TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Setelah AHY-Puan Ketemu Di GBK

SBY Mimpi Naik Kereta Bareng Jokowi Dan Mega

Laporan: AY
Selasa, 20 Juni 2023 | 09:00 WIB
Foto ; Ist
Foto ; Ist

JAKARTA - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) nampaknya begitu senang dengan pertemuan Ketua DPP PDIP Puan Maharani dengan putranya yang juga Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). 

Sehari setelah pertemuan Puan-AHY, SBY yang merupakan Presiden ke-6 RI nge-tweet soal mimpi naik kereta bersama Jokowi yang merupakan Presiden ke-7 RI dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang merupakan Presiden ke-5 RI, dibelikan tiket oleh Presiden ke-8 RI yang nanti akan terpilih di Pilpres 2024. Apa maksud mimpi SBY ini? Apakah akan terwujud?

Ada empat cuitan yang dibuat SBY di akun twitter @SBYudhoyono, kemarin.

"Saya bermimpi, di suatu hari Pak Jokowi datang ke rumah saya di Cikeas untuk kemudian bersama-sama menjemput Ibu Megawati di kediamannya. Selanjutnya kami bertiga menuju Stasiun Gambir," tulis SBY, di cuitan pertama.

Di cuitan kedua, ada sosok lain dalam mimpi SBY. Yaitu Presiden ke-8 RI, yang nanti akan menggantikan Jokowi. Namun, SBY tidak menyebut nama Presiden ke-8 yang dia maksud.

“Di Stasiun Gambir, sudah menunggu Presiden Indonesia ke-8 & beliau telah membelikan karcis Kereta Api Gajayana ke arah Jawa Tengah & Jawa Timur. Karena masih ada waktu, sejenak kami berempat minum kopi sambil berbincang-bincang santai,” tulisnya.

Di cuitan ketiga, SBY menceritakan suasana perjalanan naik kereta dalam mimpinya itu. Dalam perjalanan ini, Presiden ke-8 yang ada di cuitan kedua SBY tidak diceritakan lagi.

“Setelah itu, kami bertiga naik Kereta Api Gajayana yang siap berangkat ke tujuan. Di perjalanan, kami menyapa rakyat Indonesia dengan hangat. Rakyat yang pernah kami pimpin dengan penuh kesungguhan hati. Memimpin bangsa yang tak pernah sepi dari tantangan,” tulis mantan Ketua Umum Partai Demokrat ini.

Sedangkan di cuitan keempat, SBY menutup dengan menceritakan tujuan masing-masing dari perjalanan kereta itu.

"Sampai di Solo, Pak Jokowi dan saya turun dari kereta. Pak Jokowi kembali ke kediamannya, saya terus ke Pacitan dengan bus. Sedangkan Ibu Megawati melanjutkan perjalanan ke Blitar untuk berziarah ke makam Bung Karno," tutup SBY.

Sehari sebelum SBY menceritakan mimpi itu, Puan dan AHY melakukan pertemuan di Kawasan Gelora Bung Karno, Senayan. Dalam pertemuan, Puan dan AHY begitu mesra. Bahkan, Puan menyebut, keduanya seperti kakak-adik.

Ketua DPP Demokrat Kamhar Lakumani meyakini, mimpi SBY itu semangat rekonsiliasi dalam bingkai silaturahmi politik kebangsaan. "Dalam situasi seperti sekarang ini, ini menjadi sangat penting dan relevan," ucapnya, kepada Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Grup), kemarin.

Dia menerangkan, problematika kebangsaan tengah dihadapi akibat tensi politik yang meninggi menjelang Pilpres 2024. Makanya, silaturahmi politik di level elite menjadi penting. Tujuannya untuk menciptakan suasana yang kondusif, teduh, dan menyejukkan.

"Kita tak ingin mengulang kembali dinamika politik dalam tensi yang terlalu tinggi dan panas. Jika kembali berulang, bukan tidak mungkin akan melampaui daya tenggang kita sebagai bangsa yang pada gilirannya merobek tenun kebangsaan," jelasnya.

Sedangkan Wasekjen Partai Demokrat Jansen Sitindaon menilai, mimpi SBY itu tidak berkaitan dengan arah pencapresan di 2024. Jansen memaknai mimpi SBY sebagai kebersamaan dari para pemimpin RI. Berdasarkan mimpi itu, Jokowi akan mengakhiri pemerintahannya dengan baik dan berkumpul dengan presiden lainnya dengan rukun. "Pada akhirnya semua akan guyub, rukun, dan damai," ucap Jansen.

Politisi senior PDIP Hendrawan Supratikno menyambut positif mimpi SBY ini. Hendrawan meyakini, mimpi SBY itu menandakan harapan dan niat yang tulus dari seseorang yang pernah memimpin negara.

Dia pun berharap, suatu saat, mimpi SBY itu terwujud. "Presiden ke-5, ke-6 dan ke-7 kumpul, bicara soal negara bangsa, tentu akan menyejukkan. Tinggal cari waktu yang tepat," ucap Hendrawan, kepada Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Grup), kemarin.

Hendrawan teringat dengan gebrakan mantan Ketua MPR Taufiq Kiemas yang pernah mengumpulkan seluruh Presiden RI yang masih hidup. "Dulu almarhum Bapak Taufiq Kiemas pernah buat acara Peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni di MPR. Semua Presiden yang masih hidup atau sehat, tampil berpidato," ucapnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo