Gaji Pembalap F1 5 Kali Rider MotoGP

BELANDA - Dunia balap bukan cuma adu cepat dan tikungan tajam. Di balik suara raungan mesin, ada urusan dompet yang tak kalah bikin deg-degan gaji pembalap.
Dua kasta tertinggi dunia balap saat ini, MotoGP untuk motor, dan Formula 1 (F1) untuk mobil, sama-sama dihuni pembalap elite dunia. Mereka latihan keras, balapan penuh risiko, dan jadi sorotan jutaan mata setiap pekan. Tapi soal bayaran, menurut laporan Motorsport, kemarin, kenyataannya jauh dari kata setara.
Kalau bicara duit, pembalap F1 melesat jauh. Sementara rider MotoGP, meski ngebutnya tak kalah liar, harus puas di belakang. Pembalap F1 Max Verstappen digaji lima kali lipat rider MotoGP Marc Marquez, contohnya.
MotoGP, bayaran para pembalap ditentukan banyak faktor. Mulai dari performa di lintasan, popularitas, hingga seberapa besar sponsor dan kekuatan finansial tim. Artinya, rider dengan nama besar bisa dapat kue lebih besar.
Fabio Quartararo jadi pembalap dengan bayaran tertinggi musim ini. Rider asal Prancis yang membela tim Monster Energy Yamaha ini diganjar gaji sekitar 12 juta euro per musim. Kalau dikonversi, sekitar Rp 225,5 miliar.
Menyusul di bawahnya, Marc Marquez, legenda hidup MotoGP dengan delapan gelar juara dunia. Kini membela Ducati, Marquez dikabarkan mengantongi 10 juta euro atau sekitar Rp 187,9 miliar.
Di level menengah, ada Maverick Vinales yang diperkirakan menerima sekitar 3 juta euro.
Sementara pembalap rookie atau yang belum terlalu dikenal, gajinya bisa jauh di bawah angka itu. Bahkan, beberapa di antaranya hanya dapat kontrak berbasis performa dan sponsor.
Masuk ke Formula 1, angka-angka gaji langsung bikin geleng kepala. Tak main-main, deretan pembalap F1 digaji setara konglomerat.
Contohnya Max Verstappen, juara dunia F1 tiga kali yang kini memperkuat Red Bull Racing. Menurut laporan Total Motorsport, pembalap asal Belanda itu mengantongi bayaran hingga 65 juta dolar AS per musim. Jika dirupiahkan sekitar Rp 1,06 triliun.
Melihat gaji segede ini, jelas bikin pembalap MotoGP harus menyalakan lampu sein ke kiri.
Tak kalah jumbo, ada nama Lewis Hamilton, pembalap legendaris dari tim Mercedes. Ia dilaporkan menerima 60 juta dolar AS atau setara Rp 981 miliar per musim.
Adapun pembalap seperti Charles Leclerc (Ferrari) dan Fernando Alonso (Aston Martin) berada di kisaran 20–30 juta dolar AS. Angka yang tetap dua sampai tiga kali lebih besar dibanding rider papan atas MotoGP.
Padahal, kalau dilihat dari sisi risiko, baik F1 maupun MotoGP sama-sama ekstrem. Pembalap melaju dengan kecepatan 300 km/jam lebih, menyalip dalam jarak milimeter, dan bisa kehilangan nyawa dalam sekejap kesalahan.
Tapi, nilai ekonominya tak sebanding. MotoGP punya penonton fanatik, daya tarik tersendiri di Eropa dan Asia, serta sederet legenda besar dari Valentino Rossi sampai Marc Marquez.
Sementara dari sisi komersial, F1 memang jauh lebih matang. Didukung investasi besar, jangkauan global, serta keterlibatan sponsor-sponsor kelas kakap.
Belum lagi efek serial Drive to Survive dari Netflix yang bikin F1 makin mendunia dan menarik fans baru dari kalangan non-penggemar balap sekalipun.
Fakta di lapangan tak terbantahkan. Gaji pembalap MotoGP dan F1 bak bumi dan langit.
Soal skill, nyali, dan determinasi, kedua ajang ini layak disejajarkan. Tapi kalau soal gaji, MotoGP harus puas jadi bayang-bayang F1.
Mungkin saatnya Dorna (penyelenggara MotoGP) mulai memikirkan cara menyaingi popularitas dan model bisnis F1. Kalau tidak, selamanya rider MotoGP cuma jadi juara di lintasan, tapi bukan di rekening.
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 18 jam yang lalu
Galeri | 21 jam yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 7 jam yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu