Jateng Sudah Miliki 818 Desa Wisata
Ganjar Terus Genjot Peningkatan Ekonomi Daerah
SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jateng, serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), melakukan sinergi untuk memajukan potensi desa wisata.
Hal itu dinyatakan saat Rapat Koordinasi Daerah dan Pleno TPAKD Se-Jawa Tengah, bertajuk 'Percepatan Pemulihan dan Perkembangan Ekonomi Jawa Tengah Melalui Kemandirian Ekonomi Desa' di Hotel Gumaya, Kota Semarang pada Kamis (27/4).
Rapat tersebut dihadiri langsung oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Menparekraf Sandiaga Uno, jajaran TPAKD dan OJK Jateng.
Ganjar menyampaikan, hingga tahun 2023, Jateng memiliki 818 desa wisata yang telah berjalan. Jumlah tersebut meningkat sejak tahun 2018 sebanyak 229 desa, 2019 sebanyak 353 desa, 2020 sebanyak 633 desa, dan 2021 sebanyak 717 desa.
"Sudah ada contoh-contoh bagus dari sisi pembangunan desa wisata, ekonomi kreatif, UMKM, terus ada sukses dari sisi inklusifitas keuangan termasuk literasinya," ujar Ganjar usai rapat.
Lebih lanjut Ganjar memaparkan, sejak tahun 2013 hingga tahun 2022, Pemerintah Provinsi Jateng telah merealisasikan bantuan keuangan untuk pemerintah desa senilai Rp7.786.324.463 di 140.237 titik lokasi.
Tak hanya itu, pada tahun 2022, Jateng juga menjadi provinsi dengan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk UMKM terbesar se-Indonesia dengan nilai Rp55,27 triliun. Capaian tersebut membuat ekonomi daerah, khususnya ekonomi desa semakin mandiri.
"Sekarang desa-desa yang cukup berhasil, UMKM cukup berhasil, usaha-usaha lainnya di level lokal yang cukup berhasil, itu kita tampilkan agar yang lain tinggal meniru saja," kata Ganjar.
Sementara itu, tingkat literasi keuangan Jateng pada tahun 2022 juga meningkat di atas 50 persen, yakni 51,69 persen. Angka tersebut meningkat dari tahun 2019 yang hanya 47,38 persen.
Tingkat inklusi keuangan Jateng juga turut meningkat di tahun 2022 yang berada di angka 85,97 persen. Capaian tersebut meningkat dari tahun 2019, yakni 65,71 persen.
"Karena literasi sudah di atas 50 persen, maka ini PR untuk ditingkatkan. Tapi inklusifitasnya kita cukup tinggi, sudah di atas 80 persen," jelas Ganjar.
Dengan banyaknya peningkatan tersebut, Ganjar mengharapkan desa wisata di Jateng bisa bertambah dan terus mengoptimalkan potensi daerah. Hal itu, kata Ganjar, juga harus dibarengi dengan UMKM yang selama ini menjadi andalan ekonomi kerakyatan.
"Maka ini kita harapkan menjadi satu indikator bahwa di usaha kecil menengah, terus kemudian desa wisata atau usaha lain, bisa di gaspol dengan mandiri," ucap Ganjar. (RM.id)
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Lifestyle | 8 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu