TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Haji 2025

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Perang Israel-Iran Sudah Berlangsung 12 Hari, Ratusan Nyawa Melayang, Duit Triliunan Hilang

Reporter & Editor : AY
Kamis, 26 Juni 2025 | 10:19 WIB
Kerusakan akibat perang di Iran. Foto : Ist
Kerusakan akibat perang di Iran. Foto : Ist

IRAN - Perang Israel vs Iran yang berlangsung 12 hari telah menyebabkan ratusan nyawa melayang, dan hancurnya sejumlah bangunan penting di kedua negara. Kerugian pasti mencapai triliunan rupiah. Perang telah memporak porandakan kedua negara. Tak ada yang untung. Baik Israel maupun Iran sama-sama buntung.

 

Meski sama-sama babak belur, Israel dan Iran saling mengklaim kemenangan. Di Teheran, Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengumumkan kemenangannya. Dia bilang, operasi balasan yang mereka lancarkan berhasil mematahkan dominasi militer Israel dan mengirim pesan tegas kepada dunia bahwa Iran bukan bangsa yang bisa ditekan.

 

“Musuh teroris memulai perang, tetapi akhirnya ditulis oleh kehendak rakyat kita, dan dunia melihat kebesaran negara kita,” kata Pezeshkian dilansir Al Jazeera, Rabu (25/6/2025).

 

Dia menyatakan, Israel boleh saja menyerang lebih dulu, tapi tidak bisa menentukan akhir permainan. Bagi Iran, rudal-rudal para pejuang mereka telah berhasil meruntuhkan mitos kekuatan Iron Dome Zionis.

 

Dalam kesempatan yang sama, Pezeshkian menyampaikan, Iran siap duduk satu meja dengan komunitas internasional menyelesaikan masalah terkait teknologi nuklir. Bahkan, dia mengaku sudah berbicara kepada Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman untuk menyampaikan pesan kepada Amerika Serikat (AS), bahwa Iran tidak pernah berusaha untuk mendapatkan senjata nuklir. Hanya pengayaan atom untuk tujuan damai.

 

“Teheran siap berunding dan membela hak-hak rakyat Iran di meja perundingan,” tandasnya.

 

Tak mau kalah, dari Yerusalem, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga mengklaim kemenangan. Sejak gencatan senjata diberlakukan pada Selasa (24/6/2025), Netanyahu menyatakan Israel telah mencapai target ganda. Yakni, menyingkirkan program senjata nuklir Iran dan penghancuran proyek 20.000 rudal balistik yang dibangun Teheran. 

 

“Jika ada orang di Iran yang mencoba membangun kembali program itu, kami akan bertindak dengan tekad yang sama, kekuatan yang sama, untuk menghentikan upaya semacam itu,” katanya, dilansir AFP, Rabu (25/6/2025).

 

Dia menambahkan, jika Israel tidak melumpuhkan ancaman tersebut, kehancuran akan menimpa negaranya dalam waktu dekat. Netanyahu juga tak lupa melayangkan pujian setinggi langit untuk Presiden AS Donald Trump, yang dianggap sebagai teman baik karena proposal gencatan senjatanya. 

 

"Israel tidak pernah memiliki teman seperti Presiden Trump di Gedung Putih, dan saya sangat berterima kasih kepadanya atas kerja sama kita," katanya.

 

Meski kedua pihak saling klaim kemenangan, fakta di lapangan menunjukkan Israel dan Iran sama-sama menanggung kerugian. Baik jiwa maupun finansial.

 

Kementerian Kesehatan Iran melaporkan bahwa lebih dari 600 orang tewas akibat serangan militer Israel, termasuk 100 orang dalam 24 jam terakhir sebelum gencatan senjata diberlakukan. 

 

Korban jiwa tidak hanya datang dari kalangan sipil, tetapi juga menimpa sejumlah petinggi militer dan ilmuwan Iran. Tak hanya itu, sebanyak 5.332 orang mengalami luka-luka selama periode serangan tersebut. Yang menyedihkan, 95 persen meninggal di bawah reruntuhan bangunan, sedangkan sisanya wafat dalam perawatan medis. 

 

“Selama 12 hari terakhir, rumah sakit telah dihadapkan dengan pemandangan yang sangat mengerikan,” ujar Juru Bicara Kementerian Kesehatan Iran Hossein Kermanpour, dikutip dari Al Arabiya, Rabu (25/6/2025).

 

Hossein juga mengonfirmasi bahwa 13 anak-anak turut menjadi korban jiwa, termasuk bayi berusia 2 bulan. Selain korban manusia, serangan juga merusak 7 rumah sakit dan 9 ambulans yang digunakan untuk mengevakuasi korban.

 

Israel juga tak luput dari kerugian besar. Berdasarkan laporan resmi dari layanan medis Magen David Adom (MDA) dan Kementerian Kesehatan Israel, serangan rudal balistik Teheran menewaskan 28 orang dan melukai lebih dari 3.000 orang, yang sebagian besar korban adalah warga sipil. 

 

Kementerian Kesehatan Israel merinci, total 3.238 orang dirawat di rumah sakit, dengan 23 orang luka serius, 111 luka sedang, 2.933 luka ringan, 138 orang menderita kecemasan akut, dan 30 orang lainnya yang kondisinya belum diketahui.

 

Sementara militer Israel (IDF) melaporkan hanya tujuh tentara yang terluka akibat satu serangan rudal di Israel bagian tengah dan seorang tentara yang sedang tidak bertugas tewas di Beersheba. 

 

 “Lebih dari 9.000 orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka, puluhan di antaranya rusak atau hancur akibat serangan Iran,” sebut otoritas Israel, dilansir The Times of Israel, Rabu (25/6/2025).

 

Kerusakan itu juga menimpa Tel Aviv, Haifa, Beersheba, Gedung Kementerian Pertahanan, kantor Microsoft, hingga Gedung Institut Weizmann yang membuat para ilmuwan dan profesor kehilangan teknologi buatannya.

 

Dasi segi ekonomi, kerugian Israel diperkirakan fantastis. Financial Express melaporkan bahwa Israel menghabiskan sekitar 5 miliar dolar AS atau sekitar Rp 81,6 triliun dalam pekan pertama serangan ke Iran. Artinya, rata-rata pengeluaran harian mencapai Rp 11,6 triliun.

 

Sedangkan Wall Street Journal melaporkan bahwa biaya per hari untuk sistem pertahanan udara Israel mencapai 10 hingga 200 juta dolar atau sekitar Rp 3,2 triliun.

 

Asisten Profesor Keuangan Universitas Amerika, Naser Abdelkarim mengatakan, perang tidak hanya menggerus anggaran militer, tetapi juga mengganggu aktivitas produksi. “Total kerugian diperkirakan mencapai 20 miliar dolar,” ujarnya dikutip Anadolu, Rabu (25/6/2025).

 

Defisit anggaran Israel diprediksi meningkat 6 persen, sementara pembayaran kompensasi kepada warga terdampak akan memperburuk kondisi keuangan negara. 

 

Untuk menambal defisit, Abdelkarim mengatakan, pemerintah Israel dihadapkan pada tiga pilihan sulit yaitu memangkas anggaran kesehatan dan pendidikan, menaikkan pajak, atau mengajukan pinjaman baru yang berisiko menaikkan rasio utang publik terhadap pendapatan nasional hingga di atas 75 persen. 

 

Kementerian Keuangan Israel sendiri sudah mengakui cadangan keuangan negara semakin menipis, bahkan meminta tambahan dana 857 juta dolar AS untuk pertahanan dan pemangkasan 200 juta dolar AS dari anggaran kesehatan, pendidikan, dan layanan sosial.

 

Sementara, hingga Rabu (25/6/2025), situasi di Israel dan Iran masih dinamis. Meskipun kesepakatan gencatan telah diumumkan Presiden Trump, kedua pihak masih saling tuduh adanya pelanggaran gencatan senjata.  Israel mengklaim Iran meluncurkan dua rudal balistik setelah pengumuman gencatan senjata, sementara Iran membantah tuduhan tersebut. 

 

Meski begitu, fokus militer Israel saat ini tampaknya kembali bergeser ke Jalur Gaza, dengan laporan serangan intens di sana. Militer Israel juga dikabarkan mulai mengalami kekurangan amunisi setelah 12 hari pertempuran.

 

Sementara sejumlah wilayah ruang udara atau Flight Information Region (FIR) di kawasan Timur Tengah, termasuk yang melingkupi Iran dan Irak, yang sempat ditutup sudah dibuka kembali. 

 

Sejumlah negara di kawasan Teluk, seperti Qatar dan Uni Emirat Arab (UEA), juga membuka kembali wilayah udara mereka dan melanjutkan aktivitas penerbangan setelah sempat terganggu akibat serangan Iran ke pangkalan militer Amerika Serikat di Qatar.

Komentar:
Honda
ePaper Edisi 26 Juni 2025
Berita Populer
02
Kejari Telusuri Temuan Di Setwan Pandeglang

Pos Banten | 2 hari yang lalu

04
06
Pemkot Kembali Optimalkan Bank Sampah & TPS3R

TangselCity | 2 hari yang lalu

07
Asep Rahmat Duduki Jabatan Pj Sekda Pandeglang

Pos Banten | 2 hari yang lalu

08
Masyarakat Terluar 4 Bulan Terisolasi

Nasional | 2 hari yang lalu

10
Jalur Afirmasi SPMB SMP Dibuka

Pos Tangerang | 2 hari yang lalu

GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit