TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

RELIJIUCITY

Indeks

Dewan Pers

Sri Mulyani Menangis di Pundak Suami

Reporter & Editor : AY
Rabu, 10 September 2025 | 08:06 WIB
Mantan Menkeu Sri Mulyani saat meninggalkan kantor Menkeu usai serah terima jabatan. Foto : Ist
Mantan Menkeu Sri Mulyani saat meninggalkan kantor Menkeu usai serah terima jabatan. Foto : Ist

JAKARTA - Suasana haru menyelimuti Gedung Djuanda I Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta Pusat, Selasa siang (9/9/2025). Usai menyerahkan jabatan Menteri Keuangan kepada Purbaya Yudhi Sadewa, Sri Mulyani tak kuasa menahan tangis. Perempuan yang beberapa kali meraih predikat Menteri Keuangan terbaik itu, larut dalam pelukan sang suami, Tony Sumartono, ketika ratusan pegawai Kemenkeu melepasnya dengan nyanyian lagu “Bahasa Kalbu”.

 

Sri Mulyani tiba Gedung Kemenkeu, sekitar pukul 10.17 WIB. Ratusan pegawai Kemenkeu memenuhi lobi dan selasar gedung untuk mengikuti acara ini. Saking banyaknya yang hadir dan ingin bersalaman, Sri Mulyani dan suami sempat kesulitan masuk lokasi acara. 

 

Di dalam Aula Mezzanine, prosesi sertijab berlangsung khidmat. Hadir pula Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.

 

Dalam sertijab ini, Sri Mulyani banyak senyum. Wajahnya cerah. Dia menyampaikan rasa syukur sekaligus penghormatan atas kepercayaan yang diberikan kepadanya.

 

“Saya pamit undur diri, dan mohon mulai saat ini kami dihormati ruang privasi, ruang pribadi saya sebagai warga negara biasa,” ucapnya.

 

Sri Mulyani juga menyampaikan permohonan maaf sekaligus rasa terima kasih kepada jajaran Kemenkeu maupun lintas kementerian. “Tiada gading yang tak retak, tiada manusia yang sempurna. Pasti dalam menjalankan amanah ada kekurangan dan khilaf,” kata dia.

 

Tak lupa, Sri Mulyani menitipkan pesan khusus kepada para pegawai Kemenkeu untuk mendukung kinerja penggantinya, Purbaya Yudhi Sadewa. “Jalankan tugas dengan amanah, kompeten, dan jaga integritas. Bantu pimpinan baru dan terus laksanakan tugas dengan dedikasi,” pesannya.

 

Di akhir sambutan, Sri Mulyani menutup pesannya dengan ucapan penuh haru. “Salam sehat untuk seluruhnya, sukses selalu, dan jangan pernah lelah mencintai Indonesia," tandasnya.

 

Usai prosesi, suasana berubah jadi emosional. Ratusan pegawai yang berdiri rapat sejak aula hingga lobi mengiringi langkah Sri Mulyani keluar dari ruang sertijab. Banyak dari mereka membawa bunga mawar putih, sebagian lainnya menyiapkan karangan bunga untuk diserahkan langsung.

 

Sri Mulyani berjalan perlahan. Sesekali dia dan sang suami membentuk simbol hati dengan tangan, sebagai balasan atas cinta dan penghormatan yang diberikan pegawai Kemenkeu.

 

Dari atas anak tangga, Sri Mulyani menyempatkan diri mendengarkan puisi perpisahan yang dibacakan dua perwakilan pegawai Kemenkeu.

 

"Ribuan hati memeluk masygul. Hati kami akan selalu bersamamu, Ibu. Fondasi yang kau bangun dan tanamkan telah memperkuat profesionalisme dan integritas kami,” tutur salah satu pegawai dengan suara bergetar.

 

Sri Mulyani mendengarkan dengan mata berlinang. Di bawah tangga, dia menyapa sejumlah pegawai yang mencoba menyalaminya. Melalui momen ini, para karyawan ingin mengabadikan rasa hormat, cinta dan terima kasih kepada Sri Mulyani.

 

“Terima kasih atas ketulusan hati yang telah memberi arti dan cahaya bagi kami semua. Ibu, perpisahan ini bukan akhir. Jejak langkah ibu akan tetap hidup di antara kami, dalam setiap kebijakan dan karya,” sambung pembacaan puisi itu.

 

Tangis makin pecah ketika ratusan pegawai kompak menyanyikan “Bahasa Kalbu” secara akapela. Suara yang menggema di aula membuat Sri Mulyani tak kuasa menahan air mata. Dia pun menyenderkan kepala di pundak sang suami, seolah mencari kekuatan di tengah perpisahan.

 

Sambil menjalan pelan menuruni anak tangga, langkah Sri Mulyani meninggalkan gedung berkali-kali terhenti karena ajakan swafoto dari pegawai maupun awak media. Dia pun sempat meluangkan waktu foto bersama para wartawan yang selama ini bertugas di Kemenkeu, bahkan ikut ber-selfie. Selama menjabat, Sri Mulyani memang dikenal dekat dengan pewarta.

 

Di sela senyum dan sapaan, Sri Mulyani beberapa kali harus menyeka air matanya dengan tisu. Tak sedikit pegawai wanita yang menangis, sementara para pegawai pria tampak menahan haru. Seruan “Sukses selalu Ibu! Terima kasih Ibu!” berulang kali terdengar, menambah tebal suasana emosional.

 

Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono ikut mendampingi hingga Sri Mulyani masuk ke mobil. “Semangat Ibu akan menjadi pelita, menerangi perjalanan kami ke depannya. Terima kasih, Ibu!” seru seorang pegawai.

 

Lobby Gedung Djuanda I sesak oleh karyawan yang berdesakan untuk melihat detik-detik perpisahan. Tangis, tepuk tangan, dan seruan melebur menjadi satu.

 

Bagi banyak pegawai, Sri Mulyani bukan sekadar atasan, melainkan sosok ibu yang membimbing dengan teladan. Di balik ketegasan dan sikap disiplinnya, Sri Mulyani selalu memberi ruang dialog. 

 

“Sedih sekali. Soalnya saya sudah 21 tahun kerja dengan Ibu. Sudah serasa ibu sendiri di sini,” ujar seorang pegawai, terisak.

 

Sri Mulyani resmi berhenti dari kursi Menteri Keuangan setelah Presiden Prabowo Subianto melantik Purbaya Yudhi Sadewa sehari sebelumnya, 8 September 2025. Sri Mulyani tercatat empat kali menjabat sebagai bendahara negara di tiga era kepemimpinan. 

 

Pertama, di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2005–2010). Lalu dua periode pemerintahan Jokowi (2016–2019 dan 2019–2024). Terakhir, era Presiden Prabowo (2024–2025). Total, hampir 14 tahun dja mengabdi sebagai Menteri Keuangan.

 

Di bawah kepemimpinannya, Kemenkeu menginisiasi berbagai kebijakan strategis. Mulai dari program tax amnesty, penerapan sistem coretax, hingga perumusan kebijakan fiskal saat pandemi Covid-19. 

 

Berbagai penghargaan internasional diraihnya, seperti Finance Minister of the Year 2019 Global and Asia Pacific dari Majalah The Banker serta Menteri Keuangan Terbaik Asia Timur dan Pasifik 2020 versi Global Markets. Namanya juga berkali-kali masuk daftar Most Powerful Women versi Majalah Forbes.

 

Namun, masa jabatannya tidak selalu mulus. Pada Agustus 2025, aksi demo besar merebak lantaran kebijakan fiskal Pemerintah dinilai memberatkan masyarakat. Bahkan, rumahnya di kawasan Bintaro, Jakarta Selatan, sempat menjadi sasaran penjarahan kelompok tak dikenal, hanya berselang dua pekan sebelum perpisahan di Kemenkeu.

Komentar:
ePaper Edisi 10 September 2025
Berita Populer
03
Pabrik Rokok Mulai Kurangi Karyawan

Nasional | 2 hari yang lalu

06
Hasil Demo

Opini | 1 hari yang lalu

07
08
Gudang Oli Di Slipi Terbakar

Nasional | 19 jam yang lalu

GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit