TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Gerakan MLB Goyang Kursi Ketum PBNU

Reporter: Farhan
Editor: Redaksi
Minggu, 05 Januari 2025 | 10:58 WIB
Ketum PBNU Gus Yahya. Foto : Ist
Ketum PBNU Gus Yahya. Foto : Ist

JAKARTA - Gerakan Muktamar Luar Biasa (MLB) PBNU untuk menggoyang kursi Kiai Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dari posisi ketua umum, masih terus digaungkan. Namun, Gus Yahya mengaku tak terusik dan tetap santai menyikapi gerakan tersebut.

Menurutnya, gerakan sejumlah orang untuk menggelar MLB menyalahi AD/ART PBNU. Bahkan, syarat dukungan untuk menggelar MLB juga tidak terpenuhi. Karena itu, dia menolak digelarnya MLB PBNU.

 

Sesuai AD/ART PBNU, MLB bisa digelar kalau ada permintaan dari 50 persen perwakilan dan pengurus cabang PBNU. Kalau tidak ada permintaan, tentunya tak mungkin PBNU menggelar MLB. 

 

"Mekanismenya sudah jelas. Nah ini kalau yang minta orang-orang ngopi, kita harus ngomong bagaimana?" kata Gus Yahya di Kantor PBNU, Jakarta, Jumat (3/1/2025).

Gus Yahya lantas menduga kelompok yang menginisiasi MLB berasal dari kalangan pengangguran. "Ada yang nanya siapa sih ini yang mau buat MLB? Saya bilang orang nganggur," semprot mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden itu. 

 

Ditekankan dia, hingga saat ini, belum ada penjelasan gamblang dari kelompok yang menginisiasi kegiatan MLB. "Sekali lagi, dasar hukum dari rencana penyelenggaraan MLB apa?" tanyanya. 

 

Hal senada disampaikan Ketua PBNU Kiai Ahmad Fahrur Rozi. Menurutnya, PBNU tak menganggap serius ancaman untuk menggelar MLB. Kata dia, Gus Yahya justru santai menyikapi manuver tersebut. 

 

Gus Fahrur menuturkan, PBNU sudah melakukan klarifikasi ke berbagai cabang. Hasilnya, memang tidak ada pengurus yang pendukung MLB sesuai aturan organisasi.

"Jadi, itu hanya bunyi-bunyian untuk membuat gaduh suasana saja. Makanya, Ketum PBNU sangat tenang dan tidak merasa perlu melakukan antisipasi," terang Gus Fahrur kepada Redaksi.

 

Ketua PWNU Kalimantan Tengah HM Wahyudi F Dirun juga menolak wacana MLB. Kata dia,  pengurus NU tingkat Kalteng tegak lurus dengan arahan PBNU. 

 

"Program-program yang saat ini dilaksanakan PBNU banyak sekali lompatan yang luar biasa. Di antaranya sistem kaderisasi yang sudah berjalan cukup baik di semua PWNU dan PCNU se-Indonesia," ungkap Wahyudi. 

 

Selain itu, lanjut dia, program lain yang sangat dirasakan NU cabang dari kepemimpinan Gus Yahya adalah program digitalisasi. "Sehingga sistem administrasi kesekretariatan berjalan cukup efisien, efektif, dan tepat guna," tambahnya. 

 

Begitu juga dengan NU cabang Depok. Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Depok Achmad Solechan mengungkapkan, pihaknya menolak adanya wacana MLB. PCNU Depok berpegang teguh kepada aturan dan kebijakan PBNU.

"PCNU Kota Depok menolak wacana MLB dan setia. Komitmen satu komando dengan PBNU hasil Muktamar Lampung," tekan pria yang akrab disapa Alek itu. 

 

Alek menilai wacana MLB PBNU sebagai gerakan yang liar dan cacat secara administrasi organisasi. Inisiatornya tidak tercantum secara resmi sebagai mandat kepengurusan PBNU periode ini. Padahal, MLB mempersyaratkan 50 persen lebih peserta dan harus diselenggarakan PBNU.

Sementara itu, Sekretaris Presidium Penyelamat Organisasi dan Muktamar Luar Biasa Nahdlatul Ulama (PO MLB NU) Abdussalam Shohib menanggapi sindiran Gus Yahya. Gus Salam, biasa disapa, tertawa disebut kelompok pengangguran oleh Gus Yahya. 

 

"Terkait pengangguran, ya mungkin benar. Namun yang jelas, untuk MLB, masih terus berproses," cetus Gus Salam saat dihubungi Rakyat Merdeka, semalam.

 

Sekadar informasi, isu MLB untuk menggoyang posisi Gus Yahya sebagai bos PBNU terus bergulir. Bahkan, isu ini sempat dibahas secara khusus oleh Dewan Tanfidz dan Majelis Syuro. Rais Aam PBNU KH Miftahul Akhyar sempat menggelar pertemuan tertutup dengan Gus Yahya, Sekjen PBNU Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Bendum PBNU Gudfan Arief. 

 

Pertemuan itu untuk membahas isu masif seputar rencana MLB NU yang rencananya digelar oleh segelintir orang mengatasnamakan NU. Mereka sepakat, gerakan MLB yang mengatasnamakan NU itu ilegal.

 

Mereka yang coba menggoyang posisi Gus Yahya menamakan diri sebagai Presidium Penyelamat Organisasi dan Muktamar Luar Biasa NU (PO & MLB NU). Gerakan ini lahir dari kesepakatan hasil Mubes Alim Ulama di Bangkalan, Jawa Timur pada Minggu (18/8/2024). Bertindak sebagai Ketua Presidium PO & MLB NU adalah Abdussalam Shohib atau Gus Salam.

 

Sebelum menyelenggarakan MLB NU, Gus Salam cs terlebih dahulu menggelar FGD untuk mengevaluasi kinerja 3 tahun PBNU periode 2022-2027. Untuk menggelar Pra MLB ini, dibentuk kepanitiaan yang dipimpin Kiai Mas Maftuh.

 

Sebelum acara FGD digelar, Gus Yahya Cs mengumpulkan pengurus PWNU se-Indonesia di Hotel Bumi Seruni Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (30/11/2024). Dalam pertemuan itu, Gus Yahya mengklaim semua pengurus PWNU se-Indonesia menolak digelar MLB NU.

 

Kendati mendapat penolakan, Panitia FGD Pra MLB NU tetap menggelar acara. Kegiatan digelar di salah satu hotel di Surabaya, Selasa (17/12/2024). Kegiatan ini digelar secara hybrid dan diklaim diikuti 100 orang yang berasal dari pengurus PWNU seluruh Indonesia. Sebanyak 20 orang hadir langsung di lokasi, sisanya yang 80 orang mengikuti via zoom meeting. Gus Salam dan mantan Ketua PWNU Jatim Kiai Marzuki Mustamar hadir secara langsung. 

 

Apa hasilnya? Kiai Mas Maftuh selaku panitia acara menyebut, semua perwakilan PWNU yang hadir sepakat, bahwa kepemimpinan Gus Yahya di PBNU perlu dievaluasi. Menurutnya, para pengurus PWNU merasa di bawah kepemimpinan Gus Yahya, internal NU dilanda perpecahan dan saling menjatuhkan.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit