHar68.
Akun @Soebandrio heran SPBU Vivo bisa menjual oktan 89 di bawah Rp 8.900 per liter dan sudah untung tanpa subsidi. Sedangkan di Pertamina cuma beda 1 oktan dijual 10 ribu, tapi mengaku masih rugi dan mensubsidi.
“Versi SPBU Vivo itu kualitasnya masih di bawah Pertalite, tapi di atas Premium,” timpal @Rahmansyah.
Akun @Squall mengaku pernah mengisi BBM ron 89 di SPBU Vivo. Hasilnya, kata dia, mesin kendaraan terdengar kasar dan berdampak tarikan kendaraan yang menjadi sedikit lemot.
“Kalau BBM naik, pasti harga harga kebutuhan pokok lainnya ikut naik. Ini yang memberatkan masyarakat,” kata @Dedi_Susilo.
Akun @Victor_M menilai kurangnya persiapan Pemerintah sebelum menaikkan harga BBM. Dia menyesalkan kompensasi kenaikan BBM hanya berupa bansos sebesar Rp 600 ribu.
“Dan itu hanya berlaku empat bulan. Edan,” kritik @Victor_M.
“Jika keuntungan dari kenaikan tarif Pertalite dialokasikan untuk kesejahteraan rakyat, maka masyarakat Indonesia tidak akan protes,” ujar @Karstev.
Sementara, @Wad setuju harga BBM Pertamina dinaikkan untuk mengurangi subsidi. Saat ini, kata dia, subsidi BBM membebani keuangan negara. Kata @Moonfang menekankan, harga BBM bersubdisi jenis Pertalite dan Solar harus naik supaya tidak membebani keuangan negara.
Jelang Kenaikan Harga BBM
“Baguslah ngurangin subsidi karena kondisi keuangan negara sedang berat,” sambung @Bison.
Akun @Ivan_Dangoe14 mengatakan, masyarakat Indonesia mesti bersyukur karena harga BBM Pertamina dijual di bawah harga keekonomian. Kata dia, bandingkan dengan BBM di Belanda, Swiss dan Inggris yang dijual dengan harga pasar.
“Nikmat Allah yang mesti disyukuri,” kata dia.
Akun @Mochamad_Ichsanuddin mengaku sedih setiap ada kenaikan BBM pasti demo dan protes. Padahal sejak dulu BBM selalu naik. “Sama seperti gaji kita yang naik terus nggak pernah turun,” kata dia. (rm.id)
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu