Ketum MUI KH Saidih Resmi Tutup Pendidikan Kader Ulama Angkatan Kelima
PAMULANG - Pendidikan Kader Ulama (PKU) angkatan ke-V yang dilaksanakan oleh MUI Kota Tangsel secara resmi ditutup kemarin, Kamis (15/12). Berlangsung di bilangan Serua, Bojongsari, Kota Depok sejak Selasa hingga Kamis (13-15/12). Ketua Umum MUI Kota Tangsel, KH Saidih saat menutup PKU berpesan kepada seluruh peserta. Pesan ini singkat namun sangat mengena dalam sanubari. Nasehat ulama yang kini menginjak usia 78 tahun berharap dapat diserap dan diaplikasikan bagi para kader. Agar berkomitmen menanamkan akhlak yang baik. Budi pekerti yang baik. Baik dalam keadaan sendiri maupun dalam keadaan ramai.
“Mudah-mudahan Allah SWT memberikan kemuliaan dan ilmu yang bermanfaat. Sebagus-bagusnya manusia adalah yang umurnya panjang dan amalannya bagus. Demikian sebaliknya seburuk-buruknya manusia, umurnya panjang tapi amalannya buruk,” ujarnya.
Analogi ilmu seperti air hujan yang jatuh dari langit. Tidak semua tanah yang terguyur air hujan menjadi subur. Ada kalanya bagikan lumpur mengalir, tandus bahkan keras seperti batu atau tanah yang biasa saja. Semua itu adalah ketentuan Allah SWT. Tugas manusia adalah berikhtiar, dengan terus belajar tanpa kenal Lelah. Insya Allah dengan terus belajar, mudah-mudahan ada cahaya dalam jiwa yang bisa menyinari sehingga ilmu yang sedikit bermanfaat bagi orang banyak.
“Ilmu itu seperti air yang turun dari langit ke tanah. Tanah itu macam-macam, ada yang kaya batu, lumpur dan tanah biasa. Mudah-mudahan ilmu yang diterima di hati kita mengalir. Walaupun sedikit,” doanya diaminkan seluruh Kader PKU.
Tak kalah pentingnya adalah, setinggi apapun ilmu bila tidak pernah berdzikir akan menjauhkan dari keberkahan. Sebaliknya dengan ilmu yang sedikit, bila selalu berdzikir akan membawa pada keberkahan. Keberkahan ilmu, keberkahan rizki, dan keberkahan umur panjang. Sebab berdzikir mengingat Allah SWT. Hatinya selalu tersambung kepada pencipta alam semesta.
“Jadilah ahli dzikir, ahli pikir dan ahli ukir. Ahli dzikir akan dimudahkan kelapangan rizki. Sedangkan ahli pikir bisa membuka jalan hidup untuk masa depan. Bahwa berpikir satu waktu lebih baik dari pada 1000 ibadah. Salah berpikir masa depan akan susah. Terakhir jadi ahli ukir untuk kehidupan kedepan dengan sebaik-baiknya. Muarannya, pada akhir kehidupan dengan impian mati Khusnul khotimah, mati dalam keadaan baik,” doanya.
Demikian disampaikan Wakil Ketua MUI Kota Tangsel KH Hasan Mustofi menekankan apakah keilmuan akan sejalan dengan akhlak yang diemban dalam kehidupan sehari-hari. Sejatinya harus demikian. Namun tidak mudah, butuh keistiqomahan serta ketawadhuan. Bahwa ilmu yang dimiliki bisa mewarnai lingkungan keluarga.
“Bahkan ilmu itu mampu mewarnai lingkungan dan mewarnai alam semesta. Inilah yang menjadi tolok ukur, seberapa besar pengaruh ilmu yang diemban mampu merubah kondisi lingkungan menjadi baik. Itu sangat tergantung dari diri masing-masing membawa akhlak yang dapat dicontoh orang lain,” tambah ia.
Salah satu peserta memberikan testimoni, Imam Bajuri dari Kebon Kopi, Pondok Betung Pondok Aren, menyampaikan selama mengikuti kegiatan tiga hari tentunya sangat happy, duduk di majelis bersama-sama. Belajar kitab, dengan mengulas tentang bab bersuci, Shalat, puasa, zakat dan berbagai materi lainnya. Bukan saja itu, tapi aspek lain adalah menjalin silaturahmi dari perwakilan di seluruh kecamatan se Kota Tangsel.
“Semoga ukhuwah terus terjalin. Dan apa yang dilakukan selama tiga hari ini jadi amal baik dan bermanfaat. Semoga Allah memberikan kesehatan serta keberkahan kepada kita semua, dan para pengurus MUI Tangsel dan MUI se Indonesia,” tutupnya syahdu.
Olahraga | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 9 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Galeri | 19 jam yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu