Ribuan Sekolah Terdampak Banjir Sumatera
Darurat Pendidikan, Utamakan Keselamatan Guru-Anak Didik
SUMATERA - Bencana banjir longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat ikut berdampak pada dunia pendidikan. Ratusan hingga seribuan sekolah dilaporkan mengalami kerusakan ringan dan parah.
Anggota Komisi X DPR Habib Syarief Muhammad prihatin atas 1.009 sekolah ikut terdampak banjir di wilayah Aceh, Sumatera Utara (Sumut) dan Sumatera Barat (Sumbar). Pemetaan menyeluruh perlu dilakukan agar proses pemulihan berlangsung cepat, tepat, dan berpihak kepada peserta didik.
“Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) harus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah Daerah (Pemda) setempat dalam menangani situasi darurat ini,” kata Habib Syarief dalam keterangannya, Senin (1/12/2025).
Diketahui, berdasarkan data Kemendikdasmen per Minggu (30/11), total 1.009 satuan pendidikan terdampak banjir di tiga provinsi. Yaitu, Aceh 310 sekolah, Sumatera Utara 385 sekolah, dan Sumatera Barat 314 sekolah. Rinciannya, Aceh 57 PAUD, 91 SD, 55 SMP, 65 SMA, 34 SMK, 1 PKBM/SKB, dan 7 SLB. Sumut 76 PAUD, 199 SD, 92 SMP, 11 SMA, 6 SMK, dan 1 SLB. Sumbar 51 PAUD, 63 SD, 71 SMP, 20 SMA, 1 SMK, dan 8 SLB.
Habib Syarief melanjutkan, langkah pertama yang paling mendesak adalah memastikan kondisi para guru dan siswa dalam kondisi selamat pascabendana. Hal itu dilakukan sebelum beranjak pada pemetaan infrastruktur pendidikan.
“Kita harus memastikan mereka selamat dan mendapatkan dukungan yang diperlukan. Setelah itu, barulah kita fokus pada kondisi gedung sekolah,” ujar Habib Syarief.
Dia menyebut, banyak sekolah mengalami kerusakan ringan hingga berat. Sehingga, pembersihan dan perbaikan harus segera dilakukan untuk mencegah dampak jangka panjang terhadap proses pembelajaran.
Selain itu, Habib Syarief meminta Pemerintah untuk mendirikan tenda darurat sebagai ruang belajar sementara. Tujuannya, agar kegiatan belajar mengajar tidak terhenti terlalu lama. Karena anak-anak tetap harus mendapatkan hak pendidikannya.
Jika ruang sekolah belum bisa dipakai, tenda darurat harus didirikan secepatnya,” desak anggota Fraksi PKB ini.
Komisi X DPR, kata Habib Syarief, akan terus mengawal proses penanganan ini dan mendorong percepatan langkah-langkah pemulihan pendidikan di wilayah terdampak.
Sementara, Ketua Tim Pengawas (Timwas) Bencana DPR M. Husni ikut berduka atas musibah banjir di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Menurutnya, bencana banjir kali ini memiliki dampak yang sangat besar karena menimbulkan korban jiwa, kerusakan fasilitas umum, dan kerugian harta benda masyarakat.
Husni mengatakan banjir telah menyebabkan banyak warga harus mengungsi, merusak sekolah, merusak infrastruktur penting, dan mengguncang aktivitas kehidupan masyarakat sehari-hari.
Banjir kali ini amat sangat luar biasa. Menimbulkan korban jiwa, kerugian daripada harta benda. Banyaknya pengungsian, sekolah-sekolah yang rusak, infrastruktur yang hancur, dan lain sebagainya,” ujarnya di Jakarta, kemarin.
Husni menyampaikan doa dan dukungan moral kepada seluruh warga terdampak. Ia berharap masyarakat tetap tabah menghadapi musibah tersebut.
Semoga Bapak/Ibu sekalian yang tertimpa musibah diberikan kesabaran. Kami terus terang merasa prihatin,” tutur legislator Fraksi Partai Gerindra tersebut.
Sementara, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti terus berupaya melakukan mitigasi dan pemetaan untuk memastikan kegiatan belajar-mengajar bagi para murid di daerah yang terdampak banjir dapat tetap berjalan.
“Kami sudah melakukan mitigasi dan pemetaan, tidak hanya Aceh dan Sumut, tetapi juga di beberapa tempat di Jawa Timur (Jatim) dan Jawa Tengah (Jateng),” ujar Mu’ti dalam keterangannya, Senin (1/12/2025).
Sebagai respons cepat, kata Mu’ti, Kemendikdasmen telah mendirikan tenda kelas darurat di beberapa tempat yang terdampak. Serta mengalokasikan dana untuk tanggap darurat tahap pertama lebih dari Rp 4 miliar.
“Pendanaan ini diarahkan untuk mempercepat pemulihan aktivitas pendidikan di daerah yang paling parah terdampak banjir,” kata Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah ini.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendikdasmen Suharti menambahkan, pendataan kebutuhan lapangan terus dilakukan agar bantuan dapat dikirim tepat sasaran.
Jika sudah masuk datanya, akan segera kami proses distribusinya. Kami juga terus berkoordinasi dengan Sekretariat Nasional Satuan Pendidikan Aman Bencana (Seknas SPAB),” kata Suharti dalam keterangannya, Senin (1/12/2025).
Kemendikdasmen, lanjutnya, telah mendirikan tenda ruang kelas darurat di tiga wilayah terdampak banjir sebanyak 126 unit. Bantuan lainnya, menyalurkan perlengkapan belajar siswa atau school kit sebanyak 10.200 paket, bantuan peningkatan mutu pembelajaran senilai Rp 25 juta per voucher, dan dukungan psikososial yaitu dana Rp 50 juta per paket untuk warga sekolah di daerah terdampak.
“Juga menyalurkan buku teks dan nonteks dengan rincian 20 ribu eksemplar buku teks, 15 ribu eksemplar buku nonteks, dan 50 ribu eksemplar buku teks dan nonteks,” kata Suharti.
Dia menambahkan, sekolah-sekolah yang terdampak bencana banjir bandang ini akan menjadi penerima bantuan prioritas dalam program revitalisasi sekolah pada 2026.
Galeri | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Galeri | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu


