TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Haji 2025

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Musa Weliansyah Minta Dinas Pertanian Tangani Hama Wereng di Wanasalam

Oleh: Ari Supriadi
Editor: Ari Supriadi
Rabu, 09 Juli 2025 | 18:40 WIB
Ilustrasi padi. (Sumber: https://pertanian.uma.ac.id/)
Ilustrasi padi. (Sumber: https://pertanian.uma.ac.id/)

SERANG - Persoalan hama wereng dan tikus yang mengganggu areal sawah petani di Blok Kubang Sentul, Desa Parungpanjang, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, mendapat sorotan dari Komisi II DPRD Banten.

 

Wakil Ketua Komisi II DPRD Banten, Musa Weliansyah mengatakan, permasalahan tersebut harus menjadi perhatian serius Dinas Pertanian, baik Pemerintah Kabupaten Lebak maupun Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten.

 

"Pemerintah harus mengoptimalkan peran penyuluh pertanian dan bantuan pupuk untuk para petani agar hasil panen padi bisa maksimal," kata Musa, Rabu (9/7/2025).

 

Dikatakan Musa, akibat kejadian tersebut produksi padi mengalami penurunan antara 2,5 sampai 3 ton per hektare. Biasanya pada musim panen kedua para petani di Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, bisa memperoleh hasil panen padi sekitar 5 sampai dengan 6 ton per hektare. Namun sekarang berkurang hingga 50 persen.

 

"Akibat serangan hama wereng dan tikus ini, para petani mengalami kerugian karena biaya tidak sebanding dengan hasil panen. Hal ini memang sudah sering terjadi setiap tahunnya," ujar politisi PPP ini.

 

Musa menjelaskan, serangan hama wereng ini diakibatkan oleh kebiasaan petani yang tidak melakukan pencegahan preventif menggunakan buprofezin dan lain sebagainya, mengingat serangan ini tidak dadakan.

 

"Ada prosesnya yang harus di cegah di awal, petani harus diajak diskusi teknis oleh para petugas penyuluh pertanian, serta pemberian bantuan pupuk harus tepat waktu dan tepat sasaran," jelasnya.

 

Sementara itu, Ketua Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) Langka Asih Endang mengatakan, biaya operasional solar, upah operator dan biaya perawatan combine lebih besar daripada hasil panen, yang biasanya 5-6 ton, namun kini hanya 3 ton maksimal. "Namun untuk alat mesin panen saat ini tidak ada kendala karena adanya bantuan pinjam pakai Brigade Combine dari Dinas Pertanian Provinsi Banten," ungkapnya.(*)

Komentar:
ePaper Edisi 09 Juli 2025
Berita Populer
01
Zohran Mamdani

Opini | 2 hari yang lalu

05
Dilanda Hujan Deras, Perum Kunciran Indah Kebanjiran

Pos Tangerang | 2 hari yang lalu

06
Oposisi Setengah Hati

Opini | 1 hari yang lalu

10
SDN Karaton 5 Terancam Jadi Kenangan

Pos Banten | 1 hari yang lalu

GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit