TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Kabarnya Mau Umumkan Capres Bareng

Airlangga-Zulhas Bikin Poros Baru Ya

Laporan: AY
Minggu, 28 Mei 2023 | 08:55 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

JAKARTA - Calon kontestan yang akan memperebutkan kursi RI 1 dan RI 2 di Pilpres 2024, berpeluang bertambah menjadi 4 paslon. Pendatang baru yang akan membentuk poros baru itu adalah Ketum Golkar Airlangga Hartarto yang akan berpasangan dengan Ketum PAN Zulkifli Hasan. Kabarnya, kedua politisi yang menjabat sebagai menteri itu, akan umumkan bareng soal capres-cawapres. Benarkah poros ini akan menduetkan Airlangga-Zulhas? Kita lihat saja...

Setelah melakukan penjajakan dengan berbagai partai dan capres, Golkar dan PAN mulai menunjuknan gelagat akan jalan sendiri.

Awalnya, ide duet Airlangga-Zulhas ini dibeberkan Wakil Ketua Umum DPP PAN Yandri Susanto. Kata dia, dalam rapat internal yang dilakukan partainya, muncul opsi untuk membentuk poros baru, yakni mengusung duet Airlangga-Zulhas.

"Ada pandangan, daripada merapat ke Prabowo Subianto atau Ganjar Pranowo, lebih baik bikin poros baru. Ternyata itu direspon internal," ujar Yandri.

Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Mauladi membenarkan hal itu. Bahkan, kata dia, bosnya bersama Airlangga akan segera mengumumkan capres bersama-sama. Terkait waktunya, kata Viva, masih tentatif.

"Golkar dan PAN akan mengumumkan nama pasangan calon dalam beberapa pekan ke depan,” kata Viva, saat dikonfirmasi Rakyat Merdeka, kemarin.

Benarkah keduanya bakal maju sebagai capres-cawapres? "Soal itu, Bang Zul (Zulkifli Hasan) sendiri yang akan mengumumkan capres dari PAN. Biar tidak penasaran, nanti akan diumumkan oleh beliaunya (Airlangga) secara langsung ya," tambahnya.

Hal senada juga disampaikan Ketua DPP Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily. Menurutnya, wacana soal duet Airlangga-Zulhas akan segera terjawab dalam waktu dekat.

"Pasangan AH (Airlangga Hartarto)-Zulhas pasti akan dibahas antara Ketum AH dan Ketum Zulhas," ucap Ace.

Dengan tetap berkoalisi dan mengusung Airlangga menjadi capres, lanjut Ace, membuktikan bahwa Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) belum bubar. Sebab, keinginan partai untuk mengusung kader dari internal KIB sesuai dengan kesepakatan awal.

"Hal ini menunjukkan bahwa KIB yang sekarang antara Golkar dan PAN masih solid," tegas Wakil Ketua Komisi VIII DPR itu.

Untuk diketahui, poros baru yang akan dibentuk Golkar-PAN sudah cukup untuk memenuhi ambang batas pencapresan sebesar 20 persen kursi legislatif atau 25 persen suara sah nasional. Total gabungan jumlah kursi Golkar dan PAN adalah 129 kursi atau 22,43 persen jumlah total kursi di parlemen. Partai Golkar memiliki total kursi parlemen 85 atau sebesar 14,78 persen. Sedangkan, PAN memiliki 44 kursi atau 7,65 persen jumlah total kursi di parlemen.

Rektor Universitas Paramadina, Prof Didik Junaidi Rachbini menyambut baik soal poros baru Airlangga-Zulhas. Menurutnya, dengan berani maju mengusung kader sendiri, maka Golkar dan PAN bisa mendongkrak elektabilitas partainya di 2024.

"Maka salah satu cara untuk meraih penambahan kursi, ya berkiprah langsung dalam Pilpres dan bukan mengekor," ucap Prof Didiek saat dihubungi Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Grup), kemarin.

Mantan anggota DPR dari PAN ini tidak mempermasalahkan bila elektabilitas keduanya masih kecil. Lagipula, dari 3 kontestan yang ada saat ini, semuanya belum berpeluang menang dalam 1 putaran.

"Kalau partai tengah mengekor, maka akan mandek, kalau partai besar Golkar mengekor, maka tunggu kemerosotannya," terang Prof Didiek.

Untuk diketahui dalam berbagai survei, elektabilitas Airlangga maupun Zulhas masih belum memuaskan. Airlangga kalah jauh dengan Prabowo, Ganjar dan Anies. Begitu pun di bursa cawapres, Zulhas kalah pamor dari Sandiaga Uno, Ridwan Kamil maupun Erick Thohir.

Dalam Survei Indikator Politik Indonesia (IPI), Minggu 26 Maret lalu,  elektabilitas Airlangga berada di angka 0,9 persen. Hasil yang tidak kalah jauh juga terlihat dari riset Lembaga Survei Indonesia (LSI),  elektabilitas Airlangga mencapai 2,7 persen. Sementara Zulhas berdasarkan survei Poltracking, elektabilitasnya di bursa cawapres hanya 0,5 persen

Akan keduanya tetap ngotot untuk maju? Direktur Eksekutif Trias Politik Strategis Agung Baskoro menduga, alasan keduanya maju tidak berdasarkan elektabilitas personal. Misalnya Airlangga, kata dia, keputusan untuk nyapres didasarkan pada masalah internal Golkar.

"Kepastian mendapatkan tiket Pilpres, baik sebagai capres atau cawapres menjadi harga mati. Mengingat, posisinya (Airlangga) sebagai ketum dipertaruhkan," nilai Agung kepada Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Grup) kemarin.

Apalagi sebelum Golkar merajut KIB, gonjang-ganjing soal posisi Airlangga di internal menghangat. Dikarenakan naik-turunnya elektabilitas suara partai beringin. Ditambah lagi, aihan elektoral Airlangga, baik sebagai capres atau cawapres yang kurang memadai dibandingkan nama-nama lainnya.

"Sehingga ketika sekarang KIB bubar di tengah jalan, sebagai ekses politik PPP merapat ke PDIP, otomatis posisi tawar Airlangga melemah. Baik di internal Golkar maupun di eksternal. Karena Golkar praktis tinggal mengharapkan PAN agar tak juga menyeberang ke poros lainnya," beber dia.

Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno menyampaikan analisis mengenai peluang duet Airlangga-Zulhas. Ia membeberkan poin plus dan minusnya wacana duet Airlangga-Zulhas ini. "Keuntungannya (duet Airlangga-Zulhas) sederhana karena bisa dipastikan suara pileg PAN dan Golkar itu akan naik secara signifikan," ujar Adi. (RM.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo