Duel Airin Dan Iti
Simbol Feminisme Banten
SERANG - Pemilu Kepala Daerah (Pilkada) Provinsi Banten 2024 diprediksi bakal seru dan dinamis. Dua srikandi yang berpotensi bertarung di Tanah Jawara, sama-sama memiliki basis massa dan sebaran kekuatan yang cukup merata.
Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando Emas menilai, gelaran Pilkada Provinsi Banten akan diikuti oleh dua perempuan kuat dari partai berbeda. Mereka adalah srikandi Partai Golkar Airin Rachmi Diany dan srikandi Partai Demokrat Iti Octavia Jayabaya.
“Keduanya memiliki pengalaman yang sama sebagai kepala daerah di wilayah Provinsi Banten. Kemampuan mereka juga tidak diragukan lagi untuk bisa naik ke level berikutnya,” ujar Fernando melalui keterangannya, kemarin.
Menurut dia, Provinsi Banten merupakan salah satu basis kekuatan atau lumbung suara Partai Golkar. Namun, lanjut dia, kekuatan Partai Demokrat di provinsi tersebut juga tak bisa dianggap enteng, bahkan bisa menandingi.
"Karenanya, jika duel itu terjadi dalam Pilkada Banten 2024, tentu akan menarik. Meski Airin disebut-sebut memiliki peluang lebih besar dibandingkan Iti Octavia Jayabaya, hal tersebut masih sangat dinamis, karena semua tergantung pilihan masyarakat,” jelas dia.
Lebih lanjut, Fernando mengatakan, peluang Iti untuk terus mengembangkan sayapnya masih terbuka lebar. Sebab, masa jabatannya sebagai Bupati Lebak akan berakhir pada Tahun 2023, sementara Airin sudah mengakhiri masa jabatan sebagai Wali Kota Tangerang Selatan pada Tahun 2021 lalu.
Menurut dia, jaringan kekeluargaan yang dimiliki Airin di Provinsi Banten akan membuat peluangnya menjadi lebih besar. Namun, kelebihan atau kekuatan jaringan keluarga yang dimiliki Airin juga memiliki sejumlah catatan.
“Misalnya, kasus suaminya yang terlibat dalam kasus korupsi. Jadi, perlu ada upaya untuk meyakinkan masyarakat, Airin mampu menjalankan pemerintahan yang bebas dari korupsi,” jelas dia.
Fernando menambahkan, masuknya nama Airin dan Iti dalam bursa Calon Gubernur Banten sangat menarik. Masuknya kedua nama tersebut, lanjut dia, menjadikan Banten sebagai daerah yang masyarakatnya tidak alergi terhadap kepemimpinan perempuan, sekaligus menunjukkan, perempuan Banten memiliki potensi dan kemampuan yang mumpuni dalam kepemimpinan daerah.
“Keduanya layak dan pantas mendapat kesempatan untuk menjabat sebagai Gubernur Banten. Secara kualitas, mereka juga memiliki kemampuan sama, yakni sama-sama berpengalaman sebagai kepala daerah. Artinya, mereka tinggal menunggu keputusan partai politik tempat keduanya bergabung. Apakah akan menjatuhkan pilihan untuk mengusung atau tidak pada Pilkada mendatang,” tandasnya.
Sumber berita rm.id :
https://rm.id/baca-berita/pilkada/152763/duel-airin-dan-iti-simbol-feminisme-banten
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu