Di Tengah Tekanan Global, Pemerintah Pede Jaga Daya Tahan Ekonomi

JAKARTA - Pemerintah optimistis perekonomian Indonesia mampu tumbuh di tengah tekanan global. Pertumbuhan ekonomi pada semester I-2025 yang relatif kuat menjadi modal penting untuk menjaga daya tahan ekonomi di tengah situasi yang tak pasti.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan, kondisi perekonomian global masih dipengaruhi sejumlah risiko. Terdapat juga ancaman kebijakan perdagangan yang ambigu, peningkatan tensi geopolitik, volatilitas pasar keuangan dan pelemahan permintaan dunia.
Meski demikian, mantan Ketua Umum Partai Golkar ini menilai, kinerja perekonomian Indonesia masih menunjukkan tren positif.
“Sejumlah leading indikator, indeks kepercayaan konsumen positif, penjualan riil juga positif. Realisasi investasi sesuai dengan target di Rp 924,9 triliun,” kata Airlangga dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (18/8/2025).
Menurut mantan anggota DPR ini, neraca perdagangan Indonesia juga masih terjaga dengan ekspor tumbuh 11,29 persen, impor 4,28 persen dan surplus perdagangan Juni 2025 sebesar 4,1 miliar dolar AS atau setara sekitar Rp 66,3 triliun (Rp 16.160 per dolar AS). Cadangan devisa masih aman, di atas enam bulan impor.
Selain itu, kualitas pertumbuhan ekonomi juga terlihat dari perbaikan indikator ketenagakerjaan. Tingkat pengangguran terbuka turun dari 4,91 persen pada Februari 2024 menjadi 4,76 persen pada Februari 2025.
Sedangkan angka kemiskinan ekstrem berkurang dari 1,26 persen pada Maret 2024 menjadi 0,85 persen pada Maret 2025.
Airlangga mengatakan, berbagai strategi disiapkan untuk memperkuat pertumbuhan. Mulai dari stabilitas ekonomi makro, penciptaan lapangan kerja, hilirisasi, industrialisasi, hingga diversifikasi pasar ekspor ke Afrika dan Timur Tengah.
Pemerintah juga menyiapkan langkah jangka menengah melalui program ketahanan pangan, ketahanan energi, Makan Bergizi Gratis (MBG), pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) hingga akselerasi investasi.
“Beberapa hal yang diarahkan Bapak Presiden (Prabowo Subianto) terkait penciptaan lapangan kerja, pembangunan SDM, pendidikan, kesehatan, hilirisasi dan industrialisasi, kita dorong agar akselerasi ekonomi lebih besar,” tutur Airlangga.
Terpisah, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W. Kamdani menilai, perlambatan ekonomi perlu diwaspadai sejak dini.
Menurut Shinta, pertumbuhan ekonomi kuartal I-2025 yang hanya 4,87 persen secara tahunan, bahkan minus 0,98 persen secara kuartalan, sudah mencerminkan tekanan konsumsi, investasi dan ekspor.
“Perlambatan ini tidak terjadi dalam ruang hampa. Ketidakpastian global telah menghambat arus modal dan menurunkan permintaan global,” kata Shinta kepada Tangselpos.id, Senin (18/8/2025).
Meski demikian, dia menegaskan, target pertumbuhan masih bisa dicapai asalkan kebijakan Pemerintah konsisten, progresif dan disiplin dalam eksekusi.
Stimulus Rp 24,44 triliun yang baru saja diluncurkan Pemerintah dinilai sebagai langkah positif untuk mendorong konsumsi.
Efektivitasnya akan sangat bergantung pada kecepatan pelaksanaan di lapangan dan sejauh mana stimulus ini menjangkau kelompok masyarakat menengah dan pelaku usaha yang membutuhkan dorongan riil untuk bergerak,” jelas Shinta.
Shinta menambahkan, keterbatasan ruang fiskal menuntut belanja negara lebih selektif. Anggaran harus difokuskan pada program dengan dampak nyata terhadap daya beli, lapangan kerja dan keberlanjutan usaha.
Olahraga | 13 jam yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu