TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Yakin GDP Indonesia Bisa Capai 30.300 Dolar AS

Jokowi Bawa Kapal Besar RI Jadi Ekonomi 5 Besar Dunia

Oleh: Farhan
Jumat, 16 Juni 2023 | 08:18 WIB
Foto : Setpres
Foto : Setpres

JAKARTA - Pemerintah memiliki target besar dalam program Indonesia Emas pada 2045. Targetnya, Indonesia bakal menjadi negara dengan kekuatan ekonomi lima besar dunia.

Hal itu dikatakan Presiden Jokowi dalam acara Rencana Pemerintah Jangka Panjang Na­sional (RPJPN) Indonesia Emas di 2045, di The Ballroom, Dja­karta Theater, Jakarta, kemarin.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengakui, target tersebut tidak mudah dicapai. Butuh keterlibatan banyak pihak agar terciptanya lompatan tinggi.

“Sekali lagi, bawa kapal besar Indonesia mencapai cita-cita Indonesia Emas 2045 jadi lima besar ekonomi dunia, peluang­nya ada,” ujar Jokowi.

Menurut Jokowi, Indonesia memiliki peluang sebagai negara dengan perekonomian yang kuat. Bahkan, pendapatan per kapita masyarakat Indonesia diperkira­kan bisa tembus 23.000 dolar AS hingga 30.300 dolar AS, atau sekitar Rp 340 juta hingga Rp 444 juta per tahun pada 2045.

Diakui Jokowi, untuk menca­pai Indonesia Emas 2045 dibu­tuhkan smart leadership, smart execution, dan strong leadership yang pandai mencari solusi dan punya nyali.

Jokowi menyebut, saat ini Produk Domestik Bruto (PDP) Indonesia mencapai 5.030 dolar AS. Dengan lonjakan jumlah GDP tersebut, tingkat kemiskinan pada Indonesia Emas 2045 diper­kirakan capai 05-0,8 persen.

Itu lompatannya. Tingkat kemiskinan sekarang meski sudah single digit di angka 9,57 persen, tapi tetap angka itu masih tinggi. Ini bukan hal mudah, bukan hal yang gampang,” jelasnya.

Eks Wali Kota Solo ini juga mengatakan, pada 2030 Indonesia akan menghadapi fenomena bonus demografi yang terjadi satu kali dalam peradaban bangsa. Pada saat itu, Jokowi memperkirakan total penduduk Indonesia tumbuh 68,3 persen dari total penduduk berusia produktif.

Fenomena ini bisa menjadi bencana bagi Indonesia jika Pemerintah tidak bisa mengelo­lanya. Jika pengelolaan tidak bisa dilakukan dengan baik, akan terjadi lonjakan pengang­guran karena sempitnya lapangan pekerjaan.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, Pemerintah menekankan pentingnya Indonesia memi­liki sumber energi murah untuk menopang pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

“Sesuai arahan Bapak Presi­den, untuk menjadi negara maju kita harus punya energi yang murah. Ketersediaan sumber energi menjadi sangat penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi,” kata Airlangga.

Menurut Ketua Umum Partai Golkar ini, selain penyediaan energi murah, dari sektor pen­didikan, Presiden juga meminta ada strategi besar yang memberi­kan penekanan pada pendidikan vokasi.

Sedangkan dari sektor indus­tri, Airlangga bilang, Presiden meminta kontribusi manufaktur yang saat ini 18 persen terhadap perekonomian dapat meningkat menjadi 20 persen pada 2045.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Indonesia bisa menjadi kekuatan ekonomi baru dalam lima tahun mendatang menyusul China dan India.

Luhut optimistis, Indonesia bisa menyusul China dan India berkaca dari nasib industrial policy yang juga mulai berkem­bang. Terlihat dari proteksionisme yang dilakukan negara-negara berkembang saat ini, yang dulunya sempat dilakukan oleh negara-negara maju.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo