Ancam Tembak Pilot Susi Air
Teroris Papua Kebanyakan Caper
PAPUA - Ancaman Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) akan mengeksekusi pilot Susi Air, Philips Mark Methrtens, 1 Juli kemarin, tak terbukti. Teroris Papua tersebut ternyata kebanyakan caper alias cari perhatian. Sebab, ancaman itu dilayangkan KKB kelompok Jefry Pagawak. Sementara yang menyandera pilot Susi Air adalah kelompok Egianus Kogoya.
Kepala Satgas Ops Damai Cartenz Faizal Ramadhani memastikan, ancaman eksekusi terhadap pilot Susi Air oleh Jefry Pagawak hanyalah gertakan belaka. Sebab, Jefry Pagawak tidak punya kendali terhadap Philips.
"Kelompok KKB di Papua ini ada banyak. Nah, di antara kelompok-kelompok itu, yang melontarkan ancaman pembunuhan adalah kelompok lain. Bukan kelompok Egianus Kogoya," ungkap Faizal, kemarin.
Faizal menerangkan, KKB pimpinan Jefry Pagawak berasal dari Intan Jaya, Papua Pegunungan. Jefry mengunggah video ancaman pembunuhan terhadap pilot berkebangsaan Selandia Baru itu lewat akun berinisial NT.
"Yang meng-upload ultimatum ancaman pembunuhan pilot tersebut justru dari kelompok yang lain lagi dengan menggunakan akun atas nama NT. NT merupakan kelompok dari Intan Jaya," ungkapnya.
Menurut Faizal, saat ini ada beberapa kelompok KKB yang tengah caper, memaksimalkan momentum dari penyanderaan Pilot Susi Air melalui pemberitaan, seperti yang dilakukan Jefry Pagawak. Padahal, Pagawak tengah sedang berada di Papua Nugini. Pagawak menjadi sudah lama menjadi buronan Satgas Ops Damai Cartenz.
"Yang bersangkutan ada dalam pantauan Polri. Kami akan segera melakukan tindakan penegakan hukum. Dan akun NT yang meng-upload ultimatum tersebut adalah residivis, karena tahun lalu pernah ditangkap dan baru saja bebas beberapa bulan lalu," terang Faizal.
Dari hasil penyelidikan Satgas Ops Damai Cartenz, Philips dalam kondisi sehat. Faizal berharap, kesehatan Philips terus terjaga dalam keadaan aman. Sampai saat ini, negosiasi pembebasan Philips terus berjalan.
Panglima Kodam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Izak Pangemanan mengamini, Philipss dalam kondisi sehat. Izak memastikan, personel TNI dan Polri terus mengedepankan upaya negosiasi untuk membebaskan Philips dari tawanan KKB.
Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri telah meminta bantuan keluarga Kogoya untuk membantu membebaskan Philipss. Selain itu, Fakhiri juga meminta bantuan tokoh masyarakat dan agama setempat agar sandera segera dibebaskan.
"Berbagai upaya dilakukan untuk membebaskan sandera dalam keadaan selamat dari tangan KKB. Kami berharap, dengan dilibatkannya berbagai pihak, dapat membantu proses pembebasan pilot itu," katanya.
Pakar Intelijen dan Terorisme Stanislaus Riyanta menjelaskan alasan teroris Papua caper. Kata dia, jumlah KKB. Masing-masing kelompok ingin memperlihatkan eksistensi masing-masing. Salah satunya, dengan menebar ancaman.
"Ketika ada satu kelompok yang mempunyai peluang, sangat mungkin kelompok lain menumpang untuk memperoleh manfaat dari peluang tersebut. Jadi, kebutuhan eksistensi memang kuat, dilakukan dengan cara apa pun," ulasnya, tadi malam.
Mengenai upaya pembebasan Philips, kata dia, cara yang paling rasional adalah negosiasi, dengan mempertimbangkan banyak hal. Kata Stanislaus, negosiasi dilakukan untuk kepentingan keselamatan pilot, bukan untuk menempatkan KKB setara dengan Pemerintah. Apalagi dengan memenuhi tuntutan berupa tebusan.
"Dialog dengan tokoh Papua yang mempunyai akses terhadap kelompok penculik harus dilakukan sebagai upaya mengutamakan keselamatan. Di sisi lain, marwah negara juga perlu dijaga. Untuk hal ini, tentu TNI/Polri dan perangkat intelijen sudah tahu bagaimana caranya," ucap Stanislaus.
Di dunia maya, warganet nampak sudah jengkel dengan aksi KKB. Mereka pun mengusulkan, agar TNI/Polri menerjunkan pasukan khusus untuk menumpas KKB ini.
"Ditumpas, bukan dituruti kemauannya. Ngelunjak nanti," cuit @wibisonoaji2. "Basmi," sahut @Bank_Aconk.
Sementara, akun @jwindria yakin betul semua kelompok KKB tidak akan berani mengganggu keselamatan Philips. “Mereka nggak akan berani menghilangkan nyawa pilot tersebut, karena akan jadi mudah dianggap teroris, bukan pejuang," tulisnya.
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Lifestyle | 12 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu