TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Haji 2025

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Bedeng Proyek Galian Jalan TB Simatupang Makan Separuh Jalan

Reporter: Farhan
Editor: AY
Jumat, 22 Agustus 2025 | 07:20 WIB
Krmacetan akibat pembangunan di Jalan TB Simatupang. Foto : RM
Krmacetan akibat pembangunan di Jalan TB Simatupang. Foto : RM

JAKARTA - Kemacetan di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, semakin parah. Penyebabnya, akibat banyak proyek galian memakan separuh badan jalan. Terutama dari arah jalan layang Tanjung Barat menuju Fatmawati.

 

Kemacetan parah itu dike­luhkan masyarakat, termasuk pembaca koran Rakyat Merdeka, melalui sub rubrik “WA Aje”, untuk diteruskan kepada Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota (Pemprov DKI) Jakarta.

 

Menindaklanjuti pengaduan itu, Rakyat Merdeka Group (TangselPos.id) melakukan reportase pada Rabu (13/8/2025), pukul 8.30 WIB, dari arah Lebak Bulus menuju Pasar Minggu. Saat melakukan reportase ini, proyek galian mulai tampak di jalan layang Fatmawati.

 

Di taman, di bawah jalan layang ini, dipasang spanduk pem­beritahuan. “Mohon maaf, per­jalanan Anda terganggu. Segera dilaksanakan pekerjaan pema­sangan pipa air limbah di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan,” demikian isi spanduk tersebut.

 

Dalam spanduk itu juga tertu­lis, pekerjaan ini dilakukan mulai dari Ratu Prabu sampai Wisma Raharja, mulai tanggal 19 Juli 2025 hingga 26 Desember 2025.

 

Di proyek pekerjaan sepan­jang 500 meter ini, tidak terlalu tampak ada galian. Bedeng atau sekat penutup galian pun tidak terlalu mengganggu pengendara. Kecuali, ketika ada truk yang mengangkut tanah galian. An­trean kendaraan terjadi karena lampu merah di perempatan Ampera-Cilandak.

 

Tapi, ketika memutar arah di bawah jalan layang Tanjung Barat dan hendak menuju arah Fatmawati, Rakyat Merdeka Group (TangselPos.id)  menemukan banyak bedeng proyek galian yang memakan setengah badan jalan. Pertama, persis di pintu keluar Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Pancoran.

 

Di titik ini, ada proyek galian pemasangan pipa Rumah Su­sun (Rusun) Tanjung Barat. Di bedeng tertulis, ini merupakan proyek PAM Jaya. PAM Jaya adalah perusahaan penyedia layanan air, yang merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemprov DKI.

 

Di proyek tersebut dipasang bedeng, menggunakan bar­rier plastik dan papan, yang memakan hampir setengah badan jalan. Bedeng ini, membuat arus lalu lintas tersendat. Hingga pertigaan Kebagusan, ada enam bedeng serupa, dengan jarak masing-masing sekitar 200 meter. Semuanya berada di sisi kiri jalan.

 

Dibsekitar Cibis Park, bedeng proyek galian berada di sisi kanan jalan. Bedeng ini memakan setengah badan jalan, panjangnya hampir 20 meter. Bedeng yang terbuat dari barrier beton ini, merupakan bagian dari proyek pemasangan pipa air limbah.

 

bedeng tertulis, proyek ini dikelola Perumda Paljaya, BUMD Provinsi Jakarta yang bergerak di bidang pengelolaan air limbah domestik dan limbah bahan ber­bahaya dan beracun (B3).

 

Sekitar 200 meter berikutnya, di dekat Stasiun Pengisian Ba­han Bakar Umum (SPBU), ada bedeng serupa. Posisinya juga di sisi kanan jalan.

 

Banyaknya proyek galian yang memakan badan jalan, meng­ganggu arus lalu lintas di Jalan TB Simatupang. Apalagi pada jam sibuk, pukul 17.00-20.00 WIB.

 

Jalur ini, kerap dilintasi pe­kerja yang hendak pulang menu­ju Depok, Bogor, Tangerang Selatan, Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang.

 

Catatan Rakyat Merdeka Group (TangselPos.id) saat melintas di kawasan ini, sekitar pukul 19.00 WIB, dari jalan layang Tanjung Barat menuju Lebak Bulus yang jaraknya hanya sekitar 7 kilometer, menghabiskan waktu sekitar satu jam.

 

Gubernur Jakarta Pramono Anung akhirnya bersuara menge­nai masalah ini. Dia menyatakan, Pemprov Jakarta sudah menyampaikan surat resmi kepada Pemerintah Pusat, untuk membantu mengatasi kemacetan ini.

 

Karena, menurut Pram, ke­macetan di Jalan TB Simatupang semakin parah akibat Proyek Strategis Nasional (PSN) di lokasi tersebut. “PSN adalah proyek Pemerintah Pusat dan ke­luhannya memang berkepanjangan,” ujar Pram di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (20/8/2025).

 

Pram pun mengaku sudah mengecek kondisi di lapangan secara langsung. Bukan berdasarkan laporan anak buahnya. “Kema­rin, saya sengaja tidak dikawal, berdua dengan sopir saja. Saya ingin mengecek sendiri, dan me­mang parah banget macetnya,” kata mantan Wakil Ketua DPR ini.

 

Pram mengaku sudah memerintahkan sejumlah instansi terkait, seperti Dinas Bina Marga, Dinas Perhubungan dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) segera mengambil langkah konkret. “Per­tama, saya minta bedeng-bedeng itu dikecilkan,” ujarnya.

 

Pram juga mengimbau masyarakat untuk memanfaatkan jalur alternatif, guna mengurangi beban lalu lintas di Jalan TB Si­matupang. Untuk kendaraan roda empat, bisa lewat tol. “Kalau semuanya lewat TB Simatupang, pasti kemacetannya luar biasa. Padahal kalau kita lihat di jalan-jalan lain, sekarang mengalami penurunan kemacetan,” ucapnya.

 

Pram menambahkan, Pem­prov DKI segera mengatur sistem lalu lintas dan fasilitas pendukung di kawasan terse­but, agar lebih tertib dan tidak memicu kemacetan lebih parah.

 

Gubernur juga mengeluarkan larangan terhadap keberadaan “Pak Ogah” yang kerap mengatur lalu lintas di tengah jalan, tapi memperparah situasi. “Semuanya harus menjadi tang­gung jawab Kepolisian, Satpol PP, Dinas Perhubungan,” te­gasnya.

Komentar:
DLH
Damkar
Perkim
Lebak
Dprd
ePaper Edisi 22 Agustus 2025
Berita Populer
02
04
05
Pajak Saeutikna

Opini | 23 jam yang lalu

07
Fortuner Hantam Truk, Nyawa Sopir Melayang

TangselCity | 2 hari yang lalu

08
Tiba di Turki, Megawati Gabung di Manisa BBSK

Olahraga | 2 hari yang lalu

GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit