TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Benyamin Paparkan Kunci Sukses Penanganan Masalah Stunting di Tangsel

Laporan: Rachman Deniansyah
Jumat, 03 Februari 2023 | 19:52 WIB
Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie
Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie

CIPUTAT - Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) membuktikan keberhasilannya dalam hal penanganan masalah stunting hingga angkanya turun sangat drastis. 

Berdasarkan data dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, angka stunting di Kota Tangsel berhasil turun hingga sebanyak 10 persen. Semula berada pada 19,9 persen, saat ini mencapai 9 persen, sekaligus menjadi yang terendah se-Provinsi Banten.

"Untuk data real time-nya, pada tahun 2021 ada sebanyak 3.133 dari 133.082 balita. Sedangkan pada 2022 berhasil turun, yakni sebanyak 1.333 dari 115.820 balita di Kota Tangsel," papar Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie saat memaparkan penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem di hadapan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, melalui zoom meeting, Jumat (3/2/2023). 

Benyamin menerangkan, keberhasilan Pemkot Tangsel dalam penanganan masalah stunting tak lepas dari kerja keras seluruh pihak dan elemen masyarakat. 

Salah faktornya, kata Benyamin, adalah keberadaan dan dukungan oleh kondisi prasarana dan sarana kesehatan yang tersedia. 

"Fasilitas kesehatan, terdapat rumah sakit sebanyak 32 unit, Puskesmas sebanyak 35 unit, Klinik sebanyak 520 unit, dan praktek mandiri bidan sebanyak 158 unit. Kemudian didukung pula oleh keberadaan Posyandu sejumlah 846 unit," terangnya. 

Selain itu, lanjut Benyamin, hal tersebut juga didukung oleh kondisi sanitasi yang kini masih takan terus diperbaiki. 

"Dengan tingkat akses air minum layak hingga 99,79 persen, lalu juga akses sanitasi layak dengan presentasi sebesar 99,32 (sesuai data PK-21) persen dan 99,57 persen (data sanitarian per Desember 2022). Selain itu juga persentase keluarga yang stop buang air besar sembarangan (ODF) mencapai 99,57 persen. Lalu pada 2023 akan dituntaskan menjadi 100 persen sehingga Tangsel bebas BABS," terangnya. 

Selain dengan adanya prasarana dan sarana, keberhasilan ini juga tak lepas berkat adanya beragam inovasi yang dilakukan. 

"Pertama kita ada program ngider sehat, lalu Milea, Peri Bening (persatuan ibu peduli stunting), program Bapak Asuh,  mengoptimalkan dana kelurahan, AKM (Anjungan KIA Mandiri), Sipandai Kemas Tangsel, Kelas Ibu Hamil dan Balita, dan Posyandu Remaja dan Duta Genre," paparnya.

Benyamin berharap khususnya kepada Pemerintah Pusat, untuk sub kegiatan yang merupakan intervensi penurunan stunting dan kemiskinan ekstrem agar diberikan tagging dalam sistem informasi pembangunan / Pemerintah Daerah (SIPD) Kemendagri. 

"Supaya dapat memudahkan dalam proses monitoring dan evaluasi program penurunan stunting dan kemiskinan ekstrem baik fisik maupun anggaran," harapnya. 

Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah Kota Tangsel, Eki Herdiana menambahkan, keberhasilan ini juga tak lepas berkat adanya kolaborasi dari semua pihak. 

"Alhamdulillah stunting turun cukup signifikan pada tahun 2022 sehingga menjadi yang terkecil di Provinsi Banten berkat kerja keras dan kolaborasi seluruh stakeholder di Kota Tangerang Selatan semoga tahun depan angkanya terus menurun untuk investasi SDM jangka panjang menyongsong Indonesia emas tahun 2045," pungkasnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo