Prabowo Bertemu PM Pakistan, Bahas Kerja Sama Dagang hingga IT

PAKISTAN — Presiden Prabowo Subianto melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif, di Prime Minister’s House, Selasa (9/12/2025). Kedatangan Presiden Prabowo disambut langsung oleh PM Shehbaz sebagai bentuk kehormatan dan persahabatan kedua negara.

 

Presiden Prabowo hadir didampingi jajaran Kabinet Merah Putih, di antaranya Menteri Luar Negeri Sugiono, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, serta Duta Besar RI untuk Pakistan Chandra Warsenanto Sukotjo.

 

Sementara dari pihak Pakistan, PM Shehbaz Sharif didampingi para menteri, pimpinan militer, Kepala Staf Angkatan Darat, dan Marsekal Lapangan Syed Asim Munir, serta Duta Besar Pakistan untuk Indonesia Zahid Hafeez Chaudhri.

 

Dalam pernyataannya, Presiden Prabowo mengapresiasi sambutan Pemerintah Pakistan, termasuk pengawalan jet tempur JF-17 Thunder. Ia menyebut pertemuan berjalan produktif dan menghasilkan kerangka kerja baru bagi masa depan kerja sama kedua negara.

 

“Kita memiliki nilai dan kepentingan yang sama. Sebagai dua negara Muslim terbesar di dunia, kita mempromosikan Islam moderat yang menjunjung tinggi inklusivitas, toleransi, serta persaudaraan historis yang kuat,” ujar Presiden Prabowo.

 

Pertemuan tersebut membahas penguatan kerja sama di berbagai sektor, meliputi perdagangan, budaya, kesehatan dan pendidikan medis, pelatihan vokasional, teknologi, serta teknologi informasi (IT). Terkait sektor kesehatan, Presiden Prabowo menyampaikan apresiasi atas kesiapan Pakistan mengirim tenaga medis, profesor, dan para ahli.

 

Kedua pemimpin juga sepakat meningkatkan koordinasi kebijakan luar negeri, khususnya terkait Palestina dan Gaza, dengan menegaskan dukungan penuh terhadap solusi dua negara.

 

Nilai perdagangan bilateral Indonesia–Pakistan tercatat mencapai 4,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp 75 triliun. Namun, sekitar 90 persen masih didominasi impor Pakistan dari Indonesia, terutama minyak sawit. Untuk itu, kedua pihak menyepakati langkah konkret guna menyeimbangkan neraca perdagangan.

 

“Saya telah menginstruksikan para menteri untuk mempercepat penyeimbangan hubungan perdagangan kita secara nyata dan praktis. Kami ingin bergerak secepat mungkin di semua bidang kerja sama,” tegas Presiden Prabowo.

 

PM Shehbaz Sharif menyambut baik kunjungan tersebut dan menegaskan bahwa hubungan Indonesia–Pakistan didasari semangat persaudaraan. Ia menyatakan kesiapan negaranya mengirim dokter, dokter gigi, profesor medis, dan tenaga ahli untuk mendukung pengembangan perguruan tinggi kedokteran di Indonesia.

 

Kedua negara juga sepakat merayakan 75 tahun hubungan diplomatik secara bersamaan di Jakarta dan Islamabad sebagai simbol eratnya persahabatan.

 

Dalam pertemuan tersebut, Indonesia dan Pakistan menandatangani tujuh nota kesepahaman (MoU) strategis yang mencakup bidang perdagangan, budaya, kesehatan dan pendidikan medis, pelatihan vokasional, serta teknologi.

 

Usai pertemuan dan jamuan makan siang, Presiden Prabowo melanjutkan agenda dengan bertemu Presiden Pakistan, Asif Ali Zardari, di Istana Kepresidenan Aiwan-e-Sadr.

 

Kunjungan ini dinilai sebagai tonggak penting yang membuka babak baru hubungan diplomatik Indonesia–Pakistan, memperkuat kemitraan ekonomi dan strategis jangka panjang.

Kedatangan Presiden Prabowo juga disambut antusias mahasiswa dan diaspora Indonesia di Pakistan.

 

Penampilan angklung dari komunitas diaspora turut memeriahkan acara penyambutan.

 

Salah satu diaspora Indonesia, Rina Harahap, berharap perhatian pemerintah terhadap perlindungan WNI di luar negeri semakin meningkat. Sementara mahasiswi International Islamic University of Islamabad, Syifa Nur Fatimatul Aziza, menyampaikan aspirasi terkait perluasan akses beasiswa dan kemudahan visa pelajar.

 

“Dengan adanya kunjungan presiden seperti ini, kami merasa lebih diperhatikan dan citra Indonesia di Pakistan semakin baik,” ujarnya.