Ngaku Koalisi Tapi Belum Pernah Deklarasi
Gerindra-PKB Masih Ngambang
JAKARTA - Partai Gerindra dan PKB berulang kali menyatakan sudah sepakat berkoalisi. Namun, sampai hari ini, Gerindra-PKB belum pernah menggelar deklarasi bahwa keduanya sudah berkoalisi. Hal ini tentu saja menimbulkan kecurigaan, sebenarnya koalisi Gerindra-PKB masih ngambang.
Awalnya, kabar Gerindra dan PKB akan kawin muncul usai Ketum PKB, Muhaimin Iskandar bertemu dengan Ketum Gerindra, Prabowo Subianto, di Kertanegara, Jakarta, Sabtu (18/6) malam. Usai pertemuan itu, masing-masing pengurus mengaku intens berkomunikasi.
Terbaru, para pengurus dari kedua partai kembali bertemu di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Kamis (30/6) malam. Namun, pertemuan yang dianggap sudah melahirkan kesepakatan membentuk koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) itu, ditutup tanpa adanya deklarasi. Prabowo dan Imin juga tidak ikut dalam pertemuan itu.
Kenapa keduanya belum mau deklarasi? Pengamat Politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno menilai, pernyataan keduanya sudah berkoalisi cuma sebatas wacana dari para kader. Sementara di level ketua umum, belum ada kepastian bakal berkoalisi.
“Itu artinya, dua partai ini tak bisa mengklaim sudah berkoalisi. Belum A1," kata Adi, di Jakarta, kemarin.
Adi bahkan menilai, Gerindra kurang begitu antusias untuk berkoalisi dengan PKB. Selama ini, pihak yang sangat berambisi untuk koalisi dengan memasangkan Prabowo-Imin, hanya dari pihak PKB. Sedangkan Gerindra, terkesan cuek.
"Mungkin juga PKB ke-geer-an, seakan koalisi ini pasti terwujud. Seakan koalisi ini 1.000 persen terbentuk. Padahal, politikus Gerindra terkesan datar-datar saja menanggapinya," ucap dia.
Adi menganggap wajar, Gerindra maupun Prabowo tidak terlalu antusias untuk berkoalisi. Hal ini tak lepas dari keinginan PKB yang mematok syarat koalisi dengan mengusung Imin untuk mendampingi Prabowo. Padahal, dalam setiap survei, elektabilitas Imin masih jeblok.
"Termasuk PKB saat ini sedang terlibat konflik terbuka dengan PBNU dan keluarga Gus Dur jadi pertimbangan Gerindra," jelas Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) itu.
Benarkah PKB-Gerindra cuma main-main? Menanggapi itu, Wasekjen PKB Syaiful Huda, tidak terima. Kata Huda, jangankan ketum, di tingkat akar rumput saja, sudah serius mengawinkan Prabowo-Imin.Pengurus PKB dan Gerindra di tingkat provinsi terus melakukan pertemuan secara intens. Teranyar, Kamis, 30 Juni lalu. Pertemuan ini menjadi bukti koalisi Gerindra-PKB sudah serius hingga level daerah.
“Pertemuan tersebut menyepakati rencana-rencana kerja praksis seperti rencana lanjutan pertemuan formal antar DPC PKB dan DPC Gerindra se-Indonesia,” tegas Huda, kemarin.
Selama ini langkah koalisi Gerindra-PKB pun selalu seirama. Poin dari pertemuan Prabowo dan Imin beberapa waktu lalu khusus untuk mendetailkan rencana-rencana kerja koalisi.
"Kedua belah pihak tidak keluar dari kesepakatan. Jika dinilai terlalu menggebu-gebu, mungkin sekadar bentuk ekspresi atau cara pengungkapan saja,” jelas Ketua Komisi X DPR itu.
Huda memaklumi, saat ini ada pihak-pihak yang khawatir dari bersatunya Gerindra-PKB di Pilpres 2024. Sebab, PKB dan Gerindra, merupakan mesin partai yang saling melengkapi, nasionalis-religius.
“Wajar si ada yang khawatir dengan bertemunya PKB-Gerindra dalam kerangka koalisi, lalu mencoba mengagalkannya dengan segala cara,” beber legislator asal Jawa Barat itu.
Ketua Harian DPP Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad juga membantah, partainya tidak serius kawin dengan PKB. Meskipun belum deklarasi, Dasco memastikan, Gerindra dan PKB sudah sepakat untuk koalisi.
"Bener kok Gerindra dan PKB sudah sepakat untuk bekerja sama atau berkoalisi untuk bersama-sama menghadapi Pemilu 2024," terang Dasco, kemarin.
Terkait koalisi ini berat sebelah lantaran cuma PKB yang terlihat serius, Dasco hanya tersenyum dan memastikan kedua partai serius berkoalisi menghadapi Pilpres 2024. Hanya saja, saat ini partainya memang masih menunggu dan mematuhi anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART) terkait pencapresan dan pencawapresan.
Gerindra juga masih menunggu rapat pimpinan nasional yang akan diselenggarakan akhir Juli nanti, untuk menanyakan kepastian Prabowo nyapres.
"Saat ini, Prabowo Subianto baru diminta kesediaannya untuk dikukuhkan menjadi capres dari Gerindra melalui rapimnas, yang akan diselenggarakan pada akhir Juli 2022," imbuh dia.
Pengamat Politik dari Universitas Airlangga, Prof Kacung Marijan percaya, Gerindra dan PKB akan berkoalisi. Alasannya, Prabowo yang punya elektabilitas tinggi, perlu tiket untuk nyapres.
Sebab, Gerindra berdasarkan perolehan kursi legislatif, tidak bisa mengajukan Prabowo sebagai capres, tanpa menarik partai lain untuk berkoalisi.Menarik PKB sebagai mitra koalisi, lanjut Kacung, sebagai antisipasi dari kebuntuan rencana kerja sama antara Gerindra dengan PDIP. Menurutnya, Gerindra khawatir, bila nantinya PDIP mengusung Ganjar sebagai capres, bukan Puan Maharani.
"Kalau PDIP mencalonkan Ganjar, kan nggak mungkin gandeng Prabowo. PKB sepertinya tahu situasi itu. Jadi, PKB dan Gerindra sama-sama saling membutuhkan," kata Kacung.
Makanya, Gerindra menyiapkan skenario lain jika PDIP punya kandidat selain Prabowo. "PKB menjadi alternatif penting dari Gerindra. Dua-duanya berkepentingan untuk bisa mengusung calon, karena sama-sama tidak bisa berdiri sendiri," pungkas dia. (rm.id)
TangselCity | 8 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu