Impor BBM 5 Tahun Lagi Akan Disetop, Negara Dirugikan Rp 500 Triliun
JAWA BARAT - Presiden Prabowo Subianto menargetkan 5 tahun lagi Indonesia bakal setop impor BBM. Pasalnya, impor BBM yang selama ini dilakukan pemerintah, telah rugikan negara Rp 500 triliun setiap tahunnya.
Pernyataan itu disampaikan Prabowo saat memberikan sambutan di acara peresmian proyek strategis ketenegalistrikan di Sumedang, Jawa Barat, Senin (20/1/2025). Dalam sambutannya, Prabowo menekankan pentingnya melakukan swasembada energi demi memenuhi kebutuhan nasional.
Saat ini, kata Prabowo, Pemerintah tengah melakukan kajian terkait impor BBM. Dia optimis, tak lama lagi keran impor BBM bakal ditutup. Indonesia, tidak perlu lagi tergantung pada impor untuk penuhi pasokan BBM dalam negeri. “Saya punya keyakinan dalam lima tahun kita tidak akan impor BBM lagi,” kata Prabowo.
Menurutnya, pemenuhan energi sangat penting untuk keberlangsungan suatu negara. Terlebih, Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, sehingga mampu untuk melakukan transformasi.
Kondisi ini bisa membuat Indonesia menjadi salah satu negara yang paling sukses melakukan transformasi energi fosil menjadi energi terbarukan. Namun, ia meminta agar rencana ini tidak digembar-gemborkan.
“Banyak negara teriak-teriak, kita tidak usah teriak-teriak, tapi kita mewujudkan, kita mengarahkan,” pesan Ketua Umum Partai Gerindra itu.
Menurutnya, pemenuhan energi sangat penting untuk keberlangsungan suatu negara. Terlebih, Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, sehingga mampu untuk melakukan transformasi.
Kondisi ini bisa membuat Indonesia menjadi salah satu negara yang paling sukses melakukan transformasi energi fosil menjadi energi terbarukan. Namun, ia meminta agar rencana ini tidak digembar-gemborkan.
“Banyak negara teriak-teriak, kita tidak usah teriak-teriak, tapi kita mewujudkan, kita mengarahkan,” pesan Ketua Umum Partai Gerindra itu.
Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyebut Indonesia rugi besar karena masih impor BBM. Karena produksi dalam negeri yang rendah, setiap tahunnya negara harus impor minyak hingga Rp 500 triliun.
Saat ini lifting minyak nasional berada pada titik terendah. Yakni 590-600 ribu barel per hari. Sedangkan konsumsi minyak nasional sekitar 1,6 juta barel per hari. Selisihnya, dipenuhi melalui impor.
“Uang kurang lebih sekitar Rp 500 triliun yang bisa hilang per tahun untuk membeli minyak. Ini juga salah satu kenapa nilai tukar rupiah kita menurun terhadap dolar,” ungkap Bahlil di HUT ke-65 MKGR, di Hotel Shangri-La, Jakarta, Minggu (19/1/2025)
Kondisi ini membuat Presiden memberikan target ambisius kepada Menteri ESDM. Yakni mengejar target lifting minyak 1 juta barel per hari pada tahun 2028-2029. Dengan begitu, Indonesia tak lagi impor BBM pada 2029.
“Kami targetkan, tadi arahan Bapak Presiden, di 2028-2029 lifting kita harus mencapai 1 juta barrel per day agar kita mampu untuk tidak melakukan impor minyak lagi pada tahun 2029,” kata Bahlil
Sebagai catatan, dalam asumsi makro APBN 2025 ditetapkan lifting minyak bumi ditargetkan 605 ribu barel per hari. Sedangkan lifting gas bumi ditargetkan 1.005 ribu barel setara minyak per hari.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina, Fadjar Djoko Santoso mengakui, impor dilakukan karena konsumsi BBM lebih besar dibandingkan produksi. Namun, pihaknya terus berupaya memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Kata Fadjar, produksi di hulu terus ditingkatkan. Kabar baiknya, dalam 10 tahun terakhir produksi minyak dan gas Pertamina meningkat sekitar 8 persen.
“Peningkatan ini akan terus dilakukan dengan penggunaan teknologi dan eksplorasi sumber atau lapangan baru,” ucapnya saat dihubungi, tadi malam.
Selain itu, Pertamina berhasil mengembangkan biofuel. Kata Fadjar saat ini sudah ada B40. Bahkan sejak 2019, Pertamina sudah tak lagi impor solar dan avtur. Sehingga menghemat devisa dan memperbaiki neraca perdagangan.
Untuk mendukung swasembada energi yang ditargetkan Prabowo, Pertamina akan memaksimalkan kekayaan alam yang dimiliki Indonesia. “Pengembangan energi baru terbarukan/low carbon seperti geothermal/panas bumi, dan lainnya,” cetus Fadjar.
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mendukung target yang dicanangkan Prabowo. Saat ini, dominasi energi fosil yang memasok Indonesia mencapai 85 persen.
Nahasnya, ketergantungan energi fosil terus meningkat dari tahun ke tahun. Menurut Fabby hal ini tidak aman. “Perlu langkah-langkah terencana dan terukur untuk bertahap mengurangi energi fosil,” ulasnya, tadi malam.
Kata Fabby, ada tiga strategi kunci untuk menghentikan impor BBM sebelum 5 tahun. Pertama, meningkatkan produksi minyak bumi sebesar 1,2 juta barel per hari.
Kedua, memangkas permintaan BBM domestik dengan mendorong kebijakan efisiensi energi pada kendaraan, perbaikan kualitas BBM ke Euro IV bahkan V, dan penggunaan bahan bakar nabati dari feedstock yang dikelola secara berkelanjutan dan bertanggung jawab lingkungan.
Ketiga, mengintegrasikan framework Avoid Shift Improve (ASI) untuk menurunkan konsumsi BBM. Di antaranya melalui peningkatan sarana transportasi publik dan elektrifikasi kendaraan, serta pembatasan usia kendaraan bermotor bakar (ICE).
Untuk menjalankan strategi ini, Presiden harus melibatkan Kementerian ESDM, Kementerian Perhubungan, Kementerian Keuangan, Kementerian Perindustrian, dan kementerian terkait lainnya.
“Saran saya, Presiden segera mengeluarkan Pepres khusus untuk mengimplementasikan ketiga strategi ini segera mungkin,” usul Fabby
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 15 jam yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 6 jam yang lalu
Pos Banten | 4 jam yang lalu
Olahraga | 6 jam yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 20 jam yang lalu