TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Haji 2025

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Kereta Petani Bakal Kerek Ekonomi Dan Rem Urbanisasi

Reporter & Editor : AY
Selasa, 02 September 2025 | 10:48 WIB
Gerbong kereta Sayuran. Foto : Ist
Gerbong kereta Sayuran. Foto : Ist

JAKARTA - Rencana PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI menghadirkan layanan angkutan kereta khusus petani dan pedagang, diyakini akan memberi banyak dampak positif. Di antaranya, mendongkrak perekonomian daerah dan menekan angka urbanisasi.

 

Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indo­nesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno mengapresiasi langkah KAI yang tengah menyiapkan layanan baru berupa kereta khusus untuk mengangkut hasil pertanian dan barang dagangan dari desa ke kota.

 

Menurut Djoko, kereta khusus ini menunjukkan empati KAI pada kalangan petani dan peda­gang di daerah pedesaan, untuk memenuhi kebutuhan keseharian masyarakat perkotaan.

 

Hal ini tentu dapat mening­katkan perekonomian desa dan mengurangi tingkat urbanisasi.

 

Keuntungan setelah ada kere­ta khusus petani dan pedagang, akan menghambat urbanisasi ke perkotaan,” ujar Djoko ke­pada Tangspos.id kemarin.

 

Dengan adanya kereta khusus ini, sambung dia, tidak menutup kemungkinan para petani dan pedagang bisa meningkatkan kapasitas barang yang diangkut. Bahkan, jumlah petani dan peda­gang pun berpotensi meningkat.

 

Sebagai informasi, selama ini para petani dan pedagang menggunakan kereta lokal atau KRL (Kereta Rel Listrik) untuk mengangkut hasil dan barang dagangannya.

 

Namun dengan adanya kereta khusus, maka penumpang tidak akan terganggu dengan tumpukan barang pedagang dan hasil bumi petani. Bahkan, bisa saja mereka akan mengangkut hewan ternak.

 

Ini kan justru dapat meningkatkan perekonomian desa,” ungkapnya.

 

Dia melihat, ada permintaan yang cukup tinggi dari petani dan pedagang di wilayah Banten dalam menggunakan kereta. Mereka biasanya menjajakan dagangannya di Tangerang Se­latan dan Jakarta.

 

Sementara penumpang yang menggunakan KRL Commuter Line, sambung dia, juga meningkat dari Rangkasbitung menuju Tanah Abang.

 

“Makanya, ini perlu ada kereta khusus bagi petani dan pedagang di lintas ini yang terpisah dengan kereta penumpang (KRL Com­muter Line),” katanya.

 

Menurut Djoko, para petani dan pedagang berangkat mulai jam 04.00 WIB dari Stasiun Rangkasbitung, kemudian ber­henti di stasiun keberangkatan petani dan pedagang, seperti Stasiun Citeras, Stasiun Maja dan Stasiun Tenjo.

 

Kemudian, petani dan peda­gang akan berhenti di Stasiun Parung Panjang, Stasiun Ser­pong, Stasiun Sudimara, Stasiun Kebayoran, Stasiun Palmerah dan Stasiun Tanah Abang.

 

Namun, ada yang melanjut­kan hingga Stasiun Manggarai dengan KRL Commuter Line yang berbeda. Keberangkatan terbanyak dari Stasiun Maja dan tujuan terbanyak adalah Stasiun Tanah Abang.

 

Hasil pertanian yang diang­kut, seperti pisang, ketela, cabe, jagung, petai, jengkol, daun pisang, aneka sayur-sayuran.

 

Sedangkan dagangan yang dibawa pedagang, seperti nasi merah, nasi uduk dan nasi putih beserta lauk pauk.

 

Barang dagangan dan hasil bumi itu berjajar rapi di peron yang disiapkan dua jam sebelum kereta berhenti.

 

“Dalam waktu 2 menit, semua barang dan hasil bumi itu harus segera masuk ke dalam kereta. Rata-rata petani dan pedagang itu sudah lebih 20 tahun bermo­bilitas menggunakan kereta,” bebernya.

 

Nantinya, bila kereta khusus ini beroperasi, PT KAI bisa mengatur waktu henti di stasiun.

 

Dia menyarankan, waktu­nya bisa diatur hingga 5 menit. Kereta juga tidak harus berhenti di semua stasiun dari Rangkasbi­tung hingga Tanah Abang.

 

“Cukup berhenti di stasiun yang berpotensi menaikkan dan menurunkan hasil bumi dan barang dagangan saja,” imbaunya.

 

Ia meyakini, dengan kemudahan mobilitas tersebut, para petani dan pedagang pun dapat meningkatkan omzet atau pendapatannya.

 

Sebagai informasi, PT Kereta Api Indonesia berencana melun­curkan kereta petani-pedagang dari pusat produksi ke pusat niaga. Sebagai proyek awal, kereta akan melayani rute Rang­kasbitung di Kabupaten Lebak menuju Tanah Abang, Jakarta.

 

Di kesempatan berbeda, Wakil Menteri Badan Usaha Mi­lik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, layanan tersebut dihadirkan untuk membantu mobilitas petani dan pedagang, sekaligus mendorong perekonomian masyarakat desa.

 

“Segera kami launching, su­paya bisa menampung masyara­kat yang membawa hasil dagangan dari daerah ke Jakarta,” kata pria yang akrab disapa Tiko di Jakarta, Senin (25/8/2025).

 

Sebelumnya, Vice President (VP) Public Relations KAI Anne Purba menjelaskan, pi­haknya telah melakukan inovasi berupa pengembangan Kereta Penumpang Kelas Ekonomi (K3) Khusus Petani-Pedagang, yang saat ini tengah dimodi­fikasi di UPT (Unit Pelaksana Teknis) Balai Yasa di Surabaya, Jawa Timur.

 

Ia mengaku, konsep kereta ini sudah dibahas sejak Mei 2024 dan diwujudkan melalui modi­fikasi sarana

 

Desainnya mengedepankan kemudahan akses dan ruang angkut lebih luas. Tempat duduk dipasang sejajar di sisi kiri dan kanan, sehingga ruang tengah lapang untuk hasil pertanian atau barang dagangan.

 

“Sekaligus memudahkan pergerakan di dalam kereta,” jelas Anne, beberapa waktu lalu.

Komentar:
ePaper Edisi 02 September 2025
Berita Populer
01
Beredar Pesan Rencana Demonstrasi

TangselCity | 1 hari yang lalu

02
Inter Milan Makin Gahar

Olahraga | 2 hari yang lalu

07
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit