TangselCity

Ibadah Haji 2024

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Kandang Banteng Masih Simpan Calonnya

Puan Belum Liat Tanda-tanda Dicapreskan

Oleh: AN/AY
Minggu, 26 Juni 2022 | 15:12 WIB
Puan Maharani. (Ist)
Puan Maharani. (Ist)

JAKARTA - Ketua DPR, Puan Maharani harusnya lebih mudah mendapatkan tiket nyapres dari PDIP. Meskipun elektabilitasnya di bawah Ganjar Pranowo, Puan memiliki darah biru sebagai trah Soekarno.

Para elit PDIP juga lebih mendorong Puan, ketimbang Ganjar. Namun, di tengah kelebihan itu, Puan justru belum lihat tanda-tanda akan dicapreskan. Hingga kini, kandang banteng masih gelap untuk urusan capres-cawapres.

Rakernas II PDIP yang baru saja berakhir, sama sekali tidak ada kejutan terkait Pilpres 2024. Kesimpulan rakernas kembali menyerahkan wewenang penunjukan capres-cawapres kepada Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri. Mega yang dua kali berpidato di dalam rakernas, juga tidak menyebut secara gamblang siapa kader yang bakal diberinya tiket nyapres.

Meskipun belum ada keputusan, banyak pihak yang memprediksi Puan-lah yang bakal dapat tiket itu. Apalagi selama rakernas berlangsung, eks Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan itu selalu menjadi sorotan. Apalagi, Mega, beberapa kali memuji-muji Puan di hadapan kader banteng.

Tak hanya itu, selesai rakernas, Puan pun mendapat mandat khusus untuk menjadi juru lobi koalisi.  Puan ditugaskan Mega untuk memulai silaturahmi dan penjajakan dengan ketum parpol lain. Sejumlah pengamat menilai, sanjungan dan pemberian tugas itu dianggap sebagai kode Mega akan mencapreskan Puan.

Ditanya soal ini, Puan tidak mau kepedean dulu. Dia hanya mengangkat bahu soal namanya yang dijagokan sebagai capres dari PDIP. Puan sampai sekarang belum ada arahan dari ketum untuk maju sebagai capres.

"Belum ditunjuk, belum ada tanda-tanda juga," kata Puan, di sela acara Festival Bakar Ikan Nusantara dan Sajian Kuliner Nusantara "Mustika Rasa" di JCC Senayan, Jakarta, kemarin.

Ketika ditanya tanggapan mengenai kabar dirinya akan diduetkan dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Puan memilih untuk irit komentar. Legislator peraih suara terbanyak di Pemilu 2019 ini menegaskan, urusan capres-cawapres merupakan hak prerogatif Mega. Dia yakin, ibu kandungnya itu  masih menimbang dan memperhitungkan  dengan matang untuk menentukan  siapa capres yang akan diusung PDIP.

"Kita tunggu saja bagaimana nanti perhitungan dan kemudian apa yang Ibu Mega nanti putuskan," cetusnya.

Sebelumnya saat penutupan Rakernas II PDIP, Mega blak-blakan bilang masih menyimpan  rapat-rapat nama kader yang akan diusung sebagai capres. Presiden RI ke-5 itu mengakui mendapat banyak pertanyaan soal ini dari banyak pihak.

"Tentu semuanya berpikir, kenapa ya Ibu, sudah banyak itu pertanyaan. Kapan mau mendeklarasikan calon presiden dan calon wakil presiden, ya sabarlah sedikit," kata Mega, Kamis (23/6).

Wartawan rupanya masih penasaran. Usai penutupan Rakernas, saat Mega bersama Puan dan Prananda Prabowo menyantap bakso di halaman Sekolah Partai, Mega kembali digoda soal nama capres dari PDIP. Ditanya begitu, Mega hanya tersenyum. Sementara Puan meminta bersabar.

"Ya udah ada dong. Pastinya cuma ada di dalem hati ibu ketum. Belum bisa disampaikan," kata Puan.

Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro menilai ada sejumlah alasan kenapa Megawati belum menyebut nama kader yang akan diusung sebagai capres. Menurut dia, pilpres masih lama.  Mega ingin memberikan kesempatan kepada Puan untuk meningkatkan elektabilitasnya sampai nanti pendaftaran calon presiden tahun depan. Mega masih memberikan kesempatan kepada Puan bisa memenuhi kriteria yang diharapkan oleh publik.

"Sehingga, saat nanti dimajukan oleh partai, dukungan terhadap Puan solid karena kepentingan PDIP bertemu dengan aspirasi publik," kata Agung, kepada Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Group) tadi malam.

Menurut Agung, PDIP punya dua nama yang bisa  dipilih untuk menjadi calon presiden. Pertama, adalah Ganjar yang menurut survei elektabilitasnya unggul dibanding yang lain.  Calon lainnya adalah Puan Maharani.

Agung  menilai keputusan tak mengumumkan calon presiden lebih cepat juga cukup rasional. Pasalnya, PDIP telah memiliki tiket untuk bisa mengusung calon sendiri karena memenuhi syarat Presidential Threshold.

Bagaimana peluang Puan? Pengamat politik Emrus Sihombing mengatakan, Puan sebenarnya memiliki rekam jejak yang bagus. Pernah menjadi ketua fraksi partai oposisi, menjadi menteri PMK, dan sebagai Ketua DPR. Soal rekam jejak, tak perlu diragukan lagi. 

Persoalannya adalah elektabilitas Puan saat iniq masih rendah. Ini yang menjadi tantangan. Jadi, kata dia, Puan harus mengelola dan mengoptimalkan bauran pemasaran komunikasi politik untuk bisa mendongkrak elektabilitas. Ini yang menjadi PR. Puan harus menyusun strategi yang baik dan terukur.

Salah satu caranya dengan  mengelola faktor promosi. Emrus menilai, Puan belum melakukan promosi yang baik. Sehingga namanya belum terwacanakan secara sistematis dan masif di ruang publik.

"Di waktu tersisa ini Puan harus mampu menawarkan gagasan yang bermanfaat untuk rakyat. Menawarkan gagasan-gagasan yang out the box untuk rakyat," kata Emrus. 

Selain itu, Puan disarankan untuk mengunjungi warga secara langsung untuk mendengar kesulitan dan masalah yang mereka hadapi. Meski PDIP belum menentukan nama capresnya, Emrus memprediksi Puan akan menjadi pilihan utama. Sebagai pemenang pemilu, sangat wajar bila PDIP mencapreskan sendiri jagoannya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo