Biden Rencanakan Jual Senjata Rp 129,76 Triliun Ke Israel
AS - Departemen Luar Negeri AS telah menyampaikan rencana penjualan senjata senilai 8 miliar dolar AS ke Israel, kepada Kongres. Sebagaimana diungkap seorang pejabat AS kepada BBC.
Bentuk penolakan seruan untuk menangguhkan dukungan militer terhadap Israel dalam perang Gaza ini, dilakukan pemerintah AS dua minggu sebelum Presiden Joe Biden meninggalkan jabatannya.
“Pengiriman terbaru yang direncanakan mencakup rudal udara-ke-udara, rudal Hellfire, peluru artileri, dan bom,” kata pejabat AS tersebut.
Agustus 2024, AS juga menyetujui penjualan jet tempur dan peralatan militer lainnya senilai 20 miliar dolar AS atau Rp 324, 47 triliun ke Israel.
Sumber yang mengetahui penjualan senjata tersebut mengungkap, Presiden AS telah menjelaskan bahwa Israel memiliki hak untuk membela warganya, sesuai dengan hukum internasional dan hukum humaniter internasional. Serta untuk mencegah agresi dari Iran dan organisasi proksinya.
Kami akan terus menyediakan kemampuan yang diperlukan untuk pertahanan Israel,” demikian dikatakan Biden, mengutip sumber tersebut.
Biden kerap menggambarkan dukungan AS untuk Israel sebagai support yang sangat kuat.
Sejauh ini, AS merupakan pemasok senjata terbesar bagi Israel. AS juga membantu negara tersebut membangun kekuatan militer yang paling canggih secara teknologi di dunia.
Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI) mengungkap, AS menyumbang 69 persen impor senjata konvensional utama Israel dalam periode 2019 dan 2023.
Mei 2024, AS mengonfirmasi telah menghentikan satu kali pengiriman bom seberat 2.000 pon dan 500 pon, karena khawatir Israel melanjutkan operasi darat besar-besaran di Kota Rafah, Gaza selatan.
Namun Biden langsung menghadapi reaksi keras dari Partai Republik di Washington. Juga Netanyahu yang tampaknya membandingkan hal tersebut dengan embargo senjata.
Sejak itu, Biden mencabut sebagian penangguhan tersebut dan tidak mengulanginya lagi.
Pengiriman yang direncanakan ini merupakan salah satu dari sejumlah langkah yang diambil pemerintahan Biden dalam beberapa minggu terakhir, sebelum dia lengser.
Sepertinya, ini akan menjadi penjualan senjata terakhir yang direncanakan ke Israel, sebelum Biden meninggalkan Gedung Putih pada 20 Januari 2025, saat Presiden Terpilih Donald Trump dilantik.
Dalam kampanyenya, Trump telah berbicara tentang upayanya mengakhiri konflik asing, serta mengurangi keterlibatan AS. Trump telah memposisikan dirinya sebagai pendukung setia Israel.
Namun, dia telah mendesak sekutu Amerika itu untuk segera menyelesaikan operasi militernya di Gaza.
Israel meluncurkan kampanye untuk menghancurkan Hamas sebagai tanggapan atas serangan kelompok tersebut di Israel selatan pada 7 Oktober 2023.
Serangan tersebut mengakibatkan 1.200 orang tewas dan 251 lainnya disandera. Sejak itu, menurut laporan Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas di wilayah tersebut, lebih dari 45.580 orang tewas di Gaza.
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 21 jam yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 18 jam yang lalu
TangselCity | 19 jam yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu