TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Tahun 2025, Bye-bye Impor Gula Dan Garam

Oleh: Farhan
Editor: admin
Jumat, 20 Desember 2024 | 10:26 WIB
Ilustrasi. Foto :Ist
Ilustrasi. Foto :Ist

JAKARTA - Pemerintah menegaskan komitmennya mempercepat swasembada pangan. Hal ini dilakukan sebagai langkah strategis untuk memenuhi kebutuhan pangan domestik secara mandiri.

Kepala Badan Pangan Na­sional (Bapanas) Arief Prase­tyo Adi optimistis, pada tahun 2025 Indonesia tidak akan lagi bergantung pada impor pangan. Kecuali untuk beras khusus seperti basmati.

“Tidak ada impor gula kon­sumsi. Kita juga tidak impor garam,” tegas Arief di Jakarta, Kamis (19/12/2024)

 

Arief mengakui, Presiden Prabowo Subianto meminta produksi dalam negeri diting­katkan semaksimal mungkin. Langkah ini penting untuk mem­perkuat kemandirian bangsa, sekaligus mengimplementasikan visi Presiden seperti yang tertuang dalam Asta Cita.

 

Arief menambahkan, sejumlah komoditas seperti daging ayam, bawang merah, telur dan cabe telah memadai untuk memenuhi kebutuhan pangan domestik.

Itu semua sudah cukup. Tidak semua komoditas pangan strategis harus diimpor,” jelasnya.

 

Bapanas juga menugaskan Bulog untuk menyerap hasil produksi dalam negeri sesuai arahan Presiden. Hal itu dilaku­kan agar panen petani terserap dengan baik, tidak ada hasil panen yang terbuang.

Selain itu, cadangan pangan Pemerintah yang diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 125 Tahun 2022 saat ini berada dalam kondisi cukup.

 

Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dilaporkan relatif aman dengan di angka 1,7 juta ton. Dengan stok ini, masyarakat diharapkan tidak khawatir mengenai kondisi ketersediaan beras nasional.

“Tahun ini stok beras kita adalah yang terbaik dibanding­kan tahun-tahun sebelumnya. Karena itu, pada 2025 kita akan menghentikan impor beras. Ini adalah perintah Presiden, se­mangatnya adalah swasembada, benar-benar mandiri pangan,” tegasnya.

 

Bapanas juga berkomitmen menjaga stabilitas harga di ting­kat produsen dan konsumen untuk memastikan daya beli masyarakat tetap terjaga dan inflasi terkendali.

 

“Margin untuk petani dan peter­nak harus tetap baik. Jangan sam­pai ada yang membuang ayam, telur, atau cabe karena harga jatuh saat panen,” imbuh Arief.

Sebelumnya, Menteri Koordi­nator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan menyatakan, swasembada pangan adalah langkah utama menghadapi tantangan global.

“Indonesia harus menca­pai swasembada pangan pada 2027. Ini tantangan berat dan langkah awal yang diperlukan adalah penyatuan visi dan misi semua pemangku kepentingan,” katanya.

 

Untuk mengatasi tantangan ini, pejabat terkait diharapkan dapat berinovasi dan bekerja cerdas untuk mendorong perce­patan kinerja organisasi.

Hal ini bertujuan untuk men­jaga stabilitas ekonomi Indo­nesia melalui ketahanan dan swasembada pangan.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit