TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Cegah Kebakaran Kilang Terjadi Lagi

Pertamina Sudah Tambah CCTV Dan Penangkal Petir

Reporter: AY
Editor: admin
Sabtu, 08 April 2023 | 10:29 WIB
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati. (Ist)
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati. (Ist)

JAKARTA - PT Pertamina (Persero) memastikan program pencegahan insiden kebakaran di kilang terus dilakukan. Misalnya, di Kilang Balongan, perusahaan pelat merah itu sudah menambah penangkal petir dan kamera pengawas.

Pertamina akan mem­perkuat penerapan budaya HSSE (Health, Safety, Security, & Environment). Hal ini dilaku­kan untuk mencegah insiden kebakaran di kilang-kilang minyak, terulang lagi. Langkah ini diambil merespons terjadinya kebakaran pada dua aset milik Pertamina, dalam rentan waktu yang berdekatan.

Yakni, Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Plumpang, Jakarta Utara pada Jumat (3/4). Dan, disusul kilang Refinery Unit (RU) II Dumai, Provinsi Riau pada Sabtu (1/4) 2023..

Vice President (VP) Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso mengatakan, dengan terjadinya dua insiden tersebut, pihaknya terus melaku­kan evaluasi dan pengawasan.

Termasuk memperkuat lagi budaya HSSE, karena safety (ke­selamatan) harus menjadi con­cern semua pihak. Tidak hanya karyawan, tapi para mitra yang bekerja sama dengan Pertamina.

“Pada prinsipnya, Standar Operasional Prosedur (SOP) dan HSSE sudah ada di masing-masing subholding, yang disesuai­kan masing-masing operasional bisnis perusahaan,” ujar Fadjar saat berbincang dengan Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Group) di Balongan, Indra­mayu, Jawa Barat, Selasa (5/4).

Meski demikian, pihaknya tetap akan melakukan evaluasi SOP yang sudah ada, agar bisa dise­suaikan dan diperbaiki, sehingga lebih komprehensif. Termasuk melakukan benchmarking terkait pengamanan objek vital.

“Kami pahami kalau kilang-kilang yang dimiliki Pertamina sudah berumur. Ketika ada insiden, kami jadikan sebagai pembelajaran, penyebabnya juga kan berbeda,” kata Fadjar.

Ia menuturkan, belajar dari insiden yang terjadi di kilang RUVI Balongan pada Maret 2021, pihaknya telah melakukan berbagai improvement.

Misalnya, penambahan jum­lah Lightning Protection Sys­tems (LPS) alias penangkal petir. Karena salah satu penyebab kebakaran Balongan yang paling disorot saat itu terkait cuaca, yaitu petir.

Menurutnya, pemasangan LPS sebelumnya tidak sebanyak seka­rang. Setelah melakukan bench­marking, ternyata jumlah LPS di kilang lain lebih banyak.

Makanya, kami tambah LPS. Sekarang sudah dipasang di se­jumlah titik dan cukup memadai. Serta menambah kamera pengawas/CCTV (Closed Circuit Television)” katanya.

Tak hanya itu, modernisasi kilang juga dilakukan melalui revitalisasi dengan proyek Re­finery Development Master Plan (RDMP).

“Dua-tiga tahun terakhir, kami sedang revitalisasi kilang lewat RDMP. Yang terbesar, di Balik­papan,” ucapnya.

Berbagai peningkatan terse­but, juga dipastikan oleh Wakil Komisaris Utama Pertamina, Pahala Nugraha Mansury.

Dari pantauan Rakyat Merde­ka (Tangsel Pos Group) Pahala yang juga Wakil Menteri BUMNI ini mengun­jungi dua lokasi di Balongan.Yaitu RUVI Balongan dan In­tegrated Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Balongan yang lokasinya berdekatan.

Mantan bos Bank Mandiri ini meninjau fasilitas sarana dan opera­sional, serta command center yang ada di sekitar area kilang.

Ia menegaskan, bila ditemu­kan ada kelalaian dan hal lain­nya, manajemen harus menin­daklanjutinya.

“Jika ada kelalaian, dipastikan manajemen tidak ragu un­tuk membebastugaskan dan memberhentikan (karyawan),” katanya.

Kini, infrastruktur kilang dan Integrated TBBM Balongan siap mendukung Satuan Tugas Rama­dan dan Idul Fitri (Satgas RAFI) Pertamina 2023, yang mulai bertugas pada 1 April 2023.

Mengingat Integrated TBBM Balongan merupakan terminal terintegrasi antara BBM, LPG dan RUVI Balongan yang me­nyuplai BBM (Bahan Bakar Minyak) ke Terminal Plumpang.

“Setiap hari, dari sini mendis­tribusikan 3.185 KL (Kilo Li­ter) BBM ke SPBUdi wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat dan sekitarnya, sehingga siap dan bisa antisipasi arus mudik Idul Fitri,” ucapnya.

Pahala menambahkan, meskipun tren penggunaan BBM agak menurun, namun semua SPBUdi jalur mudik dipastikan siaga 24 jam, sehingga ketika ada kekurangan langsung dapat diisi.

“Pertamina juga telah menyiapkan berbagai inovasi pe­layanan selama mudik, seperti mobil yangki di SPBU. Serta SPBUModular yang ditempat­kan di titik-titik rawan kemacetan dan jalur baru,” katanya.

Terpisah, Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional, Taufik Aditiyawarman mengaku, pihaknya sudah membuat rencana jangka panjang untuk menjaga dan meningkatkan kehandalan kilang hingga tahun 2026.

Yakni dengan menggelon­torkan total estimasi biaya men­capai 2 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 29,8 triliun,” akunya saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR, di Jakarta, Selasa (4/4).

Pihaknya juga telah menem­puh berbagai upaya untuk meningkatkan kehandalan kilang sesuai standar internasional.

Dari sisi Operational Avail­ability, kata dia, sebagai salah satu parameter untuk monitor kehandalan kilang, Pertamina menggunakan Solomon sebagai benchmark kilang internasional.

Secara konsolidasian di tahun 2022, hasil benchmark Opera­tional Availability sesuai standar Solomon pada seluruh kilang Pertamina telah mencapai skor 96 persen, atau berada di atas rata-rata Global Refinery.

“Operational availability terus didorong demi meningkatkan produksi kilang,” katanya.

Karenanya, operational availability kilang terus ditingkatkan setiap tahun melalui program Over­haul, Turn Around dan Rejuvena­tion (Peremajaan).

“Termasuk peremajaan mate­rial dan peralatan secara berta­hap berdasarkan risiko, sehingga kehandalan kilang terus menin­gkat,” imbuhnya.

Penjelasan serupa disampai­kan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati. Menurut­nya, perbaikan secara berkelan­jutan penting untuk menjaga produksi kilang.

Nicke menerangkan, pasca insiden Balongan di tahun 2021, Pertamina telah melakukan audit oleh internasional auditor yang menggunakan Interna­tional Sustainability Rating System (ISRS) Level 9, yang digunakan oleh global practice.

Menurutnya, dari rekomenda­si hasil audit tersebut, Pertamina telah melakukan beberapa kegiatan prioritas untuk mencegah terjadinya potensi risiko terbesar di kilang. rm.id

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit