Silaturahmi Idul Fitri Didit Prabowo Lampaui Batas Politik Konvensional

JAKARTA - Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo menggelar silaturahmi Idul Fitri ke sejumlah mantan Presiden Indonesia. Partai Amanat Nasional (PAN) memuji langkah sosok perancang busana kondang itu, yang menunjukkan persatuan di atas segala perbedaan.
Bahkan, aksi Didit ini dinilai, melampaui batasan-batasan politik konvensional. Wakil Ketua Umum PAN Eddy Soeparno menyebut, inisiatif Didit bertemu tokoh bangsa sangat positif. Terutama untuk bikin adem dinamika politik.
"Momentumnya tepat. Inisiatif Mas Didit bertemu Bu Mega, Pak SBY, dan Pak Jokowi, menunjukkan bahwa di atas perbedaan dan dinamika politik, akhirnya yang menyatukan semua adalah merah putih," ujar Eddy dalam keterangannya, Minggu (6/4/2025).
Anggota Komisi VI DPR itu mendukung komitmen Presiden Prabowo merangkul berbagai komponen bangsa. Ini dilakukan sebagai salah satu ikhtiar dan prasyarat untuk mencapai target pembangunan dan khususnya pertumbuhan ekonomi 8 persen.
"Jadi bukan soal koalisi atau oposisi. Ini bentuk saling mendukung dalam kebijakan pemerintah yang pro rakyat dan on the track untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan," tegas dia.
Wakil Ketua MPR ini menyampaikan pujiannya kepada Didit yang dapat diterima oleh semua pihak. Baginya, cucu Presiden Indonesia Kedua, Soeharto itu representasi yang melampaui perbedaan-perbedaan politik.
Kalau situasi politiknya stabil, demokrasi berkualitas dan pertumbuhan ekonomi terus naik, rakyat yang diuntungkan dengan kesejahteraan yang semakin merata," tandasnya.
Seperti diketahui, di Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah, Senin (31/3/2025), Didit sempat bertemu Presiden keenam SBY dalam acara open house bersama Prabowo di Istana Kepresidenan, Jakarta.
Setelahnya, Didit bersilaturahmi ke kediaman Presiden kelima Megawati Soekarnoputri yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta. Didit juga langsung terbang ke Solo, Jawa Tengah (Jateng) untuk bertemu dengan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi).
Menanggapi langkah Didit, pendiri sekaligus Direktur Eksekutif Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC) Dimas Oky Nugroho menilai, ini bukan sekadar silaturahmi biasa. Tetapi mengandung makna politik strategis.
"Sehingga, Didit menjadi semacam intermediary actor dan kekuatan soft politics yang tak terduga yang dimiliki Presiden Prabowo. Tentu untuk membangun komunikasi yang lebih tulus, informal sekaligus strategis," nilai Dimas dalam keterangannya, kemarin.
Menurutnya, keunikan Didit terletak pada latar belakangnya sebagai profesional kreatif yang tak langsung terlibat dalam politik praktis. "Justru ini yang luwes dan bisa diterima berbagai pihak termasuk publik," sebutnya.
Olahraga | 1 hari yang lalu
Ekonomi Bisnis | 18 jam yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 20 jam yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu