TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Haji 2025

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Gaji Pembalap F1 5 Kali Rider MotoGP

Reporter: Farhan
Editor: AY
Minggu, 22 Juni 2025 | 07:45 WIB
Pemenang F1 Belanda. Foto : Ist
Pemenang F1 Belanda. Foto : Ist

BELANDA - Dunia balap bukan cuma adu cepat dan tikungan tajam. Di balik suara raungan mesin, ada urusan dompet yang tak kalah bikin deg-degan gaji pembalap.

 

Dua kasta tertinggi dunia balap saat ini, MotoGP untuk motor, dan Formula 1 (F1) untuk mobil, sama-sama dihuni pembalap elite dunia. Mereka latihan keras, bala­pan penuh risiko, dan jadi sorotan jutaan mata setiap pekan. Tapi soal bayaran, menurut laporan Motors­port, kemarin, kenyataannya jauh dari kata setara.

 

Kalau bicara duit, pembalap F1 melesat jauh. Sementara rider MotoGP, meski ngebutnya tak kalah liar, harus puas di belakang. Pembalap F1 Max Verstappen digaji lima kali lipat rider MotoGP Marc Marquez, contohnya.

 

MotoGP, bayaran para pembalap ditentukan banyak faktor. Mulai dari performa di lintasan, popularitas, hingga seberapa besar sponsor dan kekuatan finansial tim. Artinya, rider dengan nama besar bisa dapat kue lebih besar.

 

Fabio Quartararo jadi pem­balap dengan bayaran tertinggi musim ini. Rider asal Prancis yang membela tim Monster Energy Yamaha ini diganjar gaji sekitar 12 juta euro per musim. Kalau dikonversi, sekitar Rp 225,5 miliar.

 

Menyusul di bawahnya, Marc Marquez, legenda hidup Mo­toGP dengan delapan gelar juara dunia. Kini membela Ducati, Marquez dikabarkan mengan­tongi 10 juta euro atau sekitar Rp 187,9 miliar.

 

Di level menengah, ada Maverick Vinales yang diperkirakan menerima sekitar 3 juta euro.

 

Sementara pembalap rookie atau yang belum terlalu dike­nal, gajinya bisa jauh di bawah angka itu. Bahkan, beberapa di antaranya hanya dapat kontrak berbasis performa dan sponsor.

 

Masuk ke Formula 1, angka-angka gaji langsung bikin geleng kepala. Tak main-main, deretan pembalap F1 digaji setara konglomerat.

 

Contohnya Max Verstappen, juara dunia F1 tiga kali yang kini memperkuat Red Bull Racing. Menurut laporan Total Motors­port, pembalap asal Belanda itu mengantongi bayaran hingga 65 juta dolar AS per musim. Jika dirupiahkan sekitar Rp 1,06 triliun.

 

Melihat gaji segede ini, jelas bikin pembalap MotoGP harus menyalakan lampu sein ke kiri.

 

Tak kalah jumbo, ada nama Lewis Hamilton, pembalap legendaris dari tim Mercedes. Ia dilaporkan menerima 60 juta dolar AS atau setara Rp 981 miliar per musim.

 

Adapun pembalap seperti Charles Leclerc (Ferrari) dan Fernando Alonso (Aston Mar­tin) berada di kisaran 20–30 juta dolar AS. Angka yang tetap dua sampai tiga kali lebih be­sar dibanding rider papan atas MotoGP.

 

Padahal, kalau dilihat dari sisi risiko, baik F1 maupun MotoGP sama-sama ekstrem. Pembalap melaju dengan kecepatan 300 km/jam lebih, menyalip dalam jarak milimeter, dan bisa ke­hilangan nyawa dalam sekejap kesalahan.

 

Tapi, nilai ekonominya tak se­banding. MotoGP punya penon­ton fanatik, daya tarik tersendiri di Eropa dan Asia, serta sede­ret legenda besar dari Valentino Rossi sampai Marc Marquez.

 

Sementara dari sisi komersial, F1 memang jauh lebih matang. Didukung investasi besar, jang­kauan global, serta keterlibatan sponsor-sponsor kelas kakap.

 

Belum lagi efek serial Drive to Survive dari Netflix yang bikin F1 makin mendunia dan menarik fans baru dari kalangan non-penggemar balap sekalipun.

 

Fakta di lapangan tak terban­tahkan. Gaji pembalap MotoGP dan F1 bak bumi dan langit.

 

Soal skill, nyali, dan deter­minasi, kedua ajang ini layak disejajarkan. Tapi kalau soal gaji, MotoGP harus puas jadi bayang-bayang F1.

 

Mungkin saatnya Dorna (pe­nyelenggara MotoGP) mulai memikirkan cara menyaingi popularitas dan model bisnis F1. Kalau tidak, selamanya rider Mo­toGP cuma jadi juara di lintasan, tapi bukan di rekening.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit