Bedeng Proyek Galian Jalan TB Simatupang Makan Separuh Jalan

JAKARTA - Kemacetan di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, semakin parah. Penyebabnya, akibat banyak proyek galian memakan separuh badan jalan. Terutama dari arah jalan layang Tanjung Barat menuju Fatmawati.
Kemacetan parah itu dikeluhkan masyarakat, termasuk pembaca koran Rakyat Merdeka, melalui sub rubrik “WA Aje”, untuk diteruskan kepada Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota (Pemprov DKI) Jakarta.
Menindaklanjuti pengaduan itu, Rakyat Merdeka Group (TangselPos.id) melakukan reportase pada Rabu (13/8/2025), pukul 8.30 WIB, dari arah Lebak Bulus menuju Pasar Minggu. Saat melakukan reportase ini, proyek galian mulai tampak di jalan layang Fatmawati.
Di taman, di bawah jalan layang ini, dipasang spanduk pemberitahuan. “Mohon maaf, perjalanan Anda terganggu. Segera dilaksanakan pekerjaan pemasangan pipa air limbah di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan,” demikian isi spanduk tersebut.
Dalam spanduk itu juga tertulis, pekerjaan ini dilakukan mulai dari Ratu Prabu sampai Wisma Raharja, mulai tanggal 19 Juli 2025 hingga 26 Desember 2025.
Di proyek pekerjaan sepanjang 500 meter ini, tidak terlalu tampak ada galian. Bedeng atau sekat penutup galian pun tidak terlalu mengganggu pengendara. Kecuali, ketika ada truk yang mengangkut tanah galian. Antrean kendaraan terjadi karena lampu merah di perempatan Ampera-Cilandak.
Tapi, ketika memutar arah di bawah jalan layang Tanjung Barat dan hendak menuju arah Fatmawati, Rakyat Merdeka Group (TangselPos.id) menemukan banyak bedeng proyek galian yang memakan setengah badan jalan. Pertama, persis di pintu keluar Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Pancoran.
Di titik ini, ada proyek galian pemasangan pipa Rumah Susun (Rusun) Tanjung Barat. Di bedeng tertulis, ini merupakan proyek PAM Jaya. PAM Jaya adalah perusahaan penyedia layanan air, yang merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemprov DKI.
Di proyek tersebut dipasang bedeng, menggunakan barrier plastik dan papan, yang memakan hampir setengah badan jalan. Bedeng ini, membuat arus lalu lintas tersendat. Hingga pertigaan Kebagusan, ada enam bedeng serupa, dengan jarak masing-masing sekitar 200 meter. Semuanya berada di sisi kiri jalan.
Dibsekitar Cibis Park, bedeng proyek galian berada di sisi kanan jalan. Bedeng ini memakan setengah badan jalan, panjangnya hampir 20 meter. Bedeng yang terbuat dari barrier beton ini, merupakan bagian dari proyek pemasangan pipa air limbah.
bedeng tertulis, proyek ini dikelola Perumda Paljaya, BUMD Provinsi Jakarta yang bergerak di bidang pengelolaan air limbah domestik dan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3).
Sekitar 200 meter berikutnya, di dekat Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), ada bedeng serupa. Posisinya juga di sisi kanan jalan.
Banyaknya proyek galian yang memakan badan jalan, mengganggu arus lalu lintas di Jalan TB Simatupang. Apalagi pada jam sibuk, pukul 17.00-20.00 WIB.
Jalur ini, kerap dilintasi pekerja yang hendak pulang menuju Depok, Bogor, Tangerang Selatan, Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang.
Catatan Rakyat Merdeka Group (TangselPos.id) saat melintas di kawasan ini, sekitar pukul 19.00 WIB, dari jalan layang Tanjung Barat menuju Lebak Bulus yang jaraknya hanya sekitar 7 kilometer, menghabiskan waktu sekitar satu jam.
Gubernur Jakarta Pramono Anung akhirnya bersuara mengenai masalah ini. Dia menyatakan, Pemprov Jakarta sudah menyampaikan surat resmi kepada Pemerintah Pusat, untuk membantu mengatasi kemacetan ini.
Karena, menurut Pram, kemacetan di Jalan TB Simatupang semakin parah akibat Proyek Strategis Nasional (PSN) di lokasi tersebut. “PSN adalah proyek Pemerintah Pusat dan keluhannya memang berkepanjangan,” ujar Pram di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (20/8/2025).
Pram pun mengaku sudah mengecek kondisi di lapangan secara langsung. Bukan berdasarkan laporan anak buahnya. “Kemarin, saya sengaja tidak dikawal, berdua dengan sopir saja. Saya ingin mengecek sendiri, dan memang parah banget macetnya,” kata mantan Wakil Ketua DPR ini.
Pram mengaku sudah memerintahkan sejumlah instansi terkait, seperti Dinas Bina Marga, Dinas Perhubungan dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) segera mengambil langkah konkret. “Pertama, saya minta bedeng-bedeng itu dikecilkan,” ujarnya.
Pram juga mengimbau masyarakat untuk memanfaatkan jalur alternatif, guna mengurangi beban lalu lintas di Jalan TB Simatupang. Untuk kendaraan roda empat, bisa lewat tol. “Kalau semuanya lewat TB Simatupang, pasti kemacetannya luar biasa. Padahal kalau kita lihat di jalan-jalan lain, sekarang mengalami penurunan kemacetan,” ucapnya.
Pram menambahkan, Pemprov DKI segera mengatur sistem lalu lintas dan fasilitas pendukung di kawasan tersebut, agar lebih tertib dan tidak memicu kemacetan lebih parah.
Gubernur juga mengeluarkan larangan terhadap keberadaan “Pak Ogah” yang kerap mengatur lalu lintas di tengah jalan, tapi memperparah situasi. “Semuanya harus menjadi tanggung jawab Kepolisian, Satpol PP, Dinas Perhubungan,” tegasnya.
Olahraga | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Galeri | 1 hari yang lalu
Opini | 23 jam yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu