Wajah Baru Stasiun Tanah Abang Mirip Bandara

JAKARTA - Stasiun Tanah Abang kini tampil dengan wajah baru setelah direvitalisasi. Lebih megah dan modern. Banyak penumpang merasa vibes-nya mirip bandara.
Stasiun baru Tanah Abang akhirnya dioperasikan penuh sejak Minggu (29/6/2025). Gedung barunya berdiri gagah di sisi bangunan lama, membawa nuansa baru dalam dunia perkeretaapian ibu kota. Dengan konsep Transit Oriented Development (TOD), stasiun ini digadang-gadang jadi tulang punggung konektivitas transportasi Jakarta.
Bangunan seluas 12.000 meter persegi itu benar-benar tampil beda. Vibe-nya seperti mall mewah. Lobby utamanya berbentuk dome–berplafon tinggi dengan ornamen coklat elegan. Di dalamnya tersedia tangga manual, eskalator, dan lift untuk memudahkan mobilitas penumpang. Jalur khusus tunanetra dan akses kursi roda pun disediakan, makin ramah untuk semua kalangan.
Wayfinding atau papan petunjuk arah sudah terpasang rapi. Tapi karena masih baru dan luas, tidak sedikit penumpang yang kebingungan masuk gate atau cari peron. Maklum, sekarang ada enam peron dengan fungsi berbeda-beda. Informasinya terpampang di spanduk dalam stasiun, tapi tetap butuh waktu untuk beradaptasi. Detailnya, peron 1 dan 2 (bangunan baru) melayani rute Duri/Angke/Kampung Bandan hingga Bekasi/Cikarang. Peron 3 (bangunan lama) jadi tempat turun dari Rangkasbitung. Rangkaian lalu dialihkan ke peron 5-6. Peron 5-6 melayani rute sebaliknya: Serpong, Parung Panjang, hingga Rangkasbitung.
Di luar stasiun, fasilitasnya cukup menunjang. Jalur pedestrian dilengkapi guiding block dan kanopi. Tapi, Halte Transjakarta di dekatnya masih semrawut, kotor, penuh sampah, dan pedagang yang tak tertata. Bahkan ada lapak yang menutup guiding block.
Plaza stasiun juga dilengkapi taman mini. Cocok buat istirahat atau sekadar menunggu jemputan sambil ngadem.
Manager Public Relations KAI Commuter Leza Arlan, menjelaskan bahwa sejak Februari 2025, peron jalur 1 sudah lebih dulu dioperasikan. Nah, mulai Minggu (29/6/2025), giliran peron 2 dan 3 ikut difungsikan.
“Pengguna Commuter Line Rangkasbitung kini turun di peron 3, lalu langsir ke jalur 5 atau 6 untuk perjalanan balik ke arah Serpong dan sekitarnya,” ujar Leza.
Flow penumpang pun ikut berubah. Jalur keluar masuk kini lebih jelas. Gate-in di lantai dua, gate-out di lantai dasar. Sementara bangunan lama tetap difungsikan sebagai alternatif akses.
Leza menyebut, semua perubahan ini demi mengurangi kepadatan dan meningkatkan kenyamanan, terutama di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) yang sering jadi titik penumpukan. Targetnya, stasiun ini bisa melayani hingga 300 ribu penumpang per hari.
Saat ini, volume penumpang harian di Tanah Abang mencapai, 54–55 ribu orang per hari kerja, 41–43 ribu orang saat hari libur. Sementara penumpang transit mencapai 145–146 ribu orang per hari kerja, dan 124–125 ribu orang saat akhir pekan.
KAI Commuter mengimbau penumpang memperhatikan kembali jalur peron dan pintu keluar. “Dan jangan lupa, jagalah fasilitas bersama,” pungkas Leza.
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu