TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Lebih Baik Mencegah Dan Deteksi Dini, Yuk, Skrining Kanker Gratis Di Puskemas

Reporter: Farhan
Editor: Redaksi selected
Jumat, 07 Februari 2025 | 11:46 WIB
Pemeriksaan kesehatan di Puskesmas. Foto : Ist
Pemeriksaan kesehatan di Puskesmas. Foto : Ist

JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menggelar skrining kanker gratis di semua Puskesmas dan fasilitas kesehatan lain yang telah bekerja sama. Program ini sebagai upaya pencegahan dan deteksi dini penyakit tersebut.

 

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ani Rus­pitawati menjelaskan, kanker merupakan ancaman serius di Indonesia. Angka kasus dan ke­matian akibat penyakit itu terus meningkat. Data Global Cancer Observatory (Globocan) menye­but, pada 2022 Indonesia mengalami lebih dari 408.661 kasus kanker baru dengan 242.099 kematian. Kasusnya didominasi kanker payudara, leher rahim, paru-paru dan kolorektal .

 

Selain kematian, kanker merupakan salah satu penyakit yang menimbulkan beban kesehatan dan ekonomi yang besar. Tanpa adanya intervensi, kasus kanker diperkirakan akan me­ningkat sebesar 63 persen pada 2025-2040 .

 

“Salah satu tantangan terbesar dalam penanganan kanker di Indonesia adalah 70 persen kasus terdiagnosis pada stadium lanjut (3 atau 4),” ungkap Kepala Dinkes DKI Jakarta Ani Ruspitawati saat peringatan Hari Kanker Sedunia tahun 2025 digelar bersama RS Kanker Dharmais dan Kementerian Kesehatan di Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (4/2/2025).

 

Ani mengungkapkan, selama Februari ini, Dinkes mengajak seluruh perempuan yang telah menikah melakukan skrining kanker dengan metode DNA HPV untuk mendeteksi ke­beradaan virus HPV (Human Papillomavirus) – penyebab utama kanker serviks – melalui sampel urine atau swab vagina. Serta co-testing IVA (Inspeksi Vi­sual Asam Asetat) untuk mende­teksi lesi pra kanker pada serviks. “Skrining ini gratis,” katanya.

 

Ani menyebut, Pemprov DKI berupaya serius mengendalikan penyakit kanker melalui berbagai program kesehatan. Me­nindaklanjuti program-program di tingkat pusat, keseriusan Pem­prov DKI Jakarta diwujudkan dengan membentuk Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 25 Tahun 2021 tentang Penanggu­langan Penyakit Tidak Menular. Dan penanganan kanker, salah satu prioritas Pemprov DKI.

 

Dia bilang, upaya pember­dayaan masyarakat juga terus digencarkan melalui kolaborasi dengan berbagai sektor.

 

“Dengan membentuk Kader Waspada Kanker dan Kader Paliatif, yang aktif mengajak masyarakat melakukan skrining penyakit kanker hingga pendampingan kepada pasien kanker dan keluarganya,” ujarnya.

 

Ani mengajak seluruh masyarakat berperan aktif dalam mencegah dan mendeteksi kanker sejak dini. Masyarakat dapat memulai langkah sederhana dengan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Kemu­dian, mendukung keluarga dan teman untuk menjalani deteksi dini. Serta meningkatkan literasi kesehatan melalui edukasi dan kampanye komunitas.

 

“Dengan bergandengan tangan, kita dapat menciptakan perubahan positif dan memberi­kan harapan bagi mereka yang terdampak kanker. Investasi ter­baik adalah menjaga kesehatan. Bersama kita dapat menciptakan dunia yang lebih sehat dan bebas dari kanker,” tutur Ani.

 

Praktisi kesehatan masyara­kat Ngabila Salama mengim­bau, masyarakat tidak menyia-nyiakan kesempatan skrining kesehatan gratis. Menurutnya, program skrining gratis ini juga sebagai proses mewujudkan puncak bonus demografi 2030 dan Indonesia Emas 2045.

 

Ngabila bilang, program skrining gratis dapat mendeteksi pe­nyakit lebih dini sehingga tidak terjadi komplikasi dan kematian.

 

Juga mengefisiensikan pem­biayaan kesehatan. Yang dahulu, sakit dulu baru berobat, kini mengutamakan pencegahan,” kata Ngabila.

 

Dia menyebut, skrining kanker rutin sangat diperlukan. Karena dengan deteksi dini, pe­nyakit mematikan tersebut dapat diobati. “Kanker stadium 1 dan 2 dapat disembuhkan sempurna hampir 100 persen. Jika ditemu­kan terlambat pada stadium 3 dan 4, tingkat kesembuhannya rendah,” ujarnya.

 

Ngabila mengingatkan, mence­gah lebih baik daripada mengo­bati. Apalagi biaya pengobatan jauh lebih besar ketimbang skrin­ing kesehatan. Selain itu, dengan mengikuti skrining membantu pendataan Pemerintah terkait penyakit. Sehingga Pemerintah dapat mencukupi sarana prasa­rana yang dibutuhkan.

11:09
Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit