Nasib Tukang Bakso Akhir-akhir Ini, Disenggol Mega Diundang Anies
JAKARTA - Akhir-akhir ini, tukang bakso lagi jadi omongan politisi. Setelah disenggol Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, tukang bakso diundang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ke Balai Kota.
Jumat kemarin, Anies menggelar acara Malam Ramah Tamah Jakarta E-Prix 2022 di Balai Kota. Sejumlah pihak yang terlibat mendukung ajang balap mobil listrik ini turut diundang. Di antaranya para sponsor, pendukung acara, hingga pelaku UMKM.
Acaranya sangat cair. Eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu sendiri yang menyambut, dan mengapresiasi kerja keras mereka, karena sudah mensukseskan Formula E Jakarta.
Kejadian menarik justru terjadi setelah acara ramah tamah. Tepatnya, saat Anies keluar dari ruangan untuk menyampaikan keterangan pers kepada awak media.
Saat konferensi pers, Anies mengajak dua orang untuk ikut konferensi pers. Pertama adalah Ahmad Sahroni selaku Ketua Panitia Pelaksana Formula E Jakarta. “Di samping saya ada Bapak Sahroni yang telah menjadi ketua OC (Organizing Committee) yang telah bekerja secara luar biasa untuk eksekusi program ini,” pujinya.
Anies menyampaikan terima kasih atas kerja keras Sahroni dan tim hingga akhirnya menjalankan Formula E dengan lancar. “Sehingga kita menyaksikan, kemarin, sebuah perhelatan yang membawa nama baik Indonesia,” tuturnya.
Orang keduanya adalah Rully Rinaldi, seorang pengusaha Bakso Malang Aroma SoWan. “Di samping kiri saya adalah bapak Rully Renaldi. Pak Rinaldi adalah pengusaha Bakso Bakwan Aroma Sowan yang kemarin ikut juga berpartisipasi,” kata Anies, memperkenalkan.
Orang kedua yang diperkenalkan Anies inilah yang menarik perhatian. Meski banyak pejabat atau pengusaha dari pihak sponsor, Anies justru memilih Rully yang notabene pelaku usaha bakso.
Langkah Anies yang mengundang tukang bakso itu pun ramai di media sosial. Banyak warganet yang menilai Anies sedang menyindir PDIP yang sebelumnya Ketua Umumnya, Megawati Soekarnoputri menyindir tukang bakso.
Kejadian ini bermula saat Mega membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDIP di Sekolah Partai DPP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (21/6). Di hadapan elit PDIP, termasuk Presiden Jokowi dan Ketua DPP PDIP Puan Maharani, Mega menyinggung tukang bakso.
“Ketika saya mau punya mantu, itu saya sudah bilang sama anak saya tiga: awas lho, kalau nyarinya yang kaya tukang bakso,” seloroh Mega, terkekeh, diikuti gelak tawa hadirin, termasuk Jokowi dan Puan. “Jadi membayangkan kok piye iki rupane?” sambung Mega.
Video pernyataan Mega itu kemudian beredar di media sosial. Termasuk dipicu oleh unggahan aktivis HAM Veronica Koman. Alhasil kata kunci tukang bakso, Papua, dan Bu Mega menghiasi deretan trending topic Twitter.
Mendengar Anies pamer tukang bakso di Balai Kota, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto geram. Ia lantas menyindir Anies, dengan mempertanyakan mengapa baru sekarang mengundang para tukang bakso. Padahal, Anies sudah menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta sejak 2017.
Ia menganggap, yang dilakukan Anies telah mempertontonkan politik yang tak mengakar terhadap rakyat-rakyat kecil.
“Jadi itulah sebagai contoh ketika politik tidak mengakar. Sehingga terlambat bertemu dengan rakyat kecil,” sindir Hasto.
Bagaimana tanggapan pakar soal ini? Founder lembaga survei KedaiKOPI Hendri Satrio menilai, tak sepatutnya Hasto berbuat demikian ke Anies. Karena menurut Hensat-sapaan Hendri Satrio itu-acara ramah tamah di Balai Kota tidak ada kaitannya dengan “keceplosan” Mega di Rakernas PDIP, beberapa hari lalu.
Justru, Hasto akan dipandang lebih baik jika mengapresiasi keberhasilan ajang Formula E Jakarta. “Jadi, biasa aja lah seharusnya. Justru seharusnya Mas Hasto menunjukkan keluasaan berpolitik dengan memberikan selamat kepada penyelenggaraan Formula E itu,” cetus Hensat.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah juga menilai, dalam konteks komunikasi politik, reaksi keras Hasto hanya akan menguntungkan Anies. Simpati publik terhadap Anies akan mengalami peningkatan.
Pertanyaannya, apakah Anies sengaja mendesain agenda seperti itu? Menurut Dedi, politisi pasti paham sebuah momentum untuk mengambil peluang dari kejadian yang tengah hits diperbincangkan publik.
“Bisa saja Anies atau tim politiknya mengagendakan itu. Sah saja bagi rivalitas politik mengambil momentum yang sedang ramai. Dengan adanya respons Hasto, memungkinkan agenda Anies berhasil, jika memang itu bagian dari yang direncanakan,” pungkasnya. (rm.id)
Lifestyle | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu