Pernah Kena Gejala Awal Heat Stroke, Prof. Tjandra Sarankan 4 Hal Ini Untuk Jemaah Haji
JAKARTA - Pelaksanaan ibadah haji tahun ini, telah memasuki masa wukuf di Padang Arafah, dengan cuaca yang terhitung amat panas. Di atas 40 derajat Celcius.
Dalam beberapa hari ke depan, jemaah haji akan tinggal (mabit) di Mina.
Di tengah cuaca terik ini, jemaah diminta agar tidak terkena heat stroke. Kalau tidak ditangani dengan baik, heat stroke bisa berakibat penyakit berat. Bukan tidak mungkin, fatal akibatnya.
Terkait hal tersebut, mantan Direktur WHO Asia Tenggara membagikan pengalamannya, saat bertugas sebagai Tenaga Kesehatan Haji dan bertugas di klinik di Mekkah, pada tahun 1989 atau 34 tahun lalu. Ketika itu, Prof. Tjandra mengalami gejala awal heat stroke.
Waktu itu, klinik tersebut masih bernama Poliklinik Medik Darurat (PMD). Meski faktanya, Indonesia juga punya puluhan tempat tidur rawat inap di gedung beberapa lantai di daerah Aziziyah.
"Suhu udara panas sekali ketika itu, sekitar 45 derajat Celcius. Saya ingat, kalau jalan dari poliklinik yang ber- AC, ke ruang makan yang merupakan bangunan terpisah, kami harus lewat udara terbuka. Rasanya, seperti disemprot knalpot panas," papar Prof. Tjandra.
Di Arafah, cuacanya juga sangat panas. Ketika itu, tidak ada tenda ber-AC.
"Di pagi hari Arafah, saya sudah siap kerja di tenda klinik yang tentunya panas. Sekitar jam 10.00 pagi, saya mulai merasa agak melayang, pusing. Suhu tubuh panas sekali. Saya terpaksa berbaring di lantai tenda. Itu rupanya gejala awal heat stroke," ungkap Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI/Gutu Besar FKUI itu.
Teman sesama dokter, segera bertindak untuk mendinginkan tubuh Prof. Tjandra, dengan kain ihrom basah dan semprotan air. Waktu itu, pengetahuan klinik memang belum sebaik sekarang.
Berangkat dari pengalamannya, Prof. Tjandra menyarankan empat hal penting, terhadap jemaah kita yang mulai mengalami gangguan kesehatan di Arafah dan Mina. Berikut rinciannya:
1. Pindahkan ke tempat dingin atau ruangan ber- AC.
2. Turunkan suhu tubuh dengan kompres atau air.
3. Monitor ketat keadaan kesehatan dan suhu tubuh pasien.
4. Segera berkonsultasi ke petugas kesehatan yang ada.
Penanganan oleh petugas kesehatan, sangat tergantung status klinis pasiennya. Apalagi, kalau pasien sudah sampai kehilangan kesadaran, gangguan pernapasan, serta gangguan hemodinamik," jelas Prof. Tjandra.
Terpenting, jemaah haji harus mencegah, agar tidak terkena heat stroke. Antara lain, dengan menghindari aktivitas yang tidak perlu di luar ruangan/tenda di Arafah dan Mina.
Pastikan, tubuh cukup terhidrasi. Minumlah dalam jumlah yang cukup banyak. Kalau terpaksa keluar, gunakan pakaian yang cerah, longgar, dan bila mungkin di tempat yang agak teduh.
"Semoga, jemaah haji Indonesia dan negara lain, dapat menjalankan puncak ibadah haji dalam beberapa hari ini dengan baik, dan dalam keadaan sehat. Insya Allah, mendapat haji mabrur," pungkas Ketua Team Pengawasan dan Pengendalian (WasDal) Kesehatan Haji tahun 2014.
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu