TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Banyak Partai Kepincut Jokowi

Laporan: AY
Sabtu, 14 Desember 2024 | 08:09 WIB
Jokowi saat menerima pendiri Lippo Mochtar Riyadi. Foto : Ist
Jokowi saat menerima pendiri Lippo Mochtar Riyadi. Foto : Ist

SOLO - Pesona Presiden RI ke-7 Jokowi masih jadi primadona bagi banyak partai. Meskipun sudah tidak lagi menjabat sebagai orang nomor satu di republik ini, Jokowi direbutin partai-partai untun jadi kadernya.

Permintaan agar Jokowi bergabung kembali disuarakan Sekjen PAN, Eko Hendro Purnomo. Politisi yang akrab disapa Eko Patrio itu, sangat berharap, Jokowi mau gabung ke PAN. Tawaran itu, kata Eko, juga berlaku bagi keluarga Jokowi.

"Apa salahnya seorang nega­rawan yang punya kemampuan leadership dan sebagainya, harus diberikan karpet biru gitu lho," cetusnya, usai menghadiri sidang promosi doktoral Eddy Soeparno di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Kamis (12/12/2024).

Eko mengaku, sejauh ini komunikasi antara Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dengan Jokowi sangat baik. Bahkan, komunikasi itu sudah terjalin jauh-jauh hari, sebelum Pilpres 2024. "Keduanya berjanji bersama-sama membangun bangsa melalui PAN," ungkap Eko.

Kendati demikian, Eko tidak memaksakan kehendak agar Jokowi berlabuh ke PAN. Kata dia, semua keputusan ada di tangan Jokowi. Namun, sangat-sangat disayangkan, kata Eko, tokoh sekaliber Jokowi tidak berpartai.

"Kami sebagai anak bangsa, sayang sekali sekelas Pak Jokowi tidak memberikan kontribusi besar untuk partai, apa pun bentuknya, partai mana gitu," tutur Eko.

Dalam kesempatan berbeda, Dewan Pakar Partai Golkar, Ridwan Hisjam terang-terangan mengajak Jokowi bergabung ke Golkar. Menurutnya, Golkar merupakan rumah pertama bagi Jokowi dalam karir politiknya.

"Saya kira, tidak ada jalan lain, ke­cuali kembali ke rumah aslinya, yaitu Golkar. Karena Jokowi sejatinya adalah kader Golkar," ujar Ridwan, di Jakarta, Kamis (12/12/2024).

Menurutnya, Jokowi harus ber­partai. Mengingat, mantan wali kota Solo itu, memiliki program besar, yakni menjadikan Indonesia Emas di 2045. Program itu harus terus dikawal siapapun presidennya.

Dan Golkar bisa menjadi alat kekuasaan Jokowi untuk mengawal program besar itu," cetus politisi kelahiran Surabaya 66 tahun silam itu.

Eks anggota DPR 5 periode itu menilai, kondisi politik ke depan akan sa­ngat dinamis. Koalisi Indonesia Maju (KIM), kata dia, tak selamanya akan berjalan bersama. Termasuk hubungan baik yang terjalin antara Jokowi dan Presiden Prabowo Subianto.

Itulah pentingnya bagi Jokowi untuk masuk partai politik. Beliau ini punya agenda besar untuk membawa Indonesia Emas, maka program itu tidak bisa dikawal tanpa adanya kekuasaan. Dan kekuasaan itu hanya bisa direbut melalui partai politik, itu sudah menjadi amanat undang-undang," tegasnya.

Soal posisi Jokowi di Golkar, kata Ridwan, tidak mesti menjadi ketua umum. Jokowi bisa menjabat di posisi terhormat lainnya, seperti Ketua Dewan Pembina Partai Golkar dengan kewenangan yang diperbesar.

"Apakah AD/ART bisa diubah, tentu saja bisa. Karena yang tidak bisa di­ubah adalah kitab suci," tegas Ridwan.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto juga membuka diri jika Jokowi ingin bergabung dengan partainya. Namun, keputusan ada di tangan Jokowi. "Kami nggak bisa maksa beliau masuk," kata Prabowo, di Kertanegara, Jakarta Selatan, Jumat (6/11/2024) malam.

Jokowi sempat mengakui jika semua partai politik terbuka untuk dirinya. "Ya semua partai kan ter­buka," ungkapnya, di kediamannya di Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, Senin (9/12/2024).

Jokowi sendiri memastikan saat ini belum memiliki pertimbangan atau rencana untuk bergabung dengan partai politik lain. "Belum, belum. Jadi ya masih partai perorangan," cetus Jokowi, sembari tersenyum.

Direktur Eksekutif Indonesia Politi­cal Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah menilai, Jokowi masih menjadi prima­dona. Namun, bisa saja ketertarikan partai bagai dua mata pisau saat ini.

"Tertarik karena pengaruh Jokowi masih kuat. Atau karena elite partai takut dengan Jokowi. Itu yang perlu dianalisa," kata Dedi.

Dari sisi peluang, Golkar lebih terbuka dibanding lainnya. Apalagi, Golkar merupakan partai kelas atas dengan dominasi terbesar kedua kursi di parlemen.

Komentar:
Dishun
Pond aren
Eka
ePaper Edisi 13 Desember 2024
Berita Populer
01
UMP Banten 2025 Naik Menjadi Rp2.905.199.90

Pos Banten | 1 hari yang lalu

02
Liga Voli Putri Korsel

Olahraga | 1 hari yang lalu

03
Ruhama-Shinta Gugat KPU Tangsel Ke MK

TangselCity | 2 hari yang lalu

04
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo