SBY Pasrahkan AHY Ke Paloh
JAKARTA - Pertemuan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Surya Paloh memunculkan beragam spekulasi terkait utak-atik pasangan capres-cawapres.
Salah satunya, ada yang menilai, pertemuan itu bisa saja menjadi arena SBY "memasrahkan" nasib putranya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Pilpres 2024 nanti, ke Paloh.
Benarkah demikian? Kita lihat saja...
Pertemuan SBY yang merupakan mantan presiden 2 periode dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat dengan Paloh yang Ketum NasDem itu, digelar di Gedung NasDem Tower, Menteng, Jakarta, Minggu (5/6) malam.
Dalam pertemuan ini, Paloh didampingi sejumlah pengurus pusat NasDem. Antara lain, ada Sekjen NasDem Johnny G Plate dan Ketua Badan Pemenangan Pemilu NasDem, Prananda Surya Paloh. Sementara SBY, ditemani AHY.
Pertemuan SBY-Paloh itu, berlangsung hampir 3 jam, dari pukul 19.00 hingga 22.00 WIB.
Dalam pertemuan itu, AHY dan Paloh kompak mengenakan kemeja berwarna biru kehitam-hitaman. Coraknya pun hampir mirip seperti ada lukisan bunga. Ada juga bintik-bintik sebesar biji kelengkeng.
Sedangkan SBY menggunakan batik lengan panjang berwarna cokelat gelap. Di belakang SBY, ada Sekjen Partai NasDem, Johnny G Plate yang mengenakan batik lengan panjang berwarna hitam.
Pertemuan ini tak keendus pas hari "H", tapi baru rame kemarin, begitu foto-foto pertemuan kedua tokoh bangsa itu, seliweran di media sosial. Adalah Ketua DPP Demokrat, Andi Arief yang membocorkan pertemuan SBY-Paloh itu melalui akun Twitter @Andiarief_, kemarin.
"Kunjungan balik Pak SBY atas kunjungan Surya Paloh di Amerika Serikat saat SBY berobat. Sebagai orang timur, layaknya begitu," cuit Andi.
Andi tak merinci pertemuan itu. Seperti apa pertemuan itu, dan apa yang dibicarakan dalam pertemuan itu? Plate lah yang membeberkannya.
Plate blak-blakan, awalnya pertemuan tersebut diselenggarakan secara diam-diam. Tidak mengundang media. Sangat tertutup.
"Pertemuan dua sahabat lama, Bang Surya Paloh dan Pak SBY, yang sebetulnya bersifat sangat privat," kata Plate, kemarin.
Plate mengatakan, pertemuan SBY-Paloh berlangsung hangat. Mereka saling memuji kondisi kesehatan masing-masing yang masih prima dan diberkahi.
"Banyak guyonan," ungkap Plate.
Suasana seperti itu tidak diada-adakan, tapi mengalir begitu saja. Karena SBY-Paloh memang sudah sahabatan sejak lama. Baik sebelum SBY jadi Presiden, setelah SBY jadi presiden, sampai SBY tak lagi jadi presiden.
Ngobrol yang serius, pasti juga. SBY-Paloh saling berbagi pandangan tentang kondisi bangsa dan perkembangan global.
Apakah bicara politik? Plate membenarkan ada pembahasan politik yang berkaitan dengan Pemilu 2024 dan Pilkada 2024.
"Sharing pandangan dan telaahan atas perkembangan situasi politik nasional, khususnya menjelang Pileg, Pilpres dan Pilkada Serentak 2024 yang harus dikelola dengan penuh tanggung jawab, agar berjalan dengan baik dan sukses," urai Plate.
Pertemuan SBY-Paloh tak hanya berlangsung di kursi tamu yang mewah, tapi geser ke kursi makan. SBY-Paloh makan malam bersama di Cafe NasDem Tower, tepatnya di Lt XV.
"Pak SBY bilang, makanannya sehat dan gurih," tutur Plate.
SBY-Paloh begitu menikmati makan malam tersebut, apalagi diselingi musik yang apik dan indah.
Selesai makan dan mendengarkan lagu, SBY pulang. Paloh melepas dengan penuh persahabatan.
Menutup penjelasannya, Plate berharap, pertemuan para tokoh dengan suasana penuh keakraban ini, terus dibudayakan dan dilestarikan.
"Ini wujud kesantunan budaya politik Indonesia. Ini menjadi hal yang sangat baik bagi demokrasi," kata Plate.
Dari kubu Demokrat, Hinca Panjaitan tidak menampik, dalam pertemuan SBY-Paloh ini, juga membahas soal politik. Salah satunya soal rencana koalisi Demokrat dengan NasDem.
“Tentu mereka akan mendiskusikan banyak hal tentang kehidupan berbangsa dan bernegara secara komprehensif,” ujar mantan Sekjen Demokrat itu.
Hinca memastikan, elite Demokrat bakal terus bersafari menyambut Pemilu 2024.
“Poinnya, silaturahmi para pemimpin-pemimpin nasional harus terus dilakukan, dengan siapa saja, mudah-mudahan itu mencairkan, bisa memberikan energi baru dalam rangka melanjutkan perjuangan ini,” kata dia.
Di luar NasDem dan Demokrat, pengamat politik coba menganalisis pertemuan SBY-Paloh ini. Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI), Djayadi Hanan menilai, pertemuan SBY-Paloh merupakan upaya memperkuat komunikasi politik yang sudah terjalin lama.
Dengan lugas, Djayadi menyebut pertemuan ini bisa saja menyolidkan duet Anies-AHY yang saat ini terus muncul. Anies kan selama ini selalu diasosiasikan ke NasDem, karena Anies terdaftar sebagai salah satu deklarator Nasdem sebelum jadi partai.
"Skenario Anies-AHY potensial, cukup kompetitif untuk Pilpres 2024 nanti," nilai Djayadi, kemarin.
Menurutnya, kekuatan Anies-AHY makin menjadi-jadi jika SBY berhasil menggandeng NasDem dan PKS.
"Salah satu skenario yang mungkin terjadi bila NasDem berkoalisi dengan Demokrat bersama PKS lalu mengusung pasangan Anies-AHY. Untuk saat ini, semua kemungkinan itu harus dibuka, karena arena dan aktor Pilpres 2024 masih sangat cair," beber dia.
Sementara, Pengamat Politik dari Universitas Airlangga, Prof Kacung Marijan berpandangan, duet Anies-AHY bukan barang baru.
Namun, mereka terkendala parpol. Yang pasti mendukung pasangan ini Demokrat dan PKS. Karena itu mereka mencari parpol lain untuk menambah kekuatan. Salah satunya NasDem.
"Bagaimanapun juga Anies-AHY tidak akan bisa maju kalau hanya dicalonkan NasDem dan Demokrat. Harus didukung oleh partai lain agar memenuhi syarat. Masalahnya, partai-partai lain itu setuju atau tidak," pungkas dia.
Dari sisi ini, Kacung menilai sangat wajar jika SBY memasrahkan AHY ke Paloh. Karena posisi Paloh akan sangat menentukan untuk menjadikan AHY sebagai pendamping Anies.
Meski berharap pada Paloh, Kacung menyarankan SBY untuk terus memantau segala manuver elit parpol. Jangan sampai gagal seperti terulang gagal mendorong AHY di Pilpres 2019.
Untuk diketahui, elektabilitas AHY lumayan tinggi. Dia sering masuk enam besar tokoh bakal capres yang elektabilitasnya tinggi.
Misalnya, dalam survei Indikator Politik Indonesia pada 14-19 April 2022, AHY berada di posisi kelima dalam hal elektabilitas dengan 3,2 persen.
Dia di bawah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Sementara itu, dalam survei Charta Politika pada 10-17 April 2022, AHY berada di posisi keenam dengan elektabilitas 3,4 persen di bawah Ganjar, Prabowo, Anies, Sandiaga, dan Ridwan Kamil.
Survei tersebut melibatkan 1.220 responden yang tersebar di seluruh Indonesia, margin of error plus minus 2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Maka, dengan modal seperti ini, AHY sangat punya kans masuk pasar Pilpres 2024. (rm.id)
Olahraga | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Olahraga | 22 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Kesehatan | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu