TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Kepercayaan Rakyat Turun Lagi

Karena Sambo, Luka Polri Belum Terobati

Laporan: AY
Jumat, 23 September 2022 | 08:36 WIB
Ferdy Sambo saat rekonstruksi. (Ist)
Ferdy Sambo saat rekonstruksi. (Ist)

JAKARTA - Kepercayaan publik terhadap Polri masih belum pulih. Dalam survei yang dilakukan Charta Politika diketahui, kepercayaan rakyat terhadap Polri turun dari 73 persen di Juni menjadi tinggal 55 persen pada bulan ini. Gara-gara kasus Irjen Ferdy Sambo, luka Polri belum terobati.

Indeks kepercayaan publik terhadap Polri sempat mengalami peningkatan di Desember 2021. Angka tersebut konsisten naik hingga Juli 2022. Dari berbagai survei, kepercayaan publik terhadap Polri dalam kurun waktu tersebut berada di kisaran 75-78 persen.

Namun, setelah kasus penembakan di kediaman eks Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo pada pertengahan Juli, kepercayaan publik terhadap Polri langsung ambrol. Pada bulan Agustus, kepercayaan publik terhadap Polri perlahan mulai pulih.

Dari survei yang dilakukan Indikator Politik Indonesia, kepercayaan publik naik ke 65 persen. Peningkatan ini terjadi setelah Kapolri membentuk tim khusus dan berkomitmen pengusutan perkara secara tuntas.

Namun, di September, kepercayaan publik terhadap publik turun lagi. Hal tersebut berdasarkan survei Charta Politika yang digelar pada 6-13 September 2022. Survei ini dilakukan dengan metode wawancara tatap muka dan metode sampling dengan jumlah sampel 1.229 dan margin of error 2,82 persen.

Apa hasilnya? Dari survei diketahui, TNI menjadi institusi paling dipercaya publik, diikuti Presiden dan Mahkamah Konstitusi (MK).

Sementara, tingkat kepercayaan publik terhadap Polri disebut mengalami penurunan. Polri diketahui berada pada dua terbawah di angka 55 persen. Posisi Polri hanya unggul satu persen dari DPR yang hampir selalu menempati posisi terbuncit.

Dalam temuan survei di Juni lalu, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Polri berada di angka 73 persen. Artinya, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Polri turun 18 persen.

Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya mengatakan, penurunan kepercayaan publik ini akibat situasi extra ordinary yang melibatkan Ferdy Sambo.

Kata dia, kasus Sambo yang menjadi perhatian besar akhir-akhir ini, memberi pengaruh cukup besar sehingga membuat posisi Polri turun signifikan.

"Rapornya bisa dikatakan merah dalam konteks penilaian publik karena jauh dari angka 60 persen,” kata Toto, sapaannya, saat menyampaikan rilis hasil survei bertajuk Kondisi Sosial Politik dan Peta Elektoral Pasca Kenaikan Harga BBM, secara online, kemarin.

Menurut Toto, kasus Sambo berpengaruh besar terhadap penilaian publik. Sebenarnya, kasus tersebut hanya dilakukan oknum, tetapi kemudian digeneralisasi menjadi persoalan institusi. Karena itu, ia berpesan agar Polri memberikan perhatian lebih terhadap penanganan kasus Sambo yang belum sampai ke pengadilan.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyadari penurunan kepercayaan publik terhadap institusi yang dipimpinnya. Ia pun menginstruksikan jajarannya, untuk kembali meraih kepercayaan publik yang belakangan berada di ujung tanduk.

“Ini terkait dengan masalah kepercayaan masyarakat terhadap institusi Polri dan ini menjadi pertaruhan kita bersama. Oleh karena itu, hal ini yang tentunya menjadi catatan penting dan saya minta untuk betul-betul bisa ditindaklanjuti,” kata Listyo, dalam video conference kepada seluruh jajarannya se-Indonesia.

Sigit memastikan akan terus mengusut tuntas kasus penembakan Brigadir J tanpa ada yang ditutup-tutupi.

"Ini adalah pertaruhan Institusi Polri. Pertaruhan marwah kita sehingga harapan kita angka 78 (persen) itu minimal sama atau naik,” ujarnya.

Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso mengatakan, kepercayaan publik terhadap Polri masih belum pulih lantaran kasus Sambo. Kata dia, kasus ini telah menurunkan kepercayaan rakyat pada titik terendah. Apa yang dilakukan Sambo sangat melukai keadilan.

Namun, ia yakin, seiring transparansi penanganannya, tingkat kepercayaan publik terus meningkat.

Sugeng menilai, memang tidak mudah meningkatkan kembali kepercayaan publik yang sudah anjlok. Kapolri sebenarnya sudah membuat langkah dahsyat dengan membentuk timsus dan melakukan penanganan secara transparan.

"Butuh waktu untuk mengembalikan kepercayaan publik,” kata Sugeng, kemarin.

Kata Sugeng, anggota Polri mencapai 472.000 personel. Tak seluruhnya polisi bersifat nakal, bahkan dari seluruh polisi hanya segelintir saja yang memiliki sifat nakal. Celakanya polisi bermental baik ini biasanya terlempar dari sistem kinerja polisi karena berbagai hal.

Karena itu, lanjut dia, pekerjaan rumah Kapolri adalah menemukan polisi-polisi baik ini untuk mengemban amanat. Polri harus bisa menemukan anggota-anggota yang jujur untuk ditempatkan pada posisi strategis sehingga meningkatkan kepercayaan publik. (rm.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo