Sayang Wong Cilik, KSP Gelontorkan 10 M Untuk Petani Di Bali
JAKARTA - Kepala Kantor Staf Presidenan (KSP) Moeldoko menyerahkan bantuan pemberdayaan hasil integrasi lintas kementerian untuk reforma agraria dengan total nilai mencapai Rp 10 Miliar.
Bantuan tersebut diserahkan kepada penerima manfaat redistribusi tanah di Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali, Kamis (23/6).
Moeldoko mengatakan, Desa Sumberklampok menjadi salah satu daerah yang menerima program pemberdayaan reforma agraria dari total 137 sasaran yang tersebar di seluruh Indonesia.
Dia menjelaskan, program ini bukan hanya dalam hal pembagian sertifikat tanah saja, akan tetapi juga dilakukan sebagai upaya Pemerintah Pusat untuk menunjang pengembangan di beberapa sektor seperti pertanian, pelatihan digital marketing bagi pelaku UMKM, pembangunan sarana dan prasaran perikanan, hingga Bumdes.
"Presiden langsung menunjuk siapa-siapa yang terlibat dalam upaya memperkuat upaya pertanian ini yaitu dari menteri pertanian, menteri koperasi UMKM, menteri desa, Menteri KKP, dan Kementerian ATR/BPN, ini adalah bagian dari apa yang diinginkan dari Presiden kita wujudkan di sini, tentu tidak berhenti di sini, dan akan ada di daerah lain," kata Moeldoko di Gedung Serbaguna Kantor Perbekel Sumberklampok, Kamis (23/6).
Dalam hal ini, pemerintah memberikan bantuan salah satunya berupa 100 ekor sapi bali, serta beasiswa serta biaya operasional penyuluh untuk melakukan pembinaan kepada kelompok-kelompok yang ada di Kabupaten Buleleng.
Moeldoko pun meminta agar seluruh lapisan masyarakat dapat memanfaatkan bantuan yang diberikan dengan baik. Sehingga dalam pelaksanaannya bisa memperoleh hasil yang maksimal sesuai tujuan dilaksanakannya program lintas kementerian ini.
"Bantuannya berupa 100 ekor sapi Bali. Harapannya, semoga bantuan yang disalurkan bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh masyarakat Sumberklampok," ucapnya.
Di sisi lain, Moeldoko juga mengapresiasi program Jagoan Tani yang merupakan ajang menumbuhkan semangat kewirausahaan bidang agribisnis untuk anak muda di Banyuwangi. Dalam perhelatan itu, ia sempat berdialog bersama para petani serta bertemu dengan para Jagoan Tani di Hutan de Djawatan Banyuwangi.
"Saya sangat menaruh hormat dan mengapresiasi Banyuwangi yang menyelenggarakan Jagoan Tani yang diperuntukkan bagi anak-anak muda. Indonesia membutuhkan kalian," ujarnya.
Program ini diikuti sebanyak 1.015 anak muda dari 203 tim. Memperebutkan total hadiah modal Rp 125 juta. Berbagai usaha rintisan diajukan dan didiskusikan. Mulai pertanian pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, hingga kehutanan. Setidaknya 152 tim yang lolos administrasi. Kemudian maju ke tahap lanjutan hingga terseleksi menjadi 30 startup yang lolos ke babak final.
"Saya senang atas tingginya minat anak muda terhadap bisnis pertanian," ujarnya.
Ketua Umum DPP Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) tersebut mengatakan, ada beberapa hal yang membuat anak-anak muda harus semangat membangun pertanian Indonesia. Yakni meningkatkan daya saing dengan negara-negara lainnya.
Selain itu, pertanian mampu membuka lapangan kerja yang luar biasa. Bidang ini sangat potensial untuk membuka lapangan kerja baru. "Baik dari sisi on farm maupun off farm. Banyak yang bisa dijadikan peluang menjanjikan di sektor pertanian," tutur Moeldoko.
Ia juga menilai, Jagoan tani sudah melingkupi on dan off farm. Sehingga harus dipertahankan dan lebih dikembangkan.
"Sejak saya pensiun dari Panglima TNI saya langsung terjun ke pertanian. Karena di situlah hidup saya. Saya anak petani, dan ingin membangun pertanian di Indonesia. Mari semangat, jangan mudah menyerah dengan kondisi. Ciptakan hal-hal baru di dunia pertanian," ujarnya.
Pada kesempatan lainnya, Moeldoko juga peringati Hari Krida Pertanian bersama ratusan petani muda dan milenial di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Ia menegaskan saat ini momentum tepat bagi para petani muda dan millenial untuk melakukan inovasi di sektor pertanian.
Menurutnya, penerapan modernisasi dunia pertanian, yaitu adaptif terhadap kemajuan teknologi harus lebih dioptimalkan untuk meningkatkan produksi.
"Kita sekarang menghadapi krisis pangan sehingga peningkatan produksi sektor pertanian komoditas pangan harus dikuatkan. Di sinilah, kalian petani muda dan milenial harus berperan," tegas Moeldoko.
Dia menyebut, sektor pertanian memiliki potensi besar untuk menyerap tenaga kerja. "Hal ini harus diimbangi dengan lompatan besar untuk menjadikan pertanian sebagai pekerjaan yang menjanjikan," pungkasnya.
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pendidikan | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 23 jam yang lalu
TangselCity | 21 jam yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu