Presiden Prabowo Sejajar Trump Dan Jinping
JAKARTA - Belum genap 3 bulan jadi Presiden, Prabowo Subianto masuk daftar pemimpin berpengaruh dunia. Prabowo disejajarkan dengan Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping.
Prabowo masuk daftar pemimpin berpengaruh dunia versi media Singapura, Straits Times yang terbit Sabtu (4/2/2025). Laporan yang ditulis Biro Luar Negeri The Straits Times itu, bertajuk “Meet the 10 World Leaders to Watch in 2025”.
Laporannya cukup panjang dan komprehensif. Memberikan gambaran cukup mendalam bagaimana para pemimpin ini akan memainkan peran besar di kancah internasional pada tahun 2025.
Selain Prabowo, terdapat sembilan pemimpin dunia lainnya yang juga masuk daftar tersebut. Mereka adalah Presiden AS Donald Trump, Presiden China Xi Jinping, serta dua pemimpin Asia Timur: Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba dan Presiden Korea Utara Kim Jong-un.
Di posisi selanjutnya, ada Perdana Menteri India Narendra Modi dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese. Kemudian, ada Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Presiden Israel Benjamin Netanyahu.
“Para tokoh berpengaruh ini akan memainkan peran besar dalam perkembangan di seluruh dunia,” tulis artikel itu, dikutip dari laman Straits Times, Sabtu (4/1/2024).
Artikel tersebut kemudian menguraikan bagaimana Prabowo akan memainkan peran besar di kancah internasional pada 2025. Media itu mengungkap serangkaian kebijakan luar negeri Prabowo setelah dilantik pada 20 Oktober 2024.
Menurut Straits Times, meski baru dilantik, Prabowo tidak menyia-nyiakan waktunya. Seminggu setelah dilantik sebagai Presiden, Prabowo memulai tur diplomatik yang cepat. Prabowo melakukan kunjungan ke China untuk bertemu Presiden Xi Jinping.
Di minggu yang sama, Prabowo menuju ke Amerika Serikat bertemu Presiden Joe Biden dan berbicara dengan Presiden AS terpilih Donald Trump. Selain itu, Prabowo juga menghadiri pertemuan multilateral besar seperti APEC.
Rangkaian tur cepat ini menandakan niat Prabowo untuk menempatkan Indonesia di pusat diplomasi internasional,” tulis Straits Times.
Menurut Straits Times, motivasi Prabowo melakukan rangkaian tur ke negara adidaya tersebut mungkin lebih berkaitan dengan faktor ekonomi daripada geopolitik atau kepentingan pribadi. Salah satu tujuan utamanya adalah mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.
Untuk mencapai target tersebut, Prabowo bergantung pada upaya menarik investasi infrastruktur besar-besaran yang dirancang untuk meningkatkan konektivitas dan produktivitas di seluruh kepulauan Indonesia.
“Hal ini juga bertujuan untuk memperkuat posisi negara sebagai tujuan utama investasi asing langsung yang menarik,” tulis media tersebut.
Dalam artikel tersebut, disebutkan Prabowo akan mendorong Indonesia untuk tampil lebih go internasional. Prabowo akan mendorong Indonesia untuk tampil lebih tegas dalam kelompok multilateral. Salah satu kebijakan Prabowo adalah pengumuman status kemitraan Indonesia dengan kelompok BRICS yang dilakukan dalam hitungan hari setelah dilantik sebagai presiden.
BRICS adalah kelompok yang terdiri dari lima negara besar, yaitu Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, yang bekerja sama dalam bidang ekonomi dan politik global. Bahkan, Prabowo mendeklarasikan Indonesia dengan populasi terbesar di Asia Tenggara siap untuk menjadi anggota penuh BRICS.
Tak hanya membahas kebijakan luar negeri, Straits Times juga mengulas gaya kepemimpinan Prabowo yang dianggap tidak konvensional. Tidak kaku. Salah satu contohnya terlihat saat Prabowo memerintahkan anggota Kabinet untuk mengikuti pelatihan militer di Akademi Militer Magelang.
“Bahkan saat menelepon Trump, Prabowo mengatakan bahwa dia akan pergi ke mana pun di dunia untuk bertemu dengannya,” tulis media itu.
Media ini juga menyoroti Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim yang menemukan sekutu kuat dalam diri Prabowo. Prabowo dianggap dapat memberikan dukungan signifikan bagi pencapaian Malaysia di ASEAN. Dukungan ini diharapkan dapat memfasilitasi investasi lintas batas, meningkatkan konektivitas rantai pasokan, dan mendukung pembangunan berkelanjutan, yang sejalan dengan penekanan pemerintahannya pada “pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan.”
Media ini juga menyoroti posisi Indonesia terkait rivalitas antara China dan Amerika Serikat di Asia Pasifik. Menurut media tersebut, pendekatan kebijakan luar negeri Prabowo memicu perdebatan tentang langkah-langkah yang diambil untuk melayani kepentingan strategis nasional.
Para pengamat akan memantau secara cermat langkah Prabowo dalam mengarungi keseimbangan global dan mengelola kritik domestik terhadap keputusan internasionalnya.
Dalam hal ini, mungkin aktivisme global Bapak Prabowo menggambarkan satu kebenaran: Para pemimpin membutuhkan dukungan kuat di dalam negeri, sehingga mereka dapat mengarahkan negaranya melalui masa-masa yang penuh tantangan,” demikian analisis Straits Times.
Olahraga | 23 jam yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 21 jam yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 18 jam yang lalu
TangselCity | 18 jam yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu