Ramadan Dan Idul Fitri Dorong Ekonomi Tumbuh

JAKARTA - Pemerintah optimistis momentum Ramadan dan Idul Fitri 2025 bakal mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Peningkatan konsumsi rumah tangga menjadi salah satu faktor utama yang diyakini dapat mempercepat pertumbuhan tersebut.
Presiden Prabowo Subianto telah meluncurkan berbagai stimulus untuk mendukung perekonomian selama Ramadan dan Lebaran. Termasuk diskon harga tiket pesawat, potongan tarif tol, program diskon belanja, pariwisata mudik Lebaran serta menjaga stabilitas harga pangan.
“Stimulus yang kami berikan untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Prabowo dalam konferensi pers di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (17/2/2025).
Selain itu, Pemerintah juga menerapkan kebijakan strategis lain, seperti kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) 2025, percepatan penyaluran bantuan sosial (bansos) pada Februari dan Maret, serta pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) dan pekerja swasta pada Maret 2025.
Untuk menjaga daya beli masyarakat, Prabowo telah menginstruksikan para menterinya memastikan stabilitas harga kebutuhan pokok.
Saya sudah meminta Menko Perekonomian, Menteri Perdagangan, Menteri Pertanian dan menteri terkait untuk menjamin ketersediaan bahan pokok serta mencegah lonjakan harga yang spekulatif,” tegasnya, Jumat (28/2/2025).
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan, Pemerintah terus memantau perkembangan konsumsi individu, serta peningkatan mobilitas masyarakat selama Ramadan dan Lebaran.
“Kami memastikan implementasi kebijakan strategis untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan menggerakkan aktivitas ekonomi di kuartal I-2025,” kata Airlangga di Jakarta, Kamis (27/2/2025).
Dari segi penawaran, pertumbuhan ekonomi akan didorong oleh peningkatan produksi industri non-migas, khususnya makanan, minuman dan tekstil, yang akan memenuhi lonjakan permintaan.
Konsumsi listrik juga diperkirakan meningkat. Sedangkan sektor perdagangan ritel dan grosir diprediksi tumbuh berkat pasokan domestik yang kuat.
Dari segi permintaan, puncak konsumsi rumah tangga selama Ramadan menjadi penggerak utama. Pencairan THRbagi ASNdan pekerja swasta akan meningkatkan daya beli masyarakat.
Insentif listrik yang telah diberikan Pemerintah sejak Januari dan Februari turut membantu meringankan pengeluaran.
Ekonom Indef Esther Sri Astuti mengingatkan, meski konsumsi meningkat selama Ramadan dan Lebaran, daya beli masyarakat masih dipengaruhi kondisi ekonomi. Termasuk PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) dan efisiensi di sektor ASN.
“Peningkatan konsumsi akan tetap menyesuaikan kondisi ekonomi masyarakat. Meski ada THR, sebagian mungkin akan menahan belanja,” ujarnya kepada Redaksi, Jumat (7/3/2025).
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memproyeksikan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025 dapat tumbuh hingga 5,1 persen. Ini didukung oleh kebijakan pro-rakyat seperti pembatalan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan diskon tarif listrik.
Momentum Ramadan dan Lebaran selalu menjadi faktor pendorong konsumsi. Pemberian THR juga akan meningkatkan daya beli masyarakat untuk kebutuhan mudik dan perayaan Idul Fitri,” jelasnya, Rabu (5/3/2025).
Dengan berbagai kebijakan dan stimulus yang telah diterapkan, Pemerintah optimistis perekonomian nasional akan terus tumbuh dan stabil selama periode Ramadan dan Idul Fitri 2025.
Olahraga | 21 jam yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 12 jam yang lalu
Olahraga | 23 jam yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Opini | 12 jam yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu