Jawa, Battle Ground Menangkan Pilpres
JAKARTA - Pulau Jawa menjadi battle ground alias medan pertempuran paling berharga bagi kandidat calon presiden.
Pasalnya, Jawa berpenduduk sangat besar, lebih dari 150 juta orang atau 60 persen dari populasi Indonesia. Yang menguasai Jawa, berpotensi memenangkan pertarungan di Pilpres 2024.
Untuk memotret peta kekuatan kandidat capres di Jawa, Poltracking Indonesia melakukan survei bertajuk
“Jawa Penentu Kemenangan”. Hasil surveinya dirilis secara daring, kemarin.
Dalam survei ini, Poltracking hanya menyodorkan tiga nama, yaitu Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto. Alasannya, tiga nama tersebut yang paling kuat selama ini. Survei dilakukan pada 26 November-2 Desember 2022, dengan melibatkan 1.000 responden.
Hasilnya, Anies kuat di Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. Ganjar unggul di Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Sementara Prabowo, selalu menjadi nomor dua di setiap daerah.
Di DKI Anies unggul jauh dari Ganjar. Kandidat capres dari Partai NasDem itu memperoleh 49,6 persen. Sedangkan Ganjar hanya 27,5 persen. Di Banten, elektabilitas Anies juga unggul dengan memperoleh 47,6 persen, sementara Ganjar 16,1 persen. Begitupun di Jabar, Anies mendapatkan 36,3 persen, sedangkan Ganjar hanya 18,7 persen suara.
Namun, di Jateng, Ganjar unggul telak dari Anies. Ganjar memperoleh dukungan sampai 71,4 persen. Sedangkan Anies hanya 9 persen. Di Jatim, Ganjar juga unggul cukup jauh dengan perolehan 36,1 persen suara. Sedangkan Anies sekitar 19,6 persen suara.
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda memberikan sorotan khusus pada Jateng yang didominasi Ganjar dengan angka melebihi 70 persen. Dia menyebut, hasil ini akan sangat berpengaruh, karena pemilih di Jateng sangat gemuk. Pemilih di Jateng mencapai 16 persen dari total pemilih Indonesia.
"Sekitar 70 persen adalah basis Ganjar Pranowo. Inilah yang menjelaskan meskipun Ganjar tidak begitu kuat di beberapa wilayah, tapi dia sangat dominan di Jawa Tengah," ucapnya.
Dia melanjutkan, kandidat lain bisa menandingi dominasi Ganjar jika bisa dominan di provinsi yang gemuk juga, seperti di Jawa Barat.
"Nanti Jawa Barat, kalau kemudian ada yang dominan seperti ini, bisa mengimbangi," imbuhnya.
Hanta lalu berbicara mengenai Jawa secara keseluruhan. Dia menerangkan, siapa pun kandidat yang bisa menguasai Jawa, akan mendapat peluang besar memenangkan Pemilu. Sebab, secara populasi, penduduk Indonesia menumpuk di Jawa.
“Di Pemilu 2019, sebanyak 57,4 persen pemilih ada di Pulau Jawa. Nyaris 60 persen. Di luar Jawa, angkanya cuma 42,6 persen," kata Hanta.
Dengan angka ini, lanjut dia, capres berpotensi melenggang menduduki kursi RI-1 jik sukses menguasai Jawa. "Seorang kandidat bisa mengantongi tiket kemenangan, dengan hanya mengamankan suara di Pulau Jawa," tandasnya.
Hanta lalu merinci perbandingan jumlah pemilih di Jawa dan luar Jawa, berdasarkan data DPT KPU tahun 2019. Di Jawa, jumlah pemilih di DKI Jakarta, mencakup 4,1 persen dari total nasional, Banten 4,3 persen, Jabar 17,4 persen, Jateng & DI Yogyakarta 16,1 persen, Jawa Timur 16,2 persen.
Di luar Jawa, jumlah penduduk Sumatera 20,4 persen, Bali dan Nusa Tenggara 5,3 persen, Kalimantan 5,9 persen, Sulawesi 7 persen, serta Maluku dan Papua 3,3 persen.
Dari data itu terlihat, Jabar hampir setara dengan dengan seluruh Sumatera. Lalu Jatim atau Jateng melampaui seluruh Kalimantan yang hanya 5,9 persen dan Sulawesi yang cuma 7 persen. Sehingga, dapat disimpulkan, sosok yang bisa memenangkan pertarungan di Jawa, akan menjadi pemenang Pilpres.
"Pak Jokowi misalnya. Tahun 2014 dan 2019, Pak Jokowi menang di Jawa Tengah yang merupakan basisnya. Pak Prabowo, unggul di Jawa Barat. Di Jawa Timur, Pak Jokowi unggul cukup tebal atas Prabowo. Sekitar 1-2 juta suara. Itu cukup untuk menambal kekalahan di beberapa provinsi lainnya. Di provinsi-provinsi Sumatera kan Pak Jokowi banyak kalahnya," terang Hanta.
Kondisi Jawa sebagai kunci disadari para pendukung Ganjar. Sekjen Ganjarist Kris Tjantra menyatakan, pihak akan terus turun ke lapangan untuk mengeruk suara di provinsi-provinsi dengan jumlah pemilih terbesar di Indonesia.
"Saya optimis sekali, kerja kami di lapangan merupakan target utama untuk mengkonsolidasi kemenangan Pak Ganjar," ucap Kris, saat dihubungi Rakyat Merdeka, kemarin.
Mengenai suara Ganjar masih kalah di Banten, DKI, dan Jabar, Kris tidak risau. Kata dia, perolehan suara tersebut masih dinamis. Masih akan berubah. Apalagi, Ganjar saat ini masih berstatus Gubernur Jateng.
"Ketika beliau nanti mendapat tiket capres, otomatis akan meningkatkan elektabilitas dan popular jauh lebih besar lagi. Ganjarist sangat yakin itu," tambahnya.
Para pendukung Anies juga tidak tinggal diam. Ketua DPW Relawan Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera (ANIES) Sulawesi Selatan Aloq Natsar menyatakan, pihaknya akan terus bekerja keras memenangkan Anies di wilayah yang suaranya masih tertinggal.
"Kalau di Jabar kan Pak Anies sudah unggul," ucap Aloq, saat dihubungi Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Group), kemarin. rm.id
Nasional | 15 jam yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 15 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Galeri | 1 hari yang lalu
Nasional | 15 jam yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu