TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

RELIJIUCITY

Indeks

Dewan Pers

Istri Hamil, Anak Masih Kecil — Keluarga Menunggu dengan Harap di Tepi Kali Angke

Reporter: Farhan
Editor: AY
Senin, 20 Oktober 2025 | 15:50 WIB
Tim gabungan sedang mencari jasad Adi yang diduga tercebur di sungsai Angke. Foto : Ist
Tim gabungan sedang mencari jasad Adi yang diduga tercebur di sungsai Angke. Foto : Ist

TANGERANG — Suasana haru menyelimuti kawasan Petir, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang, Senin (20/10/2025) siang. Di tepi Kali Angke yang airnya mengalir deras, keluarga seorang pria bernama Adi (30) menunggu dengan penuh harap. Tatapan mereka tertuju pada permukaan air, berharap ada keajaiban — agar jasad Adi, yang diduga tenggelam sejak dini hari, segera ditemukan.

 

Adi, seorang sopir sekaligus buruh serabutan yang tinggal di Gang H. Lancong, Kelurahan Gondrong, dikabarkan terjatuh ke sungai usai terlibat cekcok dengan pacarnya di pinggiran Kali Angke sekitar pukul 03.30 WIB. Sebelum kejadian, ia sempat menenggak minuman keras bersama beberapa rekannya.

 

Hingga pukul 13.00 WIB, tim gabungan Basarnas dan BPBD Kota Tangerang masih melakukan pencarian, namun belum membuahkan hasil. Di tengah simpang siur dugaan penyebab tenggelamnya Adi, Hasan, mertua korban, menegaskan menantunya bukanlah sosok yang mudah menyerah apalagi berniat mengakhiri hidup.

 

“Kalau bunuh diri sih kecil kemungkinan, Bang. Rumah tangganya enggak ada masalah apa-apa,” ujar Hasan dengan nada lirih namun tegas.

 

Menurut Hasan, sebelum kejadian Adi berpamitan pada istrinya untuk pergi kondangan. Ia terlihat rapi dan ceria saat berangkat.

 

“Dia keluar rumah sekitar jam 10, pakai kemeja rapi. Katanya mau kondangan. Enggak ada kelihatan aneh sama sekali,” tuturnya.

 

Sejak saat itu, Adi tak pernah kembali. Hasan menduga menantunya sempat mampir ke warung kopi tempat biasa ia mangkal dan ngopi bersama rekan-rekannya, tak jauh dari lokasi kejadian.

 

“Dia kan sopir, sering mangkal di sini. Kadang nunggu orderan, ngopi, istirahat. Mungkin kecapean atau gimana, kita belum tahu pasti,” ucapnya.

 

Hasan mengetahui kabar musibah itu dari Ketua RT setempat, yang mendapat informasi langsung dari teman Adi di lokasi.

 

“Saya dikabarin sama RT. RT-nya ditelepon temennya si Adi. Kebetulan masih saudara juga. Begitu dengar, saya langsung ke sini,” katanya.

 

Di tengah kebingungan dan kesedihan, keluarga berusaha tabah. Hasan mengatakan, istri Adi saat ini tengah hamil dan menunggu di rumah bersama anak mereka yang masih kecil.

 

“Istrinya lagi hamil, anaknya juga masih kecil. Makanya kalau dibilang bunuh diri, saya rasa enggak mungkin. Orangnya sayang keluarga, rumah tangganya adem ayem,” tutur Hasan pelan, menahan air mata.

 

Meski berat, Hasan mencoba ikhlas menerima takdir. Ia tampak duduk di tepi kali, memandangi petugas SAR yang menyisir aliran sungai dengan perahu karet.

 

“Udah musibah, ya sudah. Tinggal nunggu ketemu aja. Saya ikhlas, mungkin sudah takdir Allah,” ucapnya dengan suara bergetar.

 

Sementara itu, tim gabungan dari Basarnas, BPBD, dan relawan SAR masih melanjutkan pencarian dengan metode penyisiran dan penyelaman terbatas, mengingat arus sungai cukup deras. Petugas mengimbau warga agar tidak mendekat ke area operasi dan segera melapor jika menemukan tanda-tanda keberadaan korban.

 

Hingga berita ini ditulis, pencarian masih berlangsung. Di tepi sungai, keluarga korban masih setia menunggu — di antara doa, harap, dan kenangan yang belum sempat tersampaikan. (bnn)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit