Tahun 2025, Bye-bye Impor Gula Dan Garam
JAKARTA - Pemerintah menegaskan komitmennya mempercepat swasembada pangan. Hal ini dilakukan sebagai langkah strategis untuk memenuhi kebutuhan pangan domestik secara mandiri.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi optimistis, pada tahun 2025 Indonesia tidak akan lagi bergantung pada impor pangan. Kecuali untuk beras khusus seperti basmati.
“Tidak ada impor gula konsumsi. Kita juga tidak impor garam,” tegas Arief di Jakarta, Kamis (19/12/2024)
Arief mengakui, Presiden Prabowo Subianto meminta produksi dalam negeri ditingkatkan semaksimal mungkin. Langkah ini penting untuk memperkuat kemandirian bangsa, sekaligus mengimplementasikan visi Presiden seperti yang tertuang dalam Asta Cita.
Arief menambahkan, sejumlah komoditas seperti daging ayam, bawang merah, telur dan cabe telah memadai untuk memenuhi kebutuhan pangan domestik.
Itu semua sudah cukup. Tidak semua komoditas pangan strategis harus diimpor,” jelasnya.
Bapanas juga menugaskan Bulog untuk menyerap hasil produksi dalam negeri sesuai arahan Presiden. Hal itu dilakukan agar panen petani terserap dengan baik, tidak ada hasil panen yang terbuang.
Selain itu, cadangan pangan Pemerintah yang diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 125 Tahun 2022 saat ini berada dalam kondisi cukup.
Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dilaporkan relatif aman dengan di angka 1,7 juta ton. Dengan stok ini, masyarakat diharapkan tidak khawatir mengenai kondisi ketersediaan beras nasional.
“Tahun ini stok beras kita adalah yang terbaik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Karena itu, pada 2025 kita akan menghentikan impor beras. Ini adalah perintah Presiden, semangatnya adalah swasembada, benar-benar mandiri pangan,” tegasnya.
Bapanas juga berkomitmen menjaga stabilitas harga di tingkat produsen dan konsumen untuk memastikan daya beli masyarakat tetap terjaga dan inflasi terkendali.
“Margin untuk petani dan peternak harus tetap baik. Jangan sampai ada yang membuang ayam, telur, atau cabe karena harga jatuh saat panen,” imbuh Arief.
Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan menyatakan, swasembada pangan adalah langkah utama menghadapi tantangan global.
“Indonesia harus mencapai swasembada pangan pada 2027. Ini tantangan berat dan langkah awal yang diperlukan adalah penyatuan visi dan misi semua pemangku kepentingan,” katanya.
Untuk mengatasi tantangan ini, pejabat terkait diharapkan dapat berinovasi dan bekerja cerdas untuk mendorong percepatan kinerja organisasi.
Hal ini bertujuan untuk menjaga stabilitas ekonomi Indonesia melalui ketahanan dan swasembada pangan.
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Olahraga | 14 jam yang lalu
TangselCity | 12 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu