Lepas dari Masa Kritis, Pelaku Ledakan SMAN 72 Tidak Terhubung Jaringan Teroris
JAKARTA – Terduga pelaku peledakan di SMAN 72 Jakarta telah sadar dan dinyatakan keluar dari masa kritis. Kepolisian memastikan aksi tersebut dilakukan secara mandiri dan tidak terkait jaringan terorisme.
Direktorat Pencegahan Densus 88 menyebut pelaku diduga terpapar paham ekstrem melalui komunitas daring gelap yang memuat konten kekerasan. Namun, motif utama dinilai berasal dari masalah emosional dan tekanan lingkungan.
“Tidak ada indikasi keterlibatan kelompok teror. Aksi ini dipicu akumulasi persoalan pribadi,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Bhudi Hermanto, Senin (10/11/2025).
Polisi juga menemukan tulisan dan gambar di ruang kelas yang menggambarkan kondisi psikologis pelaku. Sejumlah buku dan dokumen dari rumahnya masih dianalisis untuk melihat kaitannya dengan aksi peledakan.
Saat ini pelaku dirawat di RS Polri Kramat Jati untuk memudahkan pemeriksaan lanjutan. Karena pelaku masih berusia anak, proses hukum akan mengikuti ketentuan perlindungan anak.
KPAI memastikan pendampingan psikologis diberikan baik kepada para korban maupun pelaku. Hingga Senin, 29 korban ledakan masih dirawat di tiga rumah sakit, beberapa di antaranya mengalami luka bakar dan gangguan penglihatan.
Proses belajar mengajar di SMAN 72 sementara digelar secara daring. Polisi bersama Densus 88 masih mendalami temuan tujuh bahan peledak yang dibawa pelaku, empat di antaranya sempat meledak.
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu


