WFA Manjur Dorong Warga Mudik Lebih Awal

JAKARTA - Kebijakan WFA (Work From Anywhere) terbukti manjur dan efektif dalam mendorong masyarakat berangkat mudik lebih awal, sebelum hari H Idul Fitri. Hal tersebut tercermin dari meningkatnya aktivitas pemudik di bandara dan pelabuhan.
Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno melihat, kebijakan WFA membuat pemudik tidak melakukan perjalanan ke kampung halaman hanya dalam satu waktu tertentu saja.
Misalnya, keberangkatan tidak berfokus pada pada Jumat, (28/3/2025) yang diprediksi menjadi puncak arus mudik Lebaran tahun ini.
“Karena WFA, sebagian masyarakat melakukan kegiatan mudik lebih awal. Jadi cukup membantu mengurai penyebaran perjalanan,” ujar Djoko, kepada Redaksi, kemarin.
Hal ini terlihat dengan mulai ramainya sejumlah titik keberangkatan pemudik, seperti di pelabuhan, bandara dan stasiun kereta api pada sepekan sebelum Lebaran.
Djoko berharap, Pemerintah ke depan tetap memiliki kebijakan atau perubahan yang lebih baik dalam menangani pergerakan masyarakat pada momen libur Lebaran. Apalagi, hanya di Indonesia, Pemerintah memberikan perhatian terhadap kegiatan mudik.
Karena itu, ia mengimbau, selain menghadirkan angkutan umum di daerah, Pemerintah tidak melakukan pembatasan angkutan logistik.
“Angkutan logistik penting. Waktunya memang perlu diatur, tapi bukan dibatasi operasionalnya,” imbaunya.
Dengan tetap beroperasinya angkutan logistik selama libur Lebaran, kata dia, ada jaminan kebutuhan di daerah tetap terjaga.
“Logistik akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi, khususnya di daerah, yang harusnya bisa tetap dioptimalkan saat Lebaran,” terang Djoko.
Terpisah, Direktur Utama PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports) Faik Fahmi mengakui, kebijakan WFA jelang Lebaran sangat membantu penyebaran keberangkatan pemudik. Khususnya yang menggunakan pesawat.
Faik melihat dalam 5 hari penyelenggaraan angkutan lebaran pada 21-25 Maret 2025, jumlah penumpang pesawat di bandara-bandara kelolaannya secara kumulatif mencapai 2,17 juta penumpang.
“Implementasi WFA cukup positif, karena pergerakan penumpang pesawat naik sekitar 7 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 2,02 juta penumpang,” ujar Faik melalui siaran pers, Rabu (26/3/2025).
Ia menuturkan, bandara tersibuk selama 5 hari tersebut adalah Soekarno-Hatta (Tangerang) sebanyak 719 ribu penumpang, I Gusti Ngurah Rai Bali sebanyak 278 ribu penumpang.
Lalu, Bandara Juanda (Surabaya) sebanyak 192 ribu penumpang, Sultan Hasanuddin (Makassar) sebanyak 136 ribu penumpang dan Kualanamu (Deli Serdang) sebanyak 98 ribu penumpang.
Menurutnya, di tengah peningkatan penumpang pesawat ini, pelaksanaan angkutan Lebaran berjalan baik dan lancar melalui sejumlah program manajemen trafik.
Ia mencontohkan, Bandara Soekarno-Hatta yang merupakan bandara tersibuk di Indonesia, tidak terjadi penumpukan penumpang pesawat pada angkutan Lebaran, sejalan dengan program rebalancing.
Melalui program ini, kata Faik, sejumlah maskapai berpindah operasional dari satu terminal ke terminal lainnya untuk optimalisasi kapasitas Terminal 1, 2 dan 3, sehingga dapat melayani penumpang dengan baik.
Lebih lanjut ia membeberkan, pada 21-25 Maret, jumlah pergerakan pesawat mencapai 16.972 penerbangan atau naik tipis 0,2 persen dibandingkan sebelumnya.
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Internasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu