Erick Akan Terbang Ke Zurich Lobi FIFA
Semoga Piala Dunia U-20 Tetap Digelar Di Indonesia
JAKARTA - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir langsung gerak cepat menyikapi terancamnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Dalam waktu dekat, Erick akan segera terbang ke markas FIFA di Zurich, Swiss. Erick akan melobi FIFA agar Indonesia tidak kena sanksi FIFA dan Indonesia tetap menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, Mei mendatang.
Kabar Erick akan terbang ke markas FIFA disampaikan Plt Menpora, Muhadjir Effendi. Menurutnya, keberangkatan Erick ke Zurich sebagai tindak lanjut lobi-lobi pemerintah Indonesia terkait kisruh yang terjadi akibat derasnya penolakan di dalam negeri terkait kehadiran Timnas Israel di U-20.
"Pak Erick akan segera ke Zurich untuk konsultasi lebih lanjut dengan FIFA. Kemarin kan baru salah satu wakil ketua PSSI yang ketemu. Mudah-mudahan, ada titik temu. Setidaknya, FIFA memahami posisi Indonesia," kata Muhadjir, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, kemarin.
Menurutnya, pemerintah sudah melobi FIFA dengan mengajukan prasyarat terkait keikutsertaan Israel di Piala Dunia U20. Mempertimbangkan amanat konstitusi, yang menyebut bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan.
"Tapi, itu bukan berarti kita menolak kehadiran mereka. Untuk itu, kami sudah mengajukan beberapa kondisi kepada FIFA. Dia boleh, asal gini, gini, gini, gitu lho," beber Muhadjir.
Sebelumnya, Komite Exco PSSI Arya Sinulingga mengatakan, seharusnya drawing Piala Dunia U-20 berlangsung Jumat (31/3) di Bali. Namun, Sabtu (25/3) pagi, PSSI dapat informasi bahwa drawing dibatalkan. Arya pun khawatir hal ini berdampak serius bagi persepakbolaan Indonesia.
Salah satu alasan FIFA membatalkan drawing karena penolakan Gubernur Bali Wayan Koster. Menurut Arya, sikap Koster sangat kontrakdiktif. Mengingat, politisi PDIP itu telah meneken Government Guarante untuk menjadi salah satu tempat penyelenggaraan pelaksanaan Piala Dunia U-20, termasuk drawing Piala Dunia U-20.
"Ketua Umum PSSI juga akan melaporkan kepada Bapak Presiden pada kesempatan pertama untuk mencari solusi untuk semua ini, baik secara diplomasi dan politik luar negeri untuk bagaimana menyelamatkan sepak bola Indonesia yang kita cintai," ungkap Arya.
Juru Bicara Kementerian BUMN ini lantas menjelaskan soal sanksi yang akan diterima Indonesia bila batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Pertama, Indonesia akan dibekukan oleh FIFA. Kedua, Indonesia bisa dikecam negara lain karena tidak melaksanakan amanat FIFA. Ketiga, Indonesia tidak bisa mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan kalender FIFA.
Keempat, Indonesia tidak akan memiliki kesempatan kembali untuk dipilih FIFA menjadi tuan rumah ajang olahraga. Kelima, Indonesia akan dicoret sebagai kandidat tuan rumah Piala Dunia 2034. Keenam, federasi olahraga dunia akan mempertimbangkan untuk tidak memilih Indonesia sebagai tuan rumah pesta olahraga termasuk olimpiade.
Ketujuh, Indonesia akan dikecam karena bertindak diskriminatif, mencampuradukan olahraga dengan politik. Kedelapan, pemain, pelatih, wasit, klub dan masyarakat kehilangan mata pencaharian dan 500 ribu orang lebih terdampak langsung kalau sepak bola Indonesia terhentu.
Kesembilan, Timnas U16, U19, U20 tidak boleh ikut serta dalam ajang sepak bola internasional jika FIFA membekukan PSSI dan berdampak hilangnya potensi ekonomi hampir Rp 10 triliun. Kesepuluh, Liga 1, Liga 2, dan Liga 3 tidak akan ada lagi di Indonesia.
"Karena kita yang mengajukan jadi tuan rumah. Di sana sudah ada (kesepakatan) kita akan melakukan penyelenggaraan dengan baik dan menjaga peserta dengan baik. Ketika kita tak bisa melakukan itu, kita dianggap melanggar sendiri apa yang kita sepakati dengan FIFA. Sehingga berpotensi terkena banned," ujar Arya.
Untuk diketahui, saat ini ada 3 negara digadang-gadang yang bersiap bila Indonesia batal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
Pertama, Qatar. Sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022, mereka tak butuh persiapan banyak untuk menggantikan Indonesia.
Kedua, Peru yang merupakan saingan terberat Indonesia saat pencalonan tuan rumah Piala Dunia U-20. Terakhir, Argentina. AFA (Federasi Sepakbola Argentina) telah mengajukan surat ke FIFA untuk menggantikan Indonesia.
Sementara itu, Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda meminta Pemerintah bergerak cepat mengantisipasi kemungkinan terburuk dari FIFA. Jika Indonesia dikucilkan dari ekosistem sepak bola dunia, efek dominonya bakal kompleks dirasakan semua elemen sepak bola Tanah Air.
Huda berharap PSSI dan Pemerintah melakukan mitigasi terhadap berbagai kemungkinan terburuk yang bisa terjadi pasca pembatalan drawing peserta final Piala Dunia U-20 di Indonesia.
"Kami berharap, apapun status penyelenggaraan Piala Dunia U-20 tidak memberikan dampak bagi proses pembinaan sepak bola di Tanah Air. Sebab pertaruhannya cukup besar bagi eksistensi Indonesia di ekosistem sepak bola dunia," pungkasnya. rm.id
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 jam yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Galeri | 12 jam yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu