Menteri Perdagangan Kena Sorot Jokowi, Harga Beras Naik
JAKARTA - Harga beras yang ditakutkan Presiden Jokowi akan naik setelah harga BBM subsidi naik, benar-benar naik. Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan yang ditugaskan menahan agar harga beras tidak naik, jadinya kena sorot Jokowi.
Kenaikan harga beras itu, sudah terjadi sejak Agustus lalu. Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN), harga beras rata-rata per Agustus mencapai Rp 11.850 per kilogram (kg), atau naik dibandingkan Juli seharga Rp 11.750 per kg.
Pada September, harga beras naik tipis menjadi 12.050 per kg. Bulan ini, harga beras kembali naik menjadi 12.150 per kg. Saat ini, beras premium naik dari Rp 12.600 per kg menjadi Rp 12.800 per kg. Sementara, harga beras medium naik dari Rp10.600 per kg menjadi Rp 10.900 per kg.
Jokowi ikut memantau pergerakan harga beras ini. Dia menginstruksikan, Zulhas agar melakukan stabilitas harga beras.
Zulhas mengakui mendapat perintah langsung dari Jokowi terkait beras ini. Ketua Umum PAN ini mengungkap, ditelepon Jokowi untuk menangani persoalan beras ini.
"Dua kali dapat telepon saya, kalau bisa beras jangan naik kata Pak Presiden," kata Zulhas, dalam konferensi pers Jakarta Muslim Fashion Week 2023, di Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, kemarin.
Tak cuma beras, Zulhas juga mengaku mendapat instruksi agar mengendalikan harga daging ayam, telur, cabe, beras, daging, dan lain sebagainya. Arahan itu disampaikan mengingat dunia akan memasuki masa resesi, termasuk ancaman krisis energi dan pangan.
"Itu harga (pangan) harus stabil, tidak boleh naik," jelasnya, menirukan perintah Jokowi.
Kenapa beras naik? Zulhas menyebut, kenaikan harga beras dikarenakan kenaikan harga gabah. Selain itu, saat ini pengusaha swasta membeli gabah dengan harga yang tinggi juga.
"Berebut swasta, sementara Bulog patokannya HET (Harga Eceran Tertinggi) ditentukan harganya, misalnya harga gabah HET Bulog beli Rp 4.200. Nah, swasta bisa beli 5.000 ya Bulog nggak bisa beli. Otomatis produk jadinya beras naik," ujarnya.
Tak cuma di Indonesia, harga beras dunia juga mengalami peningkatan. Berdasarkan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO), harga beras naik 2,2 persen dalam tiga bulan terakhir.
Kenaikan harga beras didorong oleh produksi yang menurun lantaran kebijakan India yang memperketat ekspor beras sejak 9 September 20220.
Mengantisipasi kenaikan harga beras dunia, Badan Pangan Nasional mulai melakukan operasi pasar. Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi mengatakan, saat ini Badan Pangan Nasional telah melakukan operasi pasar dengan mengeluarkan beras Bulog ke seluruh pasar yang ada di Indonesia sebanyak 200 ribu ton selama sebulan ini.
"Berapapun kebutuhannya, kita siapkan, paralel Bulog juga kita tugaskan untuk menyerap," kata Arief, di Jakarta Convention Center, Selasa lalu.
Arief mengatakan, stok beras nasional masih aman. "Pak presiden kan bilang jaga inflasi. Kalau ketersediaan aman, tinggal kita jaga harga itu supaya tidak terlalu tinggi," ujar Arief.
Sementara, Ketua Umum Perkumpulan Penggiling Padi dan Pengusaha Beras (Perpadi), Sutarto Alimoeso mengatakan, kenaikan harga beras disebabkan karena adanya penurunan panen. Selain itu, musim hujan juga berpotensi menurunkan kualitas gabah.
Eks Dirut Bulog ini mengatakan, penurunan panen ini terjadi musiman. Surplus beras biasanya terjadi pada Februari-Maret karena merupakan panen raya pertama dan didukung oleh normalnya cuaca.
Sedangkan pada Oktober, para petani baru mulai menanam sehingga menyebabkan pasokan beras menipis. Nah, di bulan November tanaman padi masih muda, Desember belum panen, Januari sebagian panen.
"Jadi di bulan Oktober ada kecenderungan supply-nya berkurang, karena baru mulai tanam, panennya Juli-Agustus,” tukas Sutarto. (rm.id)
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu