TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Haji 2025

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Jimly Asshiddiqie, Mantan Ketua MK: Tak Ada Kemerdekaan Tanpa Kebebas

Reporter & Editor : AY
Selasa, 19 Agustus 2025 | 09:33 WIB
Mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Prof Jimly Asshiddiqie. Foto : Ist
Mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Prof Jimly Asshiddiqie. Foto : Ist

JAKARTA - Mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Prof Jimly Asshiddiqie menegaskan, kemerdekaan sejati hanya bisa lahir jika setiap individu merasakan kebebasan. Tanpa kebebasan, kemerdekaan akan kehilangan makna.

 

Menurut Jimly, tema peringatan HUT ke-80 RI tahun ini, “Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju”, sudah tepat. Namun, dia menilai akan lebih sempurna jika ditambahkan kata adil-makmur. “Mestinya, cita-cita adil-makmur di tempatkan dalam satu napas,” ujarnya saat berbincang dengan Tangselpos.id, Minggu (17/8/2025).

 

Jimly mengingatkan bahwa kemerdekaan tidak boleh hanya dipahami dalam makna kolektif sebagai kebebasan bangsa dari penjajahan. Yang lebih penting adalah memastikan kebebasan itu hadir dalam kehidupan setiap individu warga negara. “Tidak pernah ada kemerdekaan tanpa kebebasan (there is no independence without freedom),” tegas mantan ketua Majelis Kehormatan MK ini.

 

Dia menyinggung tantangan besar di era teknologi digital yang serba disruptif. Di satu sisi, kebebasan semakin sulit dikendalikan. Namun di sisi lain, upaya pengendalian justru sering ditafsirkan sebagai pembungkaman atau pembatasan.

 

Kadang-kadang memang ada yang berlebihan dan tidak terkendali juga,” tutur mantan ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu ini.

 

Dalam momentum 80 tahun kemerdekaan, Jimly mengajak bangsa Indonesia mengubah pola pikir (mindset) dalam bernegara. Dia menekankan, dari kebebasan individu itulah akan lahir kemerdekaan yang sejati.

 

Pandangan NU Dan Muhammadiyah

 

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menilai, HUT ke-80 RI menjadi refleksi kepada cita-cita proklamasi. “Ini bukan sekadar seremoni. Momen ini pengingat arah perjuangan nasional yang di wariskan para pendiri bangsa,” ujarnya.

 

Ia mengingatkan, semangat proklamasi harus terus hidup agar Indonesia tetap berdiri tegak sebagai bangsa merdeka, berdaulat, dan bermartabat. “Selamat HUT ke-80 RI. Bersatu, berdaulat, rakyat sejahtera, Indonesia maju. Merdeka!” pungkasnya.

 

Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengingatkan tentang berbagai persoalan bangsa di usia kemerdekaan yang sudah genap 80 tahun ini.

 

Haedar menyerukan para elite kembali ke cita-cita luhur. “Mandat rakyat bukan milik pribadi atau kelompok. Itu titipan, bukan kekuasaan untuk dimiliki,” pesan Haedar tajam.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit